Jurnalis mengambil gambar di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.50 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Se | Republika/Thoudy Badai

Kisah Dalam Negeri

Kisah Pasutri Berusaha Terobos Kebakaran di Matraman Jakarta

Kebakaran di Matraman Jakarta menewaskan satu keluarga.

OLEH FEBRYAN A

Kebakaran menghanguskan empat rumah petak di Jalan Pisangan Baru III RT 03/ RW 06 Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Sebanyak 10 penghuni tewas terbakar. Hanya lima penghuni yang selamat.

Salah satu penghuni yang selamat itu adalah Fanny (28 tahun), suaminya, dan anak perempuannya yang berusia 9 tahun. Fanny mengatakan, ia berhasil selamat setelah menerobos kobaran api.

Fanny bercerita, ia awalnya tak mengira, rumah kontrakannya dilalap api. Ia memang sempat terbangun ketika mendengar teriakan minta tolong sekitar pukul 04.15 WIB. Fanny menduga itu hanya teriakan dari pertengkaran sepasang suami istri di rumah sebelahnya.

"Dia enggak minta tolong kalau ada kebakaran. Saya juga dengar ada suara orang lari-larian di dalam kamar," tutur Fanny bercerita saat mengungsi di rumah ketua RW setempat.

Tak lama berselang, suami Fanny, Nanang membuka pintu kamar dan mendapati api sudah berkobar di ruang tamu. Nanang lantas berupaya memadamkan api dengan menyiramkan air. Tapi, api malah semakin membesar.

republikaonline

Kebakaran hebat landa pemukiman warga tadi subuh. ##tiktokberita ##kebakaran ##jakarta original sound - Republika

"Lalu suami saya langsung ngambil anak saya buat diselamatkan. Saya ditinggal tuh. Jarak api sama saya berkisar 30 cm lah," ujar Fanny dengan air mata berlinang.

Setelah menyelamatkan sang anak, Nanang kembali lagi ke dalam rumah untuk menyelamatkan Fanny. Ketika itu api sudah sangat besar. Mereka berdua lantas menerobos kobaran api. Saat hendak mengevakuasi Fanny, Nanang sempat terjatuh.

 
Saya bilang 'jangan pingsan di sini', lalu suami saya bangun dan saya didorong buat nyelamatin.
 
 

"Saya bilang 'jangan pingsan di sini', lalu suami saya bangun dan saya didorong buat nyelamatin," kata Fanny.

Fanny dan keluarganya berhasil selamat. Fanny hanya mendapat luka bakar di lengan kanan dan kirinya akibat tetesan api dari atap. Fanny menduga api berasal dari sepeda motor di rumah tetangganya.

Fanny kini hanya berharap bantuan datang. Sebab, tak ada satu pun barang-barangnya yang terselamatkan. "Saya juga minta seragam lah buat anak saya. Semua habis terbakar," ujar dia.

Nanang menambahkan, tetangga di samping rumah kontrakannya tidak bisa menyelamatkan diri karena api sudah terlanjur membesar dan posisi rumah kontrakan berada di pojok gang buntu. "Yang pojok sebenarnya bisa keluar. Mungkin karena masih tidur nyenyak," kata Nanang.

Saat ini, Nanang dan keluarganya mengungsi sementara di rumah Rukun Warga (RW) setempat. Sementara itu, bantuan berupa sembako dan pakaian mulai berdatangan ke lokasi kejadian seperti dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Kementerian Sosial.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Anies Baswedan (aniesbaswedan)

Satu keluarga tewas

Satu keluarga asal Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, menjadi korban kebakaran hebat di permukiman padat di Matraman, Kamis. Keluarga asal Padang Pariaman yang tinggal di salah satu kontrakan tersebut bernama Beni (42) yang menjadi kepala keluarga, sang istri bernama Nova (43) dan ketiga anaknya yakni Fani (20), Bebe (15) dan Beno (8).

"Mereka tinggal di kontrakan tersebut sudah lama, sekitar 10 tahun. Seluruh keluarga meninggal dunia tidak sempat menyelamatkan diri," kata salah satu kerabat dari Beni dan Nova, Gepridoni, saat ditemui di Rumah Duka RSCM Jakarta Pusat.

Gepridoni menjelaskan jenazah Beni dan Nova, serta tiga anaknya akan dibawa ke kampung asal mereka di Kayu Tanam, Padang Pariaman. Saat ini, seluruh kerabat tengah mengurus dokumen kematian keluarga Beni dan Nova untuk kemudian dibawa ke Padang Pariaman menggunakan pesawat maskapai Citilink.

Berdasarkan pantauan, belasan kerabat dari Beni dan Nova terlihat masih menunggu pemulangan jenazah korban. Dari pengakuan kerabat, Beni dan Nova hanya memiliki kerabat dan saudara jauh di Jakarta, sementara seluruh keluarga dekat berada di Padang Pariaman.

Kerabat lainnya, Fendi, yang juga teman alumni SMP dan teman satu kampung Beni mengatakan keluarga di Kayu Tanam sudah menyiapkan pemakaman. "Kuburannya sudah digali, sudah siap dengan kedatangan jenazah. Nanti akan dibuatkan lebih lebar karena akan dimakamkan dalam satu liang untuk lima peti," kata Fendi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat