Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah) bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kiri) berbincang dengan pedagang sayur saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Kosambi, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/4). | ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Ekonomi

Pemerintah Jamin Pasokan Pangan Aman

Harga cabai rawit mulai bergerak turun ke level Rp 70 ribu per kilogram.

 

JAKARTA – Pemerintah optimistis pasokan pangan dalam kondisi aman memasuki periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menyatakan, tiga komoditas pangan strategis yang dipenuhi lewat stok impor dipastikan mencukupi kebutuhan pasar. Seiring pasokan yang memadai, diharapkan harga juga akan tetap stabil.

"Tiga komoditas yang impor ada bawang putih, daging sapi dan kerbau, juga gula. Ini sudah dimonitor dan terus realisasi sampai sekarang," kata Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi dalam Forum Merdeka Barat, Senin (12/4).

 
Semua barang bisa dibilang stabil bahkan (harganya) menurun.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi
 

Agung mengatakan, hingga Mei 2021, pasokan bawang putih impor yang masuk ditargetkan sebanyak 202 ribu ton. Sementara itu, pasokan daging sapi dan kerbau 111 ribu ton serta gula 700 ribu ton. Agung menilai, pasokan itu sudah mencukupi untuk rata-rata kebutuhan masyarakat hingga Lebaran mendatang.

"Target kami ini masuk sampai Mei dan akan dipenuhi. Kami optimistis," ujarnya.

Agung menegaskan, sejauh ini pemerintah tidak memberikan hambatan untuk pasokan pangan yang memang diperlukan tambahan impor. Teknis perizinan impor serta jadwal kedatangan telah diatur oleh Kementerian Perdagangan bersama para importir.

Lebih lanjut, ia menuturkan, upaya pengendalian pangan sudah dilakukan berbulan-bulan sebelumnya. Pasokan-pasokan pangan yang dapat diproduksi di dalam negeri telah dimobilisasi sembari memastikan impor pangan masuk sesuai jadwal.

Menurutnya, Kementan juga terus melakukan pemantauan rutin di seluruh daerah setiap pekan. Dengan begitu, gejala kenaikan harga yang terlihat bisa diatasi secara cepat. Antisipasi dini dapat mencegah adanya kelangkaan pangan yang bisa membuat gejolak harga.

"Kami menjaga supaya tidak terjadi kelangkaan. Kita hindari itu karena kami tidak ingin menjadi seperti pemadam kebakaran, terjadi kenaikan harga baru ribut," katanya.

photo
Pedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/4). Menjelang Ramadhan, harga pangan mulai merangkak naik, salah satunya daging ayam mengalami kenaikan dari harga Rp 35 ribu per ekor menjadi Rp 45 ribu per ekor. - (Republika/Thoudy Badai)

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, stok bahan pangan strategis dipastikan aman dengan harga yang terjangkau. Ia optimistis, Ramadhan tahun ini akan dilalui tanpa gejolak ketersediaan dan harga pangan.

"Semua barang bisa dibilang stabil bahkan (harganya) menurun," kata Lutfi.

Lutfi mengatakan, pihaknya terus melakukan pengecekan di Pasar Induk Kramat Jati karena menjadi barometer pergerakan harga pangan secara nasional. Menurut dia, jika stabilitas harga di Pasar Induk Kramat Jati bisa dijaga, dipastikan harga di tingkat pasar eceran ikut stabil.

Untuk komoditas pangan yang diproduksi dalam negeri, ia mencontohkan, harga bawang merah stabil pada level Rp 18 ribu hingga Rp 21 ribu per kg. Begitu pula dengan harga bawang putih yang turut stabil.

Sementara itu, cabai rawit yang sebelumnya mencapai di atas Rp 100 ribu per kg kini mulai turun mendekati Rp 70 ribu per kg. "Cabai merah besar dan merah keriting juga stabil. Jadi, puasa Ramadhan harga-harga stabil terjangkau bahkan dengan adanya panen kemungkinan besar menurun," kata Lutfi.

Untuk komoditas beras, Lutfi menegaskan hingga saat ini suplai dalam negeri mencukupi baik kualitas medium maupun premium. Penurunan harga juga tidak terjadi sehingga diyakini harga beras dalam kondisi stabil.

"Semua stok aman dan cukup untuk hari raya Idul Fitri, dengan begitu puasa akan kita lalui dengan tenang," katanya.

 

Geliat industri makanan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) optimistis penjualan makanan pada tahun ini akan mengalami pemulihan. Hal itu berdasarkan adanya tren kenaikan penjualan yang mulai terjadi sejak Januari 2021 serta didorong momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Ketua Umum Gapmmi Adhi Lukman mengatakan, kontribusi pangan olahan terhadap total pangan di Indonesia saat ini mencapai level 34 persen. Sementara, sebanyak 66 persen masih diisi oleh makanan segar dan rumah tangga.

"Kalau kita melihat konstelasi di industri mamin (makanan dan minuman), ada peningkatan permintaan dan kita rasakan pada momen Ramadhan dan lebaran tahun ini lebih baik dari tahun lalu," kata Adhi.

Ia mengatakan, angka Purchasing Manager's Index (PMI) nasional juga menunjukkan level 53,2 poin. Angka itu mencerminkan adanya ekspansi sektor industri dalam negeri.

"Tahun lalu angka terendah 28 poin itu jelek sekali. Dengan optimisme menjelang puasa dan lebaran ini harusnya menjadi momentum pemulihan ekonomi kita," ujar Adhi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat