Massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa menuju gedung DPRK di Lhokseumawe, Aceh, (30/9/2019). | ANTARA FOTO

Nasional

Presiden Minta HMI dan PMII Adaptif

Presiden juga mengakui, banyak kader HMI yang membantunya di pemerintahan.

JAKARTA—Presiden Joko Widodo meminta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adaptif terhadap perubahan zaman. Presiden juga berharap HMI mampu meneruskan dan mewujudkan cita-cita pendirinya. Yakni, untuk menyelaraskan keislaman dan keindonesiaan, memperkokoh persatuan bangsa, dan menjadi pilar penyokong integrasi bangsa.

Menurut Jokowi, upaya tersebut harus sejalan dengan semangat pembaruan, adaptif dan lincah terhadap perubahan, serta cepat dan cerdas dalam bertindak. "Saya berpesan agar HMI tumbuh bersama zaman. Harus adaptif dengan kebaruan, tanggap menghadapi realitas-realitas baru, dan menyesuaikan diri dengan derasnya arus disrupsi dan perubahan," tutur Jokowi saat membuka secara virtual Kongres XXXI HMI tahun 2021 di Istana Negara, Rabu (17/3).

Presiden menambahkan, HMI harus lincah berkolaborasi dalam berbagai agenda penting pembangunan bangsa. Termasuk upaya prioritas saat ini untuk menangani pandemi Covid-19. HMI bisa ikut mengambil peran membantu masyarakat yang kesulitan, serta membangkitkan optimisme dan harapan agar Indonesia segera bangkit dari tekanan pandemi.

Jokowi optimistis HMI mampu menjadi lokomotif kemajuan bangsa. "Saya percaya HMI bisa menjadi lokomotif kemajuan bangsa dan lebih aktif menyiapkan, melahirkan, SDM-SDM unggul serta pemimpin-pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam era hiperkompetisi," ujarnya.

Presiden juga mengakui, banyak kader HMI yang membantunya di pemerintahan. Hal itu terbukti dari banyaknya kader HMI yang saat ini menduduki posisi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut nama Menkopolhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Bappenas/PPN Suharso Monoarfa, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

"Mungkin ada yang nggak salah sebut tapi ini sudah, bukan banyak tapi terlalu banyak," kata Jokowi. Sementara, Pejabat Ketua Umum Pengurus Besar HMI Arya Kharisma Hardy menuturkan kongres menjadi ajang mengukur kematangan karakter kader sebelum masuk ke gerbang pengabdian ke wilayah publik. Ia mengatakan, HMI telah tumbuh dengan berbagai varian konflik, baik internal maupun eksternal.

“Sebelum kader benar-benar masuk gerbang pengabdian maka tak jarang kongres jadi ajang mengukur karakter," ujarnya saat sambutan pembukaan Kongres XXXI HMI di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, momentum kongres yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali untuk memperbarui gagasan ber-Islam maupun berbangsa. Pada kongres kali ini, kata dia, puluhan kandidat siap mewakafkan jiwa raga serta memberikan jaminan moral dalam memimpin organisasi ke depan. "HMI juga akan tetap membangun mitra taktis dan kritis bagi pemerintah di wilayah masing-masing," ucap-nya.

Sementara itu, Arya menjelaskan bahwa dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah kongres karena merupakan ijtihad sosio historis HMI memperbarui kembali semangat perjuangan kepahlawanan tanpa pamrih pada umat dan bangsa. Selain itu, Surabaya secara historis dinilainya selalu menghadirkan pesan perdamaian, kesatuan, sekaligus perlawanan dan pengorbanan. 

Pada hari yang sama, Jokowi meminta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mampu berkembang menjadi organisasi kepemudaan yang inovatif dan adaptif, serta membuka diri terhadap hal-hal yang baru, salah satunya yakni terhadap penguasaan ilmu dan teknologi. Hal ini disampaikan Jokowi saat meresmikan pembukaan kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3).

Kenapa? Karena PMII merupakan laboratorium kepemimpinan generasi muda Islam, yang ikut, yang akan ikut maju atau mundurnya Indonesia di masa depan,” kata Jokowi.

Karena itu, Jokowi ingin para kader PMII mampu menjadi navigasi perubahan. Ia mengingatkan, dunia saat ini telah berubah sangat cepat dan menyebabkan disrupsi di semua sektor kehidupan, termasuk juga di berbagai organisasi.

“Perubahan selalu tidak ramah bagi yang tidak siap berubah dan berhenti belajar. Banyak organisasi, ini banyak. Banyak organisasi harus rela digilas perubahan karena tidak sigap beradaptasi dengan perubahan,” kata dia.

Lebih lanjut, menurut Jokowi, selama ini PMII selalu teguh membela NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan bhinneka tunggal ika. Selain itu, bagi Jokowi, PMII juga selalu konsisten menyebarkan toleransi dan kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat yang majemuk.

Karena itu, dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan apresiasinya terhadap kader PMII yang telah menunjukan komitmen kebangsaan yang kuat serta konsisten menyuarakan kepedulian dan keadilan terhadap sesama.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat