Perlu adanya komunikasi yang baik untuk merawat keutuhan rumah tangga antara suami dan istri. | DOK ANTARA Putra Haryo Kurniawan

Kitab

Nasihat untuk Para Suami

Buku ini berupaya menghimpun aspek keteladanan Rasulullah SAW sebagai suami dan kepala keluarga.

OLEH MUHYIDDIN 

Pernikahan merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. Ikatan perkawinan tidak hanya mengenai pelampiasan naluri insani, seperti hasrat berhubungan badan untuk memiliki keturunan. Lebih dari itu, bahtera rumah tangga juga ditopang ikhtiar untuk saling memahami antara suami dan istri. Di samping itu, keduanya dapat berbagi cinta, kasih sayang, kesenangan, dan ketenangan.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS ar-Rum [4] : 21).

Nabi Muhammad SAW merupakan teladan paripurna, termasuk dalam hal berumah tangga. Rasulullah SAW telah merealisasikan makna agung dari pernikahan yang sejati. Karena itu, dalam sebuah ikatan pernikahan umat Islam dianjurkan untuk selalu meneladani beliau. Dan, buku yang berjudul Story of The Great Husband: Muhammad SAW ini merangkum berbagai aspek suri teladan beliau sebagai seorang kepala keluarga atau suami.

Buku yang ditulis oleh Hasan bin Ahmad Hasan Hamam ini dibuka dengan memori historis Haji Wada. Itulah ibadah yang diikuti kaum Muslimin sekira 14 abad silam. Dalam kesempatan pada hari Jumat itu, Rasulullah SAW menyampaikan pesan kepada umatnya yang sedang berkumpul di Padang Arafah.

Salah satu wasiat yang disampaikan beliau berkenaan dengan urusan pernikahan. Rasulullah SAW menekankan bahwa setiap suami memiliki tanggung jawab di hadapan Allah mengenai istri dan anak-anaknya. Ditegaskannya pula, kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Antara suami dan istri hendaknya saling berbuat ma’ruf, yakni kebaikan yang lebih dari sekadar memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.

“Berpesanlah kepada wanita (istri) dengan kebaikan. Karena mereka adalah penolong di sisi kalian. Mereka kalian ambil dengan amanat dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah” (HR Muslim).

Seperti dijelaskan dalam sebuah hadis sahih, Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang paling bengkok, yakni bagian paling atas. Ini dapat ditafsirkan, perempuan memiliki karakteristik yang harus diperlakukan secara hati-hati. Menurut penulis, hendaknya para suami selalu memperhatikan, memahami tabiat, dan berbuat baik kepada mereka. Sebab, jika berupaya terlalu keras untuk meluruskan yang bengkok ini, justru akan dapat mematahkannya. Bila sudah patah, akan sulit untuk menyatukannya kembali.

Karena itu, dalam buku ini para suami diajak untuk melihat kehebatan Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan tuntunan tentang bagaimana bergaul, menghargai, melindungi, menyayangi, dan mencintai pasangan. Pembahasan dalam buku ini bisa menjadi rujukan untuk Muslimin yang berstatus suami.

Uraian dalam buku ini berlanjut pada topik rumah tangga Rasulullah SAW; bagaimana beliau membangun keharmonisan dalam rumah tangganya. Penulis membicarakan pula kisah pernikahan Nabi SAW dengan istri-istrinya. Yang pasti, beliau adalah manusia yang paling baik terhadap keluarganya.

Seluruh kehidupannya bersama istri-istri beliau, menurut penulis, dinaungi langit-langit kebahagiaan, kesenangan, ketenangan, dan kasih sayang. Kehidupan rumah tangga beliau adalah teladan bagi umat Islam yang membutuhkan hikmah, belas kasih, cinta dan sayang.

Selain itu, buku ini juga membahas tentang etika Rasulullah SAW terhadap pasangan. Sebagai contoh, bagaimana keadilan dan kesabaran beliau saat menghadapi perilaku istri-istrinya. Selain itu, anjuran untuk bermusyawarah dan bertukar pendapat dengan istri. Semua pembahasan itu merujuk pada teladan yang telah dicontohkan Nabi SAW.

Untaian nasihat

Pembahasan yang mungkin paling dibutuhkan oleh para suami dalam buku ini adalah nasihat-nasihat dari Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga” (HR Tirmidzi).

Buku ini memberi gambaran yang lugas tentang kehidupan Rasulullah SAW sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga. Para pembaca akan diajak untuk menyelami kecerdasan, kesalehan, kebijakan, dan romantisme sosok suami terbaik sepanjang masa. Dengan membaca buku ini, Anda akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang cara membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Karena itu, dalam bukunya ini penulis mengungkapkan setidaknya delapan nasihat beliau untuk para suami. Satu di antaranya adalah nasihat agar tidak menyebarkan rahasia suami-istri. Penulis menjelaskan, ada kebiasaan awam yang sangat disayangkan. Yakni, mengungkapkan kepada teman-temannya tentang apa yang terjadi antara diri dan keluarganya. Bahkan, rahasia kehidupan rumah tangga pun kadang dibocorkan ke publik. Entah dengan alasan ingin meraup popularitas atau sekadar iseng.

Nasihat ini mungkin sangat relevan dengan apa yang terjadi kalangan banyak artis akhir-akhir ini, di mana kehidupan keluarganya sering diumbar ke publik. Hal itu terkadang dilakukan secara sengaja. Bahkan, sebagian orang mungkin juga ada yang mengungkapkan kebiasaan pasangannya, termasuk dalam urusan ranjang.

Menurut penulis, sebenarnya kehidupan rumah tangga adalah ikatan suci yang harus dijaga dengan benteng yang kokoh. Dalam hal ini, Rasulullah SAW telah memberi peringatan, mengumbar rahasia semisal itu adalah termasuk perbuatan dosa. Diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri, beliau bersabda, “Sesungguhnya manusia paling buruk tempatnya di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah suami yang mendatangi istrinya, dan istrinya mendatanginya (berhubungan intim), lalu dia sebarkan rahasianya” (HR Muslim).

Di samping itu, penulis juga mengungkapkan nasihat Rasulullah SAW agar para suami selalu memerintahkan kepada istrinya dalam jalan kebajikan. Termasuk, untuk mendirikan shalat. Sebagaimana beliau menganjurkan istri-istrinya untuk beribadah kepada Allah. “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa” (QS Thaha [20]: 132).

Ketika manafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menyatakan, “Yakni menolong mereka terhindar dari azab Allah dengan mendirikan shalat dan sabar saat mengerjakannya. Jika engkau telah mendirikan shalat, maka akan datang kepadamu rezeki dari jalan yang tidak engkau duga.” Rezeki demikian telah disebut dalam firman Allah SWT, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaq [65]: 2-3).

Dengan nasihat-nasihat Rasulullah SAW yang terdapat dalam buku ini, para pembaca diharapkan bisa mendapatkan pencerahan untuk membina rumah tangga yang islami. Beliau bukanlah tipe suami yang gemar memberikan harta benda berlimpah. Bahkan, di rumahnya pernah selama satu bulan pernah tidak ada makanan untuk dimasak. Bagaimanapun, seluruh istri dan anggota keluarga Nabi SAW sangat menikmati ketenangan, kasih sayang, dan kebahagiaan bersama beliau.

photo
Dalam buku ini, Syekh Hasan bin Ahmad Hasan Hamam menyajikan gambaran sifat-sifat Nabi Muhammad SAW sebagai seorang suami dan kepala keluarga. - (DOK PRI)

DATA BUKU

Judul: Story of the Great Husband: Muhammad SAW

Penulis : Hasan bin Ahmad Hasan Hamam

Penerbit : Nakhlah Pustaka

Tebal : 191 halaman

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat