Indonesia berupaya untuk meraih prestasi dalam kejuaraan All England. | ANTARA FOTO

Olahraga

Ayo, Juara di All England

Prestasi di All England akan mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia.

Turnamen bulu tangkis All England 2021 resmi akan tetap bergulir sesuai jadwal, 17-21 Maret mendatang. Pandemi Covid-19 yang turut menghantam dunia, tak terkecuali Inggris sebagai tuan rumah, tidak menghalangi jalannya kejuaraan badminton tertua di dunia tersebut.

All England edisi ke-113 itu akan dihelat di Utilita Arena, Birmingham. Indonesia sebagai negara raksasa dalam urusan badminton tentu ingin unjuk gigi setelah setahun terakhir sepi turnamen. Terlebih, hasil di dua seri Thailand Open dan BWF World Tour Finals 2020 lalu tak terlalu menggembirakan. Di Swiss Open yang berakhir awal bulan ini, Indonesia malah tanpa wakil di semifinal. Namun, ini masih bisa dimaklumi karena pemain-pemain andalan tak bermain. 

PBSI mengirim tujuh dari sembilan wakil ke All England. Gregoria Mariska Tunjung dipastikan absen karena cedera paha, kemudian Tommy Sugiarto mengundurkan diri karena alasan pribadi. Sehingga, rombongan yang berangkat ke negeri Ratu Elizabeth terdiri atas dua tunggal putra, tiga ganda putra, satu ganda putri, dan satu ganda campuran.

Sektor tunggal putra diwakili oleh Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Di ganda putra, Indonesia tampil full team dengan hadirnya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon bersama Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ganda putri diwakili Greysia Polii/Apriyani Rahayu, sementara ganda campuran diisi oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Sebagian besar wakil Indonesia masuk ke dalam daftar unggulan.

PBSI menganggap All England sebagai hajatan besar. Gabungan atlet senior bergelimang prestasi dengan junior diharapkan dapat mengibarkan bendera merah-putih di tempat tertinggi.

Kepercayaan diri wajib menjadi salah satu modal merebut kemenangan. Namun, PBSI tidak bisa abai bahwa mayoritas dari mereka baru berpentas setelah hiatus selama satu tahun ke belakang.

Kita ambil contoh Marcus/Kevin yang sudah satu tahun absen, akhirnya kembali ikut serta dalam sebuah turnamen kompetitif. All England 2020 adalah catatan terakhir kali mereka turun dalam turnamen resmi. Pasangan berjuluk Minions harus puas keluar sebagai runner-up usai dikalahkan Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo, di partai puncak dengan skor 18-21, 21-12, 19-21.

Kendati demikian, Marcus mengeklaim dirinya dan Kevin sudah melakukan persiapan matang. Kalaupun vakum 12 bulan memengaruhi performanya, Marcus memprediksi, ada kemungkinan calon lawannya juga mengalami masalah serupa. Kemudian, pasangan ganda putra veteran, Hendra/Ahsan, juga layak menjadi kandidat penyabet gelar yang pernah mereka rebut pada 2019 lalu.

Memilih realistis juga dilakukan oleh Anthony Ginting. Ia mengakui, pandemi banyak memengaruhi berbagai aspek dalam bulu tangkis. Ia tak menerapkan target pasti di All England. PBSI sebagai payung para atlet pun tidak muluk-muluk untuk urusan juara. Mereka menganggap, satu titel dari salah satu wakil sudah cukup.

Terlebih lagi, tunggal putra All England 2021 akan diikuti oleh pemegang ranking satu dunia, Kento Momota, yang akan comeback setelah absen lebih dari satu tahun karena kecelakaan dan Covid-19. 

Harapan mungkin akan digantungkan pada bahu ganda campuran yang diisi Praveen/Melati. Apalagi, ada motivasi lebih setelah tampil inkonsisten di Thailand Open dan BWF World Tour Finals 2020.

Praveen/Melati tetap percaya diri bisa menduduki podium pertama. Jika Praveen/Melati pede, sudah seharusnya wakil lainnya juga punya motivasi serupa untuk berjaya di All England. Mari kita doakan wakil Indonesia juara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat