Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 sebelum vaksinasi tanpa turun di Area Parkir Sendratari Ramayana, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Senin (5/4/2021). | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Pasokan Terbatas, Vaksinasi Fokus ke Lansia dan Guru

Embargo vaksin Covid-19 berdampak pada keterbatasan pasokan sehingga vaksinasi fokus ke lansia dan guru.

JAKARTA – Pemerintah akan mengatur kembali pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat karena terbatasnya pasokan vaksin saat ini. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pemerintah akan memprioritaskan kelompok lanjut usia (lansia) dan juga tenaga pengajar dalam vaksinasi beberapa waktu ke depan.

“Dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini kita arahkan agar disuntikan terutama untuk para lansia,” kata Menkes Budi usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/4).

Ia menjelaskan, prioritas ini berdasarkan risiko paparan Covid-19. Berdasarkan data Kemenkes, dari 1,5 juta orang yang terpapar Covid-19, sebanyak 10 persen di antaranya merupakan lansia. Namun, jika dilihat dari tingkat kematiannya, kelompok lansia memiliki risiko sebesar 50 persen. Sedangkan untuk tingkat kematian di kelompok non-lansia ‘hanya’ sekitar 10 persen.

“Dari 1,5 juta yang sudah terpapar, yang lansia di atas 60 tahun hanya 10 persen. Tapi dari 100 persen yang wafat, lansia itu 50 persen. Jadi kelihatan sekali bahwa teman-teman kita yang di atas 60 tahun itu beresiko sangat tinggi,” ujar dia.

Menkes menyampaikan, kelompok lanjut usia ini merupakan kelompok paling rentan untuk terpapar Covid-19 dan meninggal dunia. Karena itu, pemberian vaksinasi pada bulan April ini akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk lansia. Jika terdapat sisa jatah vaksin dari para lansia, maka selanjutnya akan diberikan kepada para guru.

“Kalau ada jatah sisanya kita suntikan ke guru, karena rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni karena Juli sekolah secara bertahap sudah kita buka,” tambah dia.

Berkurangnya pasokan vaksin Covid-19 di Tanah Air ini merupakan dampak dari embargo vaksin di negara lain. Menkes menjelaskan, embargo vaksin terjadi karena berbagai negara di dunia termasuk Eropa, India, Filipina, Papua Nugini, dan juga di Amerika Selatan mengalami gelombang ketiga kasus Covid-19.

“Sehingga akibatnya negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi-lokasi tersebut yang terjadi lonjakan ketiga atau //third wave// mengarahkan agar vaksinnya tidak boleh keluar, hanya boleh dipakai di negara masing-masing,” kata Menkes.

photo
Sejumlah guru antre untuk penyuntikan vaksin Covid-19 di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Jawa Tengah, Senin (5/4/2021). Vaksinasi yang diikuti 459 guru bagi sekolah prioritas tersebut untuk pencegahan Covid-19 dan mempercepat pembelajaran tatap muka - (YUSUF NUGROHO/ANTARA FOTO)

Embargo vaksin Covid-19 inipun berdampak pada pengiriman vaksin ke ratusan negara di dunia, termasuk ke Indonesia. Menurut Budi, jatah pengiriman vaksin Covid-19 untuk Indonesia yang seharusnya sebanyak 30 juta dosis untuk Maret dan April pun harus dipangkas. Pada periode tersebut Indonesia hanya menerima sebanyak 20 juta dosis vaksin.

“Jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis atau dua pertiganya,” ujar dia.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, baru 20 persen guru di wilayah setempat yang divaksin Covid-19, sebagai persiapan pembelajaran tatap muka. Namun demikian, Emil menargetkan sebelum tahun ajaran baru, seluruh guru di Jatim bisa divaksin Covid-19, termasuk tenaga penunjang pendidikan.

Emil menegaskan, pihaknya terus mendorong vaksinasi Covid-19 di wilayah setempat. Tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi pelayan publik, warga lansia, dan masyarakat pada umumnya. Emil berharap pasokan vaksin ke Jatim bisa lancar, sehingga target-target yang ditetapkan bisa tercapai.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat