Petugas membawa kotak yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3/2021). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

KNKT Analisis Pembicaraan di Kokpit SJ182

CVR ditemukan dengan metode dreging atau pengerukan lumpur.

JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan segera menganalisa cockpit voice recorder (CVR) kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari lalu. Perekam suara tersebut baru saja ditemukan pada Selasa (30/3), malam.

"CVR ini akan dibawa ke lab untuk dianalisa," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat konferensi pers, Rabu (31/3).

Pesawat yang membawa 56 penumpang dan enam kru tersebut lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB menuju Bandara Supadio pada 9 Januari 2021. Flight data recorder (FDR) Black Box pesawat tipe Boeing 737-500 tersebut terakhir kali merekam pada pukul 14.40 WIB lewat 10 detik. Pencarian CVR tetap dilakukan meskipun oprasi SAR umum dihentikan sejak 24 Januari 2021.

Soerjanto menjelaskan, CVR ditemukan dengan metode dreging atau pengerukan lumpur menggunakan kapal TSHD King Arthur 8. Sebelumnya, KNKT menggunakan cara manual dengan penyelaman karena kotak CVR saat itu sudah ditemukan.

photo
Petugas membawa kotak yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3). CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh perairan Kepulauan Seribu itu ditemukan pada Selasa (30/3) malam pukul 20.00 WIB di dasar lumpur laut menggunakan alat TSHD King Arthur 8. - (Republika/Putra M. Akbar)

Soerjanto memastikan CVR dalam kondisi baik. Proses pembacaan rekaman kokpit setidaknya membutuhkan waktu tiga hari sampai satu pekan. Setelah itu, hasil rekaman akan dibuat dalam bentuk transkrip dan kemudian dicocokkan dengan FDR yang telah ditemukan lebih dulu.  

"Crash Survivable Memory Unit atau CSMU (yang ada di dalam CVR) dalam keadaan baik dan kita yakin bisa diunduh," kata dia. Dari hasil analisa ini, situasi kokpit saat kejadian akan lebih mudah dipahami dan menentukan penyebab jatuhnya pesawat.

Penemuan VCR, kata dia, menunjukkan keseriusan pemerintah menginvestigasi jatuhnya pesawat SJ-182. KNKT berkomitmen membagikan informasi tersebut secara transaparan. "Kami akan membuka penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 setransaparan mungkin sehingga bisa menjadi pembelajaram bagi kita semua," kata Soerjanto.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan, pengeringan CVR akan selesai pada pagi ini. Setelah proses pengeringan selesai, maka CSMU CVR tersebut akan  dibersihkan. "Proses pembersihan dari endapan garam perlu dilakukan," jelas Nurcahyo.

Setelah proses pembersihan selesai, KNKT baru bisa memulai pengunduhan data dari SVR tersebut. Selanjutnya, KNKT akan mencocokan data FDR dengan yang ada di dalam CVR.

"Kami harapkan CVR ini akan melengkapi data FDR sebelumnya. CVR ini berisi pembicaraan kedua pilot dan suara yang ada selama penerbangan," kata dia.  

Investigator KNKT, Ony Soerjo Wibowo mengatakan, dalam proses pengeringan, CVR akan dimasukan ke dalam oven khusus. "Ini dilakukan sampai didapatkan dengan kondisi benar-benar bisa dilihat dengan kasat mata," jelas Ony.

Tak hanya itu, CVR juga akan diperiksa menggunakan mikroskop sampai semuanya dalam kondisi benar-benar bersih. Setelah itu, CSMU akan ditempelkan dan dibaca dengan alat yang dimiliki KNKT.

photo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyerahkan Cockpit Voice Recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ-182 kepada Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (31/3). CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh perairan Kepulauan Seribu itu ditemukan pada Selasa (30/3) malam pukul 20.00 WIB di dasar lumpur laut menggunakan alat TSHD King Arthur 8. Selanjutnya CVR tersebut diserahkan kepada KNKT untuk diteliti lebih lanjut. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

"Semua kita lakukan dengan produk dalam negeri dan alat yang dimiliki KNKT, meskipun ada beberapa rekan dari National Transportation Safety Board (NTSB), mereka lebih kepada menyaksikan observasi sesuai dengan standar internasional," ungkap Ony.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap penemuan CVR bisa memberikan titik terang terkait penyebab kejatuhan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. KNKT diharapkan bisa segera meneliti secara terperinci dan membagikan informasi yang ditemukan secara transparan kepada publik. "FDR akan paripurna apabila digabungkan dengan CVR yang berisi pembicaraan pilot dan co-pilot di kokpit," ujar Budi, kemarin. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat