Pemandangan Masjidil Haram saat Kerajaan Saudi mengizinkan jamaah melakukan umrah pada Oktober 2020 lalu. | X80001

Kabar Utama

Saudi Buka Penerbangan 17 Mei 

Asosiasi harap-harap cemas menunggu kepastian Saudi membuka izin umrah dan haji.

JAKARTA -- Kerajaan Arab Saudi memutuskan akan membuka kembali seluruh bandara internasional pada 17 Mei 2021. Tak hanya itu, Otoritas Umum Penerbangan Sipil (GACA) juga mengonfirmasi seluruh bandara di Kerajaan bisa memulai kembali operasionalnya di tanggal sama.

Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menyebut belum ada informasi apakah keputusan ini berpengaruh pada penangguhan yang dilakukan Saudi atas 20 negara, termasuk Indonesia. Endang mengatakan, jika melihat redaksi dari surat edaran, keputusan tersebut merujuk atau meralat edaran sebelumnya tertanggal 12 Januari 2021. 

"Sedangkan penutupan akses masuk 20 negara itu (dikeluarkan) Februari 2021. Sejauh ini belum ada pernyataan apakah Mei itu termasuk untuk 20 negara ini atau tidak," kata Endang Jumali dihubungi Republika, Jumat (12/3).

Keputusan Arab Saudi menangguhkan kedatangan dari 20 negara, termasuk Indonesia, diumumkan pada Selasa (2/2). Penangguhan dilakukan sebagai tindakan pencegahan dan membendung penyebaran Covid-19. Adapun dalam surat edaran pada 12 Januari, GACA menjadwalkan tanggal dimulainya kembali layanan, yaitu pada 31 Maret. Namun, Saudi pada 29 Januari memutuskan menunda pembukaan jalur laut, darat, dan udara hingga 17 Mei. 

photo
Jamaah menjaga jarak saat melaksanakan shalat Jumat di Masjidil Haram, 26 Februari lalu. - (Saudi Press Agency/Handout via REUTERS)

Menurut Saudi Press Agency, sumber dari kementerian dalam negeri menyebut, keputusan penangguhan berlaku mulai Rabu (3/2), tepatnya pukul 9 malam waktu setempat. 20 negara yang ditangguhkan kedatangannya adalah Argentina, Uni Emirat Arab, Jerman, AS, Indonesia, Italia, Pakistan, Inggris, Turki, Swedia, Prancis, Lebanon, Mesir, India, Jepang, Irlandia, Brasil, Portugal, Swiss, dan Afrika Selatan.

Terbaru, dalam sebuah surat edaran, GACA menginformasikan semua maskapai penerbangan yang beroperasi dari bandara Saudi, tentang perubahan tanggal yang disebutkan dalam surat edaran sebelumnya. GACA mengizinkan warga Saudi bepergian ke luar negeri, mencabut sepenuhnya penangguhan penerbangan internasional, dan membuka operasional seluruh bandara Kerajaan. Dilansir di Saudi Gazette, menurut surat edaran tersebut, perubahan keputusan ini akan efektif mulai pukul 1:00 pada 17 Mei (5 Syawal 1442). 

Endang dalam keterangannya pada Kamis (11/3) mengatakan, Otoritas Arab Saudi hingga kini masih memberlakukan kebijakan pembukaan ibadah umrah secara terbatas. Kebijakan ini dikeluarkan Saudi sebagai upaya penanganan Covid-19 agar makin terkendali. Endang mengatakan, mereka yang diizinkan masuk hanyalah warga negara Saudi, diplomat, praktisi kesehatan beserta keluarganya.

Dengan adanya keputusan ini, maka jamaah di luar 20 negara yang sementara tak diperbolehkan tersebut, masih diperkenankan menjalankan ibadah umrah. “Penutupan akses masuk untuk 20 negara sejak 3 Februari lalu masih berlaku. Namun, bagi negara yang diizinkan, warganya tetap bisa melaksanakan umrah. Saat ini ada jamaah dari Libya dan Nigeria yang sedang menunaikan ibadah umrah,” ujar Endang. 

Endang menambahkan, penyelenggaraan ibadah umrah awalnya sempat dibuka oleh Saudi untuk warga negara di luar Arab Saudi pada 1 November 2020 hingga 2 Februari 2021. Dalam kurun waktu tersebut, ada 2.608 jamaah umrah asal Indonesia yang menunaikan ibadah umrah. Mereka diberangkatkan dari dua bandara, yaitu Soekarno-Hatta, Banten, dan Juanda, Jawa Timur.  “Saat ini seluruh jamaah umrah asal Indonesia sudah kembali ke daerahnya masing-masing,” kata dia.

Upaya pemberlakuan umrah secara terbatas ini dilakukan karena Saudi bertekad keras bisa secepatnya mengendalikan persebaran virus korona. Hingga Rabu (10/03), kasus Covid-19 di Saudi tercatat mencapai 380.572 kasus dengan angka kematian 6.539 orang. Bagi negara-negara yang diizinkan masuk, Saudi menerapkan protokol kesehatan sangat ketat, seperti wajib karantina, usia 18-50 tahun dan lolos tes usap atau swab.

photo
Jamaah menjaga jarak saat melaksanakan shalat Jumat di Masjidil Haram. - (X80001)

Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) berharap dibukanya kembali pelabuhan dan bandara internasional nanti bersamaan dengan dibukanya kembali penyelenggaraan umrah. Sekretaris Jenderal Kesthuri Artha Hanif mengatakan, meski belum ada kepastian, namun penyelenggara umrah dan haji dinilai tetap perlu bersiap atas segala perkembangan. 

"Kita sebagai penyelenggara umrah dan haji (khusus) mesti siap untuk menyikapi kondisi sekarang ini, dengan sikap yang positif yaitu kita menghargai kewenangan mereka Kerajaan Arab Saudi," kata Artha. 

Ia menambahkan. penyelenggara umrah dan haji khusus serta Pemerintah Indonesia juga harus terus berusaha. Supaya ketika dibuka penerbangan internasional pada 17 Mei 2021, di waktu yang bersamaan Arab Saudi membuka penyelenggaraan umrah. Menurut dia, pemerintah perlu memberikan dukungan kepada Pemerintah Arab Saudi agar dibukanya penerbangan internasional bersamaan dengan dibukanya umrah. 

Sehubungan dengan itu, pemerintah diharapkan melakukan lobi-lobi agar Indonesia dibolehkan mengirim jamaah umrah mulai 17 Mei 2021 nanti. "Diharapkan 17 Mei dibukanya akses penerbangan dan lain-lain ini (bersamaan dengan) dibukanya umrah. Artinya, Kerajaan Arab Saudi sudah memiliki standar yang lebih bagus terhadap operasional protokol kesehatan dalam melayani jamaah umrah. Itu harapan besar kita dan keinginan besar kita supaya pelaksanaan umrah tidak seperti pelaksanaan umrah sebelumnya pada Desember dan Januari lalu," ujarnya.

Artha meyakini, penyelenggaraan umrah bisa berjalan dengan segala ketentuan yang sudah lebih baik, sehingga jamaah umrah mendapat kemudahan. Dengan demikian, penyelenggaraan umrah yang lancar dan baik bisa menjadi pertimbangan untuk penyelenggaraan haji. 

Ia mengingatkan, ibadah umrah dilaksanakan selama empat jam, kegiatan lainnya dalam umrah termasuk sunah. Sementara, penyelenggaraan haji paling tidak memerlukan waktu lima hari.

"Kalau umrah saja tidak dibuka oleh Kerajaan Arab Saudi karena belum siap, bagaimana nanti pemerintah Arab Saudi akan membuka haji, maka kita menjadi semakin pesimistis," kata Artha. Oleh karena itu, kata dia, jika pelaksanaan umrah bisa berjalan lancar, maka bukan tidak mungkin Saudi akan membuka penyelenggaraan ibadah haji bagi berbagai negara. 

Gabungan Pengusaha Haji Umrah dan Wisata Halal Nusantara (Gaphura) harap-harap cemas menunggu kepastian Saudi membuka izin umrah dan haji. Ketua Dewan Pembina Gaphura Baluki Ahmad mengatakan, penyelenggara umrah sudah menunggu selama satu tahun untuk bisa kembalil mengirim jamaah ke Tanah Suci. 

"Sudah satu tahun diam, ada berita seperti ini, kita harap-harap cemas, karena harapan datang tiba-tiba (izin umrah) tutup, Info di Arab Saudi berkembang terus, buka-tutup buka-tutup (izin umrah) jadi kapan tepatnya umrah dibuka," kata Baluki. 

Ia juga menyoroti kondisi Indonesia yang angka positif kasus Covid-19-nya masih tinggi. Sehingga, Indonesia termasuk kategori negara yang masih dipertimbangkan oleh negara lain. Pemerintah Arab Saudi juga mempertimbangkan kebijakannya demi keamanan negaranya.

"Jadi serba salah, kita tidak menyalahkan Arab Saudi, mereka punya hak untuk membuka dan menutup (izin umrah) mereka juga tidak mau warga negaranya tertular (Covid-19) dari manapun arahnya," ujarnya.

Ia mengungkapkan, calon jamaah umrah dan haji khusus kerap mempertanyakan kapan izin umrah dan haji dibuka kembali. Untuk itu, Baluki mengingatkan agar calon jamaah dapat memahami kondisi serta bersabar. "kita harus tawakal, qodarullah, semua Allah yang mengatur yang punya kekuasaan," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat