Muchtar Pakpahan (tengah) bersaksi di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, beberapa waktu lalu. | Republika/Adhi Wicaksono

Kisah Dalam Negeri

Hingga Akhir Hayat Berjuang untuk Buruh

Muchtar adalah tokoh buruh yang peduli kaum buruh dan rakyat kecil.

OLEH AMRI AMRULLAH

Buruh berduka. Pria kelahiran Bah Jambi II, Tanah Jawa, Simalungun, Sumatra Utara, Muchtar Pakpahan wafat pada Ahad (21/3) malam. Sosok yang dikenal sebagai pendiri serikat buruh independen pertama itu wafat pada usia 67 tahun. Rekan buruh mengingat pendiri Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) ini sebagai tokoh buruh sejati.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz mengakui, bahkan hingga akhir hayatnya, Bang Muchtar, sapaan Muchtar Pakpahan, masih ikut berjuang untuk buruh. Muchtar ikut memperjuangkan nasib buruh melalui kritik-kritiknya pada Ombibus Lay Cipta Kerja yang baru disahkan 2020 lalu.

"Sampai akhir hayat, beliau kita tahu ikut dalam judicial review UU Omnibus Law ini ke Mahkamah Konstitusi," tutur Riden, Senin (22/3).

FSPMI menilai, Bang Muchtar adalah pejuang buruh sejati. Baik sejak era Orde Baru, hingga Reformasi. Riden menuturkan, Muchtar Pakpahan merupakan satu satunya pemimpin buruh yang berani berteriak melawan ketidakadilan kaum pekerja di era Orde Baru.

Melalui SBSI yang didirikan pada 1992, Bang Muchtar lantang melawan ketidakadilan korporasi serta represi aparat Orde Baru saat itu. "Pak Harto saat itu, memegang rezim begitu kuat. Tapi beliau berani mendirikan serikat pekerja independen," ujarnya.

Riden sendiri merasakan kebersamaan yang intens dengan Muchtar Pakhpahan saat kritik para buruh melalui (Komite Aksi Jaminan Sosial) KAJS tahun 2011. Berkat perjuangan buruh pada saat itu, maka BPJS kesehatan mengakomodir buruh juga.

Almarhum, ungkapnya, ikut bergabung dalam KAJS saat itu. "Bukti integritas beliau bisa dilihat di setiap rapat para buruh terkat KAJS sampai larut malam, almarhum tetap ikut terlibat. Bahkan dalam konsolidasi lapangan beliau juga ikut bersama para rekan serikat buruh," kenang Riden.

photo
Tokoh buruh Indonesia Muchtar Pakpahan menjadi saksi dalam sidang lanjutan uji materi tentang Peninjauan Kembali (PK)yang dihadiri pemohon, mantan Ketua KPK Antasari Azhar di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (20/6). - (ANTARAFOTO)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengucapkan duka cita yang mendalam atas wafatnya pejuang buruh tersebut. “Buruh Indonesia sangat berduka cita atas meninggaknya bang Muchtar Pakpahan pada hari Ahad malam (21/3),” kata Said Iqbal.

Menurut Said Iqbal, Bang Muchtar adalah tokoh buruh yang peduli kaum buruh dan rakyat kecil. “Berkali-kali dipenjara dan berkali kali pula hendak dibunuh, tetapi kecintaannya kepada kaum buruh dan rakyat kecil tidak surut. Dia konsisten dalam berjuang agar kaum buruh berhasil menggapai kesejahteraan,” tegas Said Iqbal.

Ia mengenang cita-cita Bang Muchtar adalah mewujudkan negara walfare state sejahtera. Cita-cita perjuangan ini akan selalu dikenang dilanjutkan kaum buruh. “Di tengah engkau menderita penyakit kanker, tetapi hati, pikiran, dan tindakanmu terus berjuang untuk kaum buruh. Selamat jalan Bang,” tuturnya mengenang Muchtar Pakpahan.

 
Kabar duka ini tentu adalah kabar duka juga bagi dunia ketenagakerjaan kita.
 
 

Sementara, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebut, wafatnya Muchtar Pakpahan sebagai duka bagi dunia ketenagakerjaan. "Kabar duka ini tentu adalah kabar duka juga bagi dunia ketenagakerjaan kita," kata Menaker Ida, Senin (22/3).

Menurut Menaker, apa yang telah almarhum perjuangkan melalui SBSI memberi andil untuk kesejahteraan buruh saat ini. Begitu juga peran almarhum di dunia akademik hingga advokasi. Semasa hidupnya, Muchtar memimpin SBSI dari 1992 hingga 2003.

Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Buruh (2003-2010). Pada 2003, Muchtar meninggalkan Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat.

Pada 2010, dia juga meninggalkan partai dan memilih fokus di kantor pengacaranya Muchtar Pakpahan Associates serta mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Selanjutnya, sejak 2012 lalu, ia kembali memimpin SBSI, hingga akhir hayatnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat