Petugas Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama menyuntikan vaksin COVID-19 kepada seorang warga lansia saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 jemput bola di rumah seorang warga Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (30/3/2021). | ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Nasional

Vaksinasi Fokus Lansia

Butuh komitmen pemda untuk membantu akses lansia ke tempat-tempat vaksinasi.

JAKARTA – Cakupan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) sejauh ini masih rendah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memutuskan untuk fokus pada vaksinasi terhadap lansia mengingat kelompok ini paling rentan dan dampaknya bisa fatal jika terapapar virus korona.

“Kami harus segera menyelamatkan kelompok yang paling rentan yaitu di atas 60 tahun sebelum kita masuk kepada usia lainnya,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Rabu (31/3).

Nadia mengatakan, data menunjukkan, partisipasi lansia yang mengikuti vaksinasi Covid-19 sejauh ini masih sangat rendah. Padahal, angka kesakitan dan kematian pada lansia tiga kali lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Kemenkes mengajak masyarakat untuk mendorong usia di atas 60 tahun untuk bisa segera divaksinasi.

Jika memiliki orang tua di rumah atau tetangga yang telah berusia lanjut, Nadia meminta masyarakat ikut aktif mengajak kelompok ini mendapatkan vaksinasi. Caranya dengan mengantarnya ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Pemerintah telah memudahkan proses vaksinasi di atas 60 tahun dengan menyediakan berbagai sentra-sentra vaksinasi di sejumlah kota di Indonesia.

photo
Petugas Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama menyuntikan vaksin Covid-19 kepada seorang warga lansia saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 jemput bola di rumah seorang warga Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (30/3/2021). - (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Selain itu, kata Nadia, vaksinasi untuk lansia kini tidak berdasarkan domisili. “Artinya, vaksinasi bisa dilakukan di semua daerah dengan membawa kartu identitas KTP,” ujar dia. Setelah mendapatkan vaksinasi, Nadia meminta lansia untuk tidak lupa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, proses vaksinasi untuk lansia berjalan lambat karena baru sekitar 1,5 juta lansia yang divaksin dari target 21,6 juta lansia. Ia mengakui, alur vaksinasi untuk kelompok ini memang agak lambat bahkan kalah dari petugas pelayanan publik.

Kemenkes mencatat petugas pelayanan publik yang sudah divaksin hampir 5 juta, sedangkan lansia baru sekitar 1,5 juta. Bahkan, baru 25 persen lansia di 466 kabupaten/kota yang telah divaksin. “Ini cukup besar sekali,” ujar Maxi.

Menurut Maxi, kemauan lansia untuk mendapatkan vaksinasi ini sangat besar, namun keterbatasan menghalangi untuk bisa mendapatkannya. Kendala yang dihadapi di antaranya sulit mengakses pendaftaran vaksin yang berbasis sistem teknologi informasi (IT).

Selain itu, dia melanjutkan, seringkali lansia ini merasakan kesulitan ke fasilitas kesehatan menggunakan alat transportasi. Sebab, seringkali lansia tidak bisa ke fasilitas kesehatan karena anaknya sibuk kerja sehingga tidak ada yang mengantar. Terakhir, menurut Maxi, adalah masalah ekonomi, yaitu tidak ada uang transportasi juga jadi salah satu hambatan.

Menurut dia, untuk mengatasi persoalan-persoalan ini adalah dibutuhkan komitmen pemerintah daerah (pemda), terutama untuk membantu akses lansia ke tempat-tempat vaksinasi. Oleh karena itu, ia mengapresiasi pemerintah kabupaten/kota di DKI Jakarta yang bergerak ke masing-masing pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Bahkan, dia melanjutkan, camat dan lurah terlibat dalam memobilisasi lansia. “Itu satu hal yang sangat baik dan perlu dicontoh daerah lainnya,” ujar dia.

Ia meminta pemerintah daerah jajaran kecamatan, pedesaan perlu memperhatikan bagaimana memprioritaskan lansia untuk datang ke tempat-tempat ataupun membuka pos pelayanan kesehatan. Upaya percepatan ini penting dilakukan karena cakupan vaksinasi untuk lansia di 400 kabupaten/kota masih di bawah 50 persen.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) meminta masyarakat yang memiliki anggota keluarga lansia supaya tidak cuek. “Kami mesti gugah putra putri yang punya anggota keluarga lansia supaya jangan cuek atau menganggap enteng. Sebab, lansia kalau terkena infeksi Covid-19, sekitar 40 persen di antaranya meninggal dunia,” kata Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro.

Dia menambahkan, tingginya kematian akibat Covid-19 pada kelompok lansia bukan hanya karena sebelumnya mereka memiliki penyakit penyerta (komorbid), melainkan juga daya tahan tubuh yang sudah menurun. Sri meminta lansia terlebih dahulu bisa berkomunikasi mengenai komorbid sebelum divaksin.

Kemenkes, kata Sri, telah menyederhanakan kriteria lansia renta yang bisa divaksin. Baik dengan menggunakan vaksin Sinovac maupun Astrazeneca yang saat ini sudah ada di Indonesia.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat