Nasional
900 SMK Ikuti Program Pusat Keunggulan
Kemendikbud akan memberikan pendampingan terkait manajemen SMK berbasis data atau digitalisasi.
JAKARTA—Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto menyebutkan sebanyak 900 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat berpartisipasi dalam program Pusat Keunggulan tahun ini. Jumlah ini diakuinya sangat sedikit dibandingkan jumlah SMK yang ada di Indonesia saat ini.
"Jadi, total ada 14 ribu SMK di Indonesia tapi tahun ini kami hanya mampu menjadikan 900 SMK yang ikut berpartisipasi dalam program SMK Pusat Keunggulan. Kami tidak bisa memilih semuanya karena keterbatasan anggaran," katanya dalam diskusi yang diadakan secara daring yang bertajuk 'Bincang Pendidikan SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021', Sabtu (20/3).
Ia mengungkapkan, tujuan program Pusat Keunggulan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan mengantisipasi bonus demografi di Indonesia. Wikan melanjutkan, tidak ada eksklusivitas dalam konsep program SMK Pusat Keunggulan ini. Justru SMK yang terpilih dalam program ini harus melatih SMK lainnya, sehingga membutuhkan kerja sama yang baik.
"Tidak ada konteks keunggulan seperti sekolah favorit dan unggul sendiri, tidak begitu ya. Tapi karakter unggul itu kami harapkan mereka menjadi SMK yang bisa melatih SMK yang lainnya," katanya.
Ia menambahkan, program ini untuk mendorong seluruh SMK di Indonesia menjadi SMK yang unggul. Bahkan infrastruktur yang diberikan ke SMK Pusat Keunggulan itu boleh dipakai guru SMK lain untuk mengembangkan diri.
"Kami juga akan tingkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah terkait hal ini. Ya tahun ini 900 SMK, untuk tahun depan 500 SMK. Intinya semua target ini harus selesai dan kami butuhkan kerja sama. Tujuannya agar SDM kita itu bisa punya nilai dan unggul," kata dia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat suatu program khusus untuk pendidikan vokasi yang bernama SMK Pusat Keunggulan. Sebanyak 895 SMK untuk menjadi satuan pendidikan pertama yang mengikuti program tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menjelaskan, bagi sekolah yang mengikuti program ini akan membantu SMK dalam beberapa aspek.
"Pertama dari sisi SDM-nya, pendampingan guru dan kepala sekolah. Pembinaan dari Ditjen Pendidikan Vokasi dan dari universitas. Jadi ada dua mentor yang bisa membantu SMK," kata Nadiem.
Selain itu, SMK yang tergabung dalam program ini akan mendapatkan dana hibah untuk penguatan belajar praktik. Dana hibah berfokus guna meningkatkan alat sarana prasarana pada SMK yang berstandar dunia kerja.
Kemendikbud juga akan memberikan pendampingan terkait manajemen sekolah berbasis data atau digitalisasi. "Kita menggunakan data dengan platform digital yang akan mendukung manajemen sekolah, guru bisa fokus pada anak-anaknya bukan pada beban administrasi," kata dia.
Selanjutnya, Kemendikbud juga telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk ikut mendampingi SMK dalam meningkatkan pembelajarannya. Nadiem mengatakan, selama ini SMK masih banyak yang kesulitan memperluas kerja sama dengan industri. Sementara, perguruan tinggi dinilai lebih memiliki cakupan hubungan yang luas, termasuk dengan industri dan dunia riset.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.