Warga memasak di dapur umum yang didirikan secara swadaya di kawasan terdampak Gempa Malang di Majangtengah, Malang, Jawa Timur, Senin (12/4/2021). | ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Kabar Utama

Warga Terdampak Gempa Jalani Ramadhan di Pengungsian

Pemprov Jatim siap mengawal dana bantuan kepada korban gempa.

MALANG -- Bantuan untuk korban gempa di Jawa Timur terus mengalir. Warga yang rumahnya terdampak gempa juga telah diungsikan ke berbagai titik. Sebagian warga lainnya memilih mendirikan tenda di dekat rumah mereka.

Di Kabupaten Malang, Palang Merah Indonesia (PMI) telah mendirikan tempat pengungsian untuk sejumlah warga. Berdasarkan data sementara per Senin (12/4) pukul 10.30 WIB, tempat pengungsian tersebar di empat tiitk.

Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Aprilijanto mengatakan, ada 320 warga di Kabupaten Malang yang telah diungsikan. Rinciannya, 130 jiwa di Desa Jogo Mulyan, Tirtoyudo dan 60 jiwa di Desa Sumber Tangkil, Tirtoyudo. "Desa Majang Tengah, Dampit 60 jiwa dan Desa Pamotan, Dampit 70 jiwa," kata Aprilijanto kepada Republika, Senin (12/4).

PMI Kabupaten Malang juga mendirikan dapur umum untuk 515 jiwa di Desa Majang Tengah. Sedikitnya 1.605 bungkus makanan telah disalurkan kepada warga setempat. Selain itu, PMI mendistribusikan 44 terpaulin dan mendirikan posko lapangan.

 

photo
Petugas medis memeriksa kesehatan seorang pengungsi di Posko Kesehatan Gempa Malang di Majangtengah, Malang, Jawa Timur, Senin (12/4/2021). Petugas medis di Posko Kesehatan tersebut mencatat para pengungsi yang memeriksakan diri sebagian besar mengeluhkan pusing dan tekanan darah tinggi akibat syok pascagempa bumi. - (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Gempa yang menerpa Malang Raya pada Sabtu (11/4) pukul 14.00 WIB menyisakan duka yang mendalam bagi warga. Selain karena kehilangan rumah, duka semakin dalam karena harus menjalani Ramadhan di pengungsian. Warga terdampak juga mengaku mengalami trauma. 

Warga Desa Sukodadi, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Warsono (67 tahun) mengatakan, ia bersama istri saat ini lebih memilih tidur di bawah terpal yang berlokasi di halaman yang agak jauh dari rumah. Ia berencana menggunakan tiang kayu untuk menguatkan tendanya.

Warsono dan istri saat kejadian gempa sedang duduk di teras rumah. Tidak ada siapapun di dalam rumah sehingga dipastikan tak ada yang terluka. Namun rumahnya rusak dan motornya tertimpa reruntuhan.

Rumah yang dibangun Warsono sejak 1989 ini mengalami kerusakan cukup parah. "Sebenarnya ini kuat, sebelumnya pernah gempa juga tapi tidak sampai roboh. Kalau dulu yang pertama hanya dapurnya saja yang rusak tapi ini roboh rumahnya," kata Warsono.

Saat ini, Warsono dan istri tidak memiliki harta apapun. Semua harta dan bendanya rusak tertimpa bangunan. Kalaupun akan membangun lagi, Warsono tidak memiliki uang yang cukup.

 

 
Nelongso, kopi panennya enggak hasil. Jadi susah, apalagi ada ketambahan kayak gini.
 
 

Warsono merasa semakin sedih karena saat ini telah memasuki bulan Ramadhan. "Nelongso, kopi panennya enggak hasil. Jadi susah, apalagi ada ketambahan kayak gini," katanya.

Kecamatan Ampelgading termasuk wilayah terdampak gempa paling parah di Kabupaten Malang. Hampir sebagian rumah dan fasilitas di kecamatan ini mengalami kerusakan. 

"Kecamatan Ampelgading terdampak paling parah, namun tentunya ada kategori parah, sedang, dan ringan di masing-masing desa," kata Camat Ampelgading, Achmad Sovie kepada wartawan di Malang, Ahad (11/4).

Dari 13 desa di Kecamatan Ampelgading, Desa Wirotaman termasuk yang paling parah. Tercatat, 117 unit rumah rusak berat, 119 rusak sedang dan 103 rusak ringan. Ada pula laporan satu orang meninggal dan empat orang luka dari desa tersebut.

Achmad tak menampik, saat ini kondisi masyarakat masih trauma dan ketakutan. Mereka khawatir terdapat gempa susulan yang lebih besar. Oleh sebab itu, kecamatan menyediakan tenda tak jauh dari rumah warga.

Pihak kecamatan juga sudah menyiapkan tempat pengungsian di balai desa. Namun untuk sementara, penyediaan ini dilakukan secara bertahap. 

Warga Dusun Wirotaman, Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading, Edi Sungkowo (55), masih takut berdiam lama di dalam bangunan. Dia merasa khawatir gempa susulan akan terjadi kembali di wilayahnya. Dia dan enam anggota keluarganya lebih memilih beraktivitas dan tidur di tenda. 

"Sementara pakai tenda mandiri. Masih waswas kalau ada susulan seperti kemarin," kata Edi.

Edi mengakui wilayah Malang acap diterpa guncangan gempa bumi. Namun sebelumnya tidak ada yang menimbulkan dampak separah seperti saat ini. Peristiwa ini telah menyebabkan rumah yang dibangun Edi sejak 2000 ambruk dan hanya tersisa beberapa bagian.

Meski bangunan rumahnya hancur, Edi tidak terluka karena saat kejadian dia berada di kebun. "Tahu-tahu sudah ambrol. Di kebun juga sudah getar tapi belum tahu kalau ada gempa. Tapi saya sudah memprediksi dengan getaran itu bakal ambrol rumah saya," ungkap dia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Ahad (11/4) mengumumkan, jumlah korban meninggal akibat gempa Jatim berjumlah delapan orang. Sedangkan jumlah bangunan rusak sebanyak 1.189 unit. Adapun kondisi fasilitas umum yang rusak akibat gempa 6,1 SR pada Sabtu (10/4) tersebut berjumlah 150 titik.

photo
Seorang prajurit TNI AD memasang keterangan dampak gempa pada peta Kabupaten Malang di Posko Bencana Alam di Ampelgading di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (11/4/2021). - (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Adapun total rumah rusak sebanyak 1.189 unit, dengan rincian 85 rusak berat, 250 rusak sedang, dan rusak ringan 854 unit. Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono mengatakan, data kerusakan maupun korban terus bergerak. Per Selasa (12/4) siang, sebanyak 54 orang mengalami luka dan tiga orang meninggal di Kabupaten Malang. 

"Saat ini masih assessment, masih terus dilakukan (pendataan)," kata Sadono saat dihubungi wartawan, Senin (12/4).

BPBD Kabupaten Malang mencatat, total kerusakan akibat gempa mencapai 3.682 unit di 24 kecamatan. Dari total tersebut, 1.571 rumah rusak ringan, 1.115 rumah rusak sedang dan 996 rusak berat. Sementara untuk fasilitas umum yang rusak, antara lain, 170 sekolah, 45 rumah ibadah, sembilan faskes dan 13 fasilitas umum lainnya.

Layanan dapur umum untuk warga terdampak juga sudah didirikan. "Dapur umum, kemarin ada dua, sekarang mungkin ada lima, dinsos ada tambahan. Itu tersebar di Turen, Dampit, Ampelgading, Dampit di Majang Tengah," jelasnya.

BPBD juga telah menerima informasi adanya sejumlah titik pengungsian di Kabupaten Malang. Pertama, Kecamatan Dampit dengan rincian 60 jiwa di Majang Tengah dan 72 jiwa di Pamotan. Kemudian 200 jiwa di Desa Jogomulyan, 350 jiwa di Desa Sumbertangkil dan 150 jiwa di Desa Kepatihan, Kecamatan Tirtoyudo. “Lalu 50 jiwa di Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading," katanya.

Gempa bumi telah mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan 6,7  yang kemudian diperbaharui 6,1 SR tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer.

Selanjutnya, Malang Raya kembali diterpa gempa pada Ahad (11/4) pukul 06.54 WIB. BMKG merilis gempa memiliki kekuatan magnitudo 5,5 dengan pusat gempa di 80 kilometer barat daya Kabupaten Malang.

Kawal bantuan 

Pemerintah Provinsi Jatim menyatakan siap mengawal dana bantuan yang diberikan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) kepada korban gempa. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berupaya dana tersebut bisa benar-benar tersalurkan kepada warga terdampak.

"Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui BNPB. Pemprov Jatim tentunya akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk meringankan beban para pengungsi dan korban gempa," ungkap Khofifah dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Senin (12/4).

Sebelumnya, BNPB menyatakan akan memberikan bantuan Rp 50 juta untuk rumah kategori rusak berat. Kemudian Rp 24 juta untuk rumah kategori rusak sedang dan Rp 10 juta kategori rusak ringan. Bantuan tersebut di luar biaya pengerjaannya. 

Sementara untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdampak akan ditangani oleh Kementerian PUPR. Pemprov Jatim juga akan menerima bantuan dana siap pakai dari BNPB sebesar Rp 1 miliar. Dana ini dalam rangka percepatan penanganan bencana gempa bumi yang melanda wilayah Malang dan sekitarnya. 

Menurut Khofifah, bantuan senilai Rp 1 miliar sebagai biaya operasional. Hal ini terutama untuk dapur umum lapangan yang tersebar di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Bantuan tersebut akan sangat membantu dalam proses penanganan kebencanaan saat tanggap darurat.

Saat ini juga sedang dimaksimalkan inventarisasi dan identifikasi data pemilik rumah, fasum, dan fasos yang terdampak. Data ini akan divalidasi oleh tim yang dikoordinasikan bupati. Data tersebut harus diumumkan di balai desa atau tempat pengungsian agar segera terverifikasi sehingga pengerjaannya bisa lebih cepat. 

Guna mempercepat agar terhindar dari kluster pengungsi Covid-19, BNPB juga menyiapkan bantuan tunggu hunian sebesar Rp 500 ribu. Bantuan ini akan diberikan setiap bulan untuk satu rumah tangga. Dana ini harus digunakan untuk sewa tempat tinggal sambil menunggu pembangunan rumah selesai. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat