Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Senin (15/2). K | NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO

Ekonomi

Perusahaan Batu Bara Revisi Target Produksi

Realisasi produksi batu bara per 13 April 2021 tercatat mencapai 151,28 juta ton.

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan target produksi batu bara pada tahun ini dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton. Kebijakan pemerintah tersebut membuat beberapa perusahaan batu bara menyiapkan revisi rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB).

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyampaikan, kenaikan target produksi disambut positif oleh para perusahaan batu bara. Hal ini sejalan dengan kondisi perbaikan harga batu bara secara global dan upaya perbaikan ekspor.

"Ada beberapa perusahaan yang telah dan akan mengajukan proposal revisi RKAB ke pemerintah. Hal ini didorong oleh kondisi harga yang sedang membaik sehingga pelaku usaha mencoba memaksimalkan produksi," ujar Hendra saat dihubungi Republika, Selasa (13/4).

 
Sampai saat ini belum ada perubahan panduan 2021. Target produksi batu bara Adaro Energy 2021 adalah 52-54 juta ton.
Head Of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira
 

Hendra mengatakan, kenaikan target produksi tersebut juga seiring dengan perbaikan kondisi manufaktur di negara tujuan ekspor batu bara. Hal ini tecermin dari Purchasing Manager Index (PMI) negara-negara tersebut yang berada di level positif.

"Selain itu, membaiknya perekonomian dari negara-negara tujuan ekspor batu bara juga didorong dengan berjalan lancarnya proses vaksinasi. Maka, ada potensi permintaan ekspor pada 2021 akan lebih meningkat dibandingkan 2020," ujar Hendra.

Keputusan penambahan target produksi batu bara berdasarkan Keputusan Menteri ESDM  Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2021. Dalam keputusan menteri (kepmen) tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan tambahan produksi bukan untuk kebijakan domestic market obligation (DMO) namun untuk tambahan ekspor para perusahaan batu bara. Salah satu alasan pemerintah memberikan tambahan produksi tersebut agar perusahaan batu bara dapat memiliki kesempatan melakukan ekspor lebih besar.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi produksi batu bara per 13 April 2021 tercatat mencapai 151,28 juta ton. Sedangkan untuk realisasi DMO telah mencapai 19,5 juta ton dan realisasi ekspor mencapai 73,46 juta ton.

photo
Suasana saat pekerja beraktivitas di tempat penumpukan sementara batu bara, Muarojambi, Jambi, beberapa waktu lalu. - (Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO)

BUMN yang bergerak di pertambangan batu bara, PT Bukit Asam (PTBA) masih melakukan konsolidasi internal terkait besaran tambahan produksi tahun ini. Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie menyampaikan, dengan adanya penetapan dari pemerintah soal kenaikan target produksi, pihaknya akan menyesuaikan target produksi pada tahun ini.

"Proyeksi kenaikan tidak akan berbeda jauh dari target produksi sebelumnya yang sebanyak 29,5 juta ton," ujar Apollo.

Apollo menyampaikan, perseroan masih akan melakukan konsolidasi internal terkait besaran tambahan produksi. Setelah itu, baru perusahaan akan mengajukan revisi RKAB.

"Saat ini penyesuaian target masih dalam proses internal untuk kemudian diajukan ke Kementerian ESDM," ujar Apollo.

Meski pemerintah menaikkan target produksi, PT Adaro Energy Tbk belum berencana melakukan perubahan panduan produksi pada tahun ini. Head Of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, sampai saat ini Adaro masih memakai panduan yang telah ditetapkan perusahaan terkait produksi.

"Sampai saat ini belum ada perubahan panduan 2021. Target produksi batu bara Adaro Energy 2021 adalah 52-54 juta ton," ujar Febriati.

Febriati menilai, kondisi usaha tambang pada tahun ini masih penuh tantangan. Adaro pun berusaha tetap menjaga performa perseroran baik dari sisi operasional maupun keuangan.

"Adaro telah memiliki kontrak dengan para customer dan akan memenuhi kebutuhan sesuai kontrak. Walau terus menghadapi tantangan untuk beberapa tahun ke depan, kami tetap yakin bahwa fundamental sektor batu bara dan energi di jangka panjang tetap kokoh terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia," ujar Febriati.

Febriati menyampaikan, pasar global batu bara juga masih bergerak dinamis. Pergerakan harga batu bara masih menjadi perhatian khusus bagi perusahaan. Untuk bisa menjaga stabilitas operasional, perusahaan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana perusahaan.

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," ujar Ira.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat