Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Bekal Menuju Allah

Tanpa bekal amal saleh, kita bisa jadi malah akan celaka sebelum sampai kepada Allah.

Oleh NUR FARIDAH

 

OLEH NUR FARIDAH

Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Namun, manusia sering kali melalaikan hal ini, lupa menjadikan kehidupan sebagai tempat mencari bekal untuk menuju kepada-Nya. Alih-alih mencari bekal, manusia malah mengingkari dan menjauhi-Nya. Allah mengingatkan, “Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allahlah kembali (semua makhluk).” (QS an-Nur [24]: 42).

Syekh as-Sa dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi. Dia yang memberikan rezeki pula kepada langit dan bumi. Allah juga yang mengatur langit dan bumi.

Allah mengaturnya secara syar’i dan qadari. Maksudnya, semua harus tunduk pada aturan syariat Allah dan semua yang Allah tetapkan itu pasti terjadi. Bumi adalah tempat manusia beramal, sedangkan akhirat adalah tempat amal kita dibalas.

Allah adalah tujuan sesungguhnya perjalanan setiap manusia. Manusia yang menemui-Nya tanpa membawa bekal apa-apa akan diempaskan-Nya dalam penderitaan berkepanjangan, di neraka-Nya.

Bekal itu bukan harta benda atau pernak-pernik manusia yang melekat pada tubuhnya, melainkan iman dan amal saleh. Bekal yang membuat Allah senang dan mempersilakannya untuk mengenyam kenikmatan abadi yang disediakan-Nya di surga-Nya.

Kesadaran bahwa Allah adalah tujuan akan menjadikan perjalanan manusia lebih berarti. Berarti bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Berjalan di muka bumi menebarkan kebaikan pada apa pun yang dilaluinya. Bahkan, pada orang yang berbuat jahat atau ingin mencelakakannya. Seluruh anggota badannya didedikasikan untuk kebaikan karena itulah yang akan dipersembahkan pada Allah ketika ia bertemu dengan-Nya.

Tak ada manusia yang sempurna, tapi semua manusia bisa berupaya menuju kesempurnaan. Orang-orang yang beriman akan selalu berusaha menjadi sosok mulia dan baik seoptimal mungkin di hadapan Allah kelak menjadi hamba-Nya yang kelak akan diseru dengan lembut, “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS al-Fajr [89]: 27-30).

Amal saleh ketika hidup adalah bekal utamanya, selain iman. Allah berfirman, “Dan kerjakanlah kebaikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS Saba’ [34]: 11). Dalam kitab Musnad al-Harits disebutkan, Abdullah bin Amru bin al-‘Ash mengatakan, “Berusahalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok hari.”

Tanpa bekal amal saleh, kita bisa jadi malah akan celaka sebelum sampai kepada Allah. Dalam kitab Nashaih al-‘Ibad karya Syaikh Nawawi al-Bantani disebutkan, Abu Bakar ash-Shiddiq mengingatkan, “Barang siapa yang memasuki kubur tanpa membawa bekal, yaitu berupa amal saleh, keadaannya seperti orang yang menyeberangi lautan tanpa menggunakan perahu. Maka sudah pasti ia akan tenggelam dan tidak mungkin akan selamat kecuali mendapatkan pertolongan oleh orang-orang yang dapat menolongnya.”

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat