Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Kunci Hidup Bahagia

Berterima kasih kepada sang pemberi kehidupan adalah kunci kebahagiaan.

Oleh ABDILLAH

OLEH ABDILLAH

 

Hidup bahagia adalah keinginan setiap orang. Tak bisa dimungkiri, semua orang rela melakukan apa pun demi mencapai kebahagiaan. 

Kekayaan yang melimpah sering kali dijadikan acuan kebahagiaan hidup. Karena dianggap menyimpan kebahagiaan, ada orang yang berusaha menjadi kaya dan mengejar kekuasaan meskipun harus melakukan kecurangan dan pengkhianatan. Ada juga yang menghinakan diri dan menjual masa depan agar memperoleh kesenangan. 

Kesemuanya ini alih-alih mendatangkan kebahagiaan justru bisa membawa penyesalan dan mengantarkan pada jurang kehinaan. Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW: “Kaya (ghina’) tidak diukur dengan banyak harta atau kemewahan dunia. Namun, kekayaan adalah hati yang merasa cukup” (HR Bukhari dan Muslim).

Kebahagiaan dalam hidup hanya bisa didapatkan selama kita merasa cukup dengan harta yang dimiliki. Hidup bahagia justru ada pada hati. Bila hati tak dikelola dengan baik, seberapa pun banyaknya kekayaan tak akan mampu memenuhi hasratnya. Ketamakan pada harta membawa manusia pada keinginan yang tak bertepi.

Nabi bersabda: “Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta benda, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Dan tidak memenuhi perut manusia kecuali tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertobat” (HR Bukhari).

Jika ketamakan dibiarkan, kedamaian hati yang menjadi sumber kebahagiaan hidup justru seperti panggang jauh dari api. Hidup yang tak merasa puas pada akhirnya akan membawa manusia pada jurang kesengsaraan batin. Kerakusan terhadap harta dan hasrat bermegah-megahan hanya bisa dihentikan dengan kematian.

Allah SWT berfirman: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS at-Takasur: 1-2).

Sungguh, kecintaan terhadap harta yang berlebihan akan mengantarkan pada kesengsaraan jiwa. Jadilah hamba yang selalu bersukur. Syukur berimplikasi dengan sikap qanaah. Orang yang bersyukur adalah orang yang merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah. Berterima kasih kepada sang pemberi kehidupan adalah kunci kebahagiaan. 

Hidup yang disyukuri akan memberikan ketenteraman dan ketenangan. Jiwa akan merasa tenang dan nyaman jika tidak diganggu oleh ketamakan yang tak berkesudahan. Nabi bersabda: “Jadilah orang yang wara, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qanaah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur." (HR Ibnu Majah).

Dengan bersyukur, harta akan makin berkah dan kenikmatan akan ditambah. Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), pasti azab-Ku sangat berat” (QS. Ibrahim: 7).

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat