Baliho besar jadwal puasa Ramadhan terpasang di Halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Ahad (11/4/2021). Awal Ramadhan 1442 H di beberapa wilayah di Yogyakarta akan dimulai pada Selasa (13/4) mengikuti perhitungan PP Muhammadiyah. | Wihdan Hidayat / Republika

Kabar Utama

Hisab-Rukyat Taat Protokol

Sidang isbat akan dilaksanakan hari ini.

JAKARTA – Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat (penetapan) awal Ramadan 1442 H pada Senin (12/4) ini. Puluhan titik akan jadi lokasi pemantauan hilal Ramadhan 1442 H.

Titik-titik itu tersebar di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia. Para pemantau hilal berasal dari petugas kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi terkait setempat. 

Sedangkan sidang akan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta. “Isbat awal Ramadan dilaksanakan 12 April, bertepatan 29 Sya’ban 1442 H,” ujar Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, dalam keterangan yang diterima Republika, Ahad (11/4).

Mantan dirjen Pendidikan Islam ini mengatakan, untuk mematuhi protokol pencegahan penularan virus Covid-19, sidang akan digelar secara daring. Sedangkan sidang luring terbatas yang akan dihadiri oleh perwakilan Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Informasi Geospasial (BIG), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari ormas-ormas Islam, pejabat eselon I dan II Kementerian Agama, serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

photo
Sejumlah warga berkumpul dan makan bersama saat tradisi cucurak di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Ahad (11/4/2021). Tradisi cucurak merupakan tradisi masyarakat Bogor menjelang Ramadhan dengan mengadakan makan bersama dengan keluarga ataupun kolega meskipun di masa pandemi Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. - (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Sejumlah ormas Islam juga direncanakan hadir langsung di Kantor Kementerian Agama. “Ada 29 duta besar negara sahabat yang diundang. Kami berharap ada di antara mereka yang bisa hadir secara langsung dalam proses sidang,” ujar Kamaruddin.

Kamaruddin menjanjikan bahwa sidang isbat luring akan digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga melakukan sejumlah persiapan menjelang penetapan masuknya Ramadhan. Termasuk dengan menempatkan 40 titik lokasi pemantau hilal dan rukyat.

"Karena kali ini ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maka titik-titik lokasi yang disiapkan agak berkurang memang. Sampai saat ini yang terdata 30 sampai 40 titik, tapi ini masih ada kemungkinan bertambah," kata Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, KH Sirri Wafa, saat dihubungi Republika, Ahad (11/4).

Dalam pelaksanaan pemantauan, Kiai Sirri Wafa memastikan setiap pihak akan mematuhi protokol kesehatan. Pembatasan-pembatasan juga dilakukan, salah satunya dengan hanya mengizinkan maksimal sembilan orang yang bertugas.

photo
Sejumlah tenda di persiapkan untuk menyambut Ramadhan 1442 Hijriah di Masjid Baiturrahim Jayapura, Papua, Ahad (11/4/2021). Panitia masjid Baiturrahim Jayapura benahi jarak shaf untuk memastikan jaga jarak saat sholat Tarawih di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah. - (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Sembilan personil yang bertugas di satu titik ini telah memiliki tugas masing-masing. Ada yang bertugas memegang kamera, teleskop, maupun alat lainnya. Setiap petugas telah diatur fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing.

"Kebanyakan titik pemantauan banyak di Pulau Jawa. Tapi ada juga di Indonesia timur, di sekitaran Sulawesi dan Papua. Di luar Jawa terbatas karena menyangkut sumber daya manusianya," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (infobmkg)

Rukyat merupakan kegiatan melihat dan mengamati hilal secara langsung di lapangan pada hari ke 29 (malam ke 30) dari bulan yang sedang berjalan. Apabila ketika itu hilal alias bulan baru dapat terlihat, maka pada malam itu dimulai tanggal 1 bagi bulan baru atas dasar rukyatulhailal.

Tetapi, apabila tidak berhasil melihat hilal, maka malam itu dihitung tanggal 30 bulan yang sedang berjalan, serta malam berikutnya dimulai tanggal 1 bagi bulan baru atas dasar istikmal.

Sebelumnya, PP Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan 2021 jatuh pada 13 April. Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadhan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.  

photo
Warga melakukan ziarah kubur menjelang Ramadhan 1442 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung, Ahad (11/4). Tidak seperti saat awal pandemi Covid-19 tahun lalu, jelang Ramadhan kali ini peziarah yang mendatangi TPU Cikutra cukup ramai.  - (Edi Yusuf/Republika)

Surat tersebut ditandatangani Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir. Dalam surat tersebut juga tertulis bahwa ijtimak/konjungsi jelang Ramadhan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021, pukul 09.33.59 WIB.

Tinggi bulan pada saat terbenam matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam matahari itu, bulan sudah berada di atas ufuk. "1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021," kata Haedar, beberapa waktu lalu. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (infobmkg)

Kemudian, untuk penetapan 1 Syawal 1442 H, berdasarkan ljtima' jelang Syawal 1442 H terjadi pada Rabu Pon, 12 Mei 2021 M pukul 02.03.02 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta menunjukkan hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk. "Jadi 1 Syawal 1442 H jatuh pada hari Kamis Wage, 13 Mei 2021 Masehi," kata Haedar dalam keterangan itu. 

PP Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid juga mengeluarkan edaran terkait tuntunan ibadah di masa pandemi Covid-19. Salah satu poinnya, Majelis Tarjih menyatakan salat di masjid boleh dilaksanakan dan hanya berlaku bagi suatu daerah yang sedang tidak ditemukan penularan Covid-19.

photo
Sejumlah anak mengikuti pawai obor di kawasan Krukut, Depok, Jawa Barat, Sabtu (10/4/2021). Ikatan Remaja Masjid Nurul Huda mengadakan pawai obor dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1442 H. - (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Dalam pelaksanaannya pun, shalat berjamaah dilakukan dengan menjaga jarak antar shaf, memakai masker, masjid digunakan terbatas hanya untuk warga sekitar, jumlah jamaah maksimal 30 persen ruangan, dan takmir secara berkala menerapkan sterilisasi dan protokol kesehatan. Sebagai tambahan, anak-anak, lansia, orang yang sedang sakit maupun yang memiliki komorbid dilarang untuk datang ke masjid atas pertimbangan resiko.

“Kami cenderung pelaksanaan di rumah. Tapi bagi masyarakat yang memang sudah memiliki berbagai macam persiapan, baik sudah divaksin, masjidnya sudah disterilisasi, protokol dipenuhi, maka dengan pertimbangan yang sangat hati-hati, maka sebaiknya batasi yang datang ke masjid, maksimal 30 persen dari ruang yang tersedia,” ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.

Tuntunan Ibadah Ramadhan, menurut Mu’ti, patut dipatuhi oleh warga Persyarikatan, apalagi angka penularan Covid-19 di Indonesia masih berkisar di angka 12 persen atau lebih tinggi 7 persen dari batas yang ditetapkan oleh WHO. “Shalat berjamaah itu bagus, tapi di situasi sekarang menghindari mafsadat itu lebih diutamakan,” ujarnya sambil membawakan hadis bahwa Nabi Muhammad lebih banyak melakukan shalat tarawih di rumah bersama keluarganya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat