Berbagai jenama fashion Muslim berusaha memperbarui tampilan agar bertahan saat pandemi. | Dok Elzatta

Modis

Gagasan Segar Fashion Muslim untuk Bertahan

Berbagai jenama fashion Muslim berusaha memperbarui tampilan agar bertahan saat pandemi.

 

OLEH DESY SUSILAWATI, SHELBI ASRIANTI

Industri fashion Muslim Tanah Air mengalami kemajuan dengan munculnya banyak jenama baru, baik daring maupun luring. Sebagian jenama memang tergerus pada masa pandemi Covid-19 dan mengalihkan bisnisnya ke bidang lain.

Namun, sebagian lagi bertahan, bahkan mengalami kemajuan dengan berbagai inovasi dan inspirasi yang baru. Untuk fashion Muslim, kekuatannya ada pada hijab, gamis, dan keragaman printing-nya, garis feminin, dan fitting yang nyaman. Unsur-unsur itulah yang dipertahankan dan dikembangkan oleh Elzatta Hijab, salah satu jenama lokal unutk fashion Muslim di Indonesia. 

Dampak pandemi juga dirasakan perusahaan yang didirikan oleh Elidawati Ali Oemar itu. Namun, jenama ini berusaha keras membuat bisnisnya tetap berjalan dan berencana pengembangan pada 2021.

“Brand Elzatta menjadi tumpuan penghidupan banyak orang, dari mitra, agen, reseller, begitu juga para supplier kami. Kami tidak bisa diam saja menunggu pandemi usai. Kami akhirnya memutuskan terus meluaskan usaha,” ujarnya.

photo
Berbagai jenama fashion Muslim berusaha memperbarui tampilan agar bertahan saat pandemi. - (Dok Elzatta)

Caranya untuk bertahan adalah dengan menyasar dua jalur, yaitu daring dan luring. Penyegaran ide-ide untuk jenama ini di ranah daring muncul dengan kehadiran Tika Mulya sebagai vice president Elzatta.

Sementara untuk luring, jenama ini merapikan kembali gerai-gerainya dengan berdasarkan pemasarannya. “Kami memperbarui tampilan toko Elzatta dengan tampilan lebih segar. Kami ingin membuat konsumen kembali bersemangat berbelanja offline,” ujar Elidawati.

 
Kami ingin membuat konsumen kembali bersemangat berbelanja offline.
ELIDAWATI ALI OEMAR, Owner Elzatta
 

 

Dari segi koleksi, Elzatta juga mengeluarkan koleksi khusus bernama Scarf Nusantara dengan tema 38 kota di Indonesia. ”Kemunculan scarf ini diharapkan bisa menjadi penghibur kerinduan akan travelling. Kami akan mengeluarkan batch kedua yang mengangkat kota-kota lainnya,” kata Tika Mulya selaku vice president Elzatta. Scarf ini dijual bersama dengan masker bermotif senada. 

Tak hanya itu, Elzatta juga menyiapkan koleksi sarimbit dengan inspirasi motif lokal. “Kami ingin menekankan pentingnya local pride kita yang kaya budaya, tapi tetap harmoni. Semoga Elzatta terus bisa menemani momen kebersamaan di Indonesia dan semoga pandemi ini akan segera berlalu," kata Tika. 

Sementara, salah satu jenama yang tetap berjalan pada masa pandemi ini adalah Althafunissa Syar'i. Pemiliknya, Karina Pramythasari HAKW, berupaya mengembangkan jenamanya ke busana Muslimah yang apik dan cantik. Dalam gelaran busana tunggalnya pada Januari 2021, dia mengeluarkan 17 koleksinya dengan tema "Grooming in Bloom" di Bogor. 

Bahan yang digunakannya tetap yang ringan dipakai ditambah aksen brokat yang mewah, plisket, dan bordir pada detailnya. Karyanya tetap identik dengan ciri khasnya yang simpel, tapi terlihat elegan dengan warna-warna pastel yang tren pada tahun ini, yaitu lilac, pink, pastel green, dan soft yellow.

Ada tiga segmen yang ditampilkannya, yakni kolaborasi Althaxmoudy dengan warna polos pastel, kolaborasi AlthafunissaxNinnauf dengan khas motif print di khimarnya, dan Althafunissa Signature bermotif batik dan cetak. Hadir pula koleksi dalam format set keluarga, bisa sarimbit dengan suami dan anak, bahkan bisa di-customsize sesuai permintaan pelanggan.

photo
Industri fashion Muslim Tanah Air mengalami kemajuan. - (Dok Elzatta)

Inspirasi untuk Busana Syar'i 

 

Kecintaan terhadap fenomena alam aurora menjadi pemantik inspirasi bagi perancang busana Ida Andriansyah. Pemilik jenama Mayesa Premium itu menggagas koleksi bertajuk "Dream of Aurora".

Senada dengan pancaran aurora, koleksi busana Muslim syar'inya menggunakan warna-warna khas dalam padu padan, seperti hijau, kuning, biru, oranye, dan merah tua.

Inspirasi yang diwujudkan dalam "Dream of Aurora" itu menelurkan 12 model busana. Desain rancangannya untuk perempuan berbusana syar'i agar tampil bersinar layaknya aurora. "Kebetulan tema tren 2021 juga warna terang. Sesuai sekali dengan konsep warna yang saya keluarkan ini," ujar Ida pada keterangan resminya, pada awal 2021.

Semua busana dalam koleksi tersebut menggunakan kain spesial printing motif aurora dengan bahan ceruty babydoll Armani. Ida juga menambahkan swarovski dari Austria untuk mempermanis.

photo
Sebagian jenama memang tergerus pada masa pandemi Covid-19 dan mengalihkan bisnisnya ke bidang lain. - (Dok Elzatta)

Detail lain dalam sejumlah busana menggunakan renda dari India. Bahkan, sang desainer membubuhkan signature brand Mayesa Premium pada setiap rancangannya secara terbuka. "Cutting-nya lebih ke arah daily wear, tapi bisa juga untuk party," kata dia.

Perempuan 47 tahun kelahiran Lampung itu mengerjakan koleksinya selama dua bulan. "Yang pasti karena printing, ini limited edition," ujar Ida yang juga merupakan pemilik jenama Bungas Fashion dan Fazza Fashion tersebut.

Koleksi "Dream of Aurora" telah diperagakan di D'Harmonie di Ballroom Hotel Trans Luxury Bandung bersama 10 jenama busana syar'i lainnya. Dalam koleksi dan karya-karyanya, Ida ingin menebarkan semangat kepada para hijaber, Muslimah yang berkomitmen mengenakan jilbab serta busana syar'i.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mayesa Premium (mayesapremium)

Sama seperti banyak orang di dunia, Ida sangat ingin pandemi segera berlalu. Selama pandemi Covid-19, dia juga memproduksi masker kain untuk dibagikan gratis ke berbagai kalangan dan komunitas. Dia juga kerap mengadakan live flash sale via Instagram dan Facebook agar Muslimah tetap bersemangat melewati pandemi dan tetap berpenampilan menarik dengan busana yang indah. 

Menurut Ida, bisnis tidak melulu soal keuntungan. Dengan penampilan tertutup tapi tetap cantik, dia yakin juga memicu seseorang untuk berpikir positif. "Dengan jiwa yang cantik pastinya akan membuat imun meningkat dan kesehatan bisa lebih baik," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat