Masjid Kubbatus Shakhrah berada di Kompleks Masjidil Aqsha. Masjidil Aqsha merupakan tempat Rasulullah melaksanakan Isra dan Miraj. | AP/Mahmoud Illean

Opini

Ramaikan Isra Mi'raj dengan Menjaga Shalat 

Shalat merupakan hadiah Isra Mi'raj untuk Rasulullah dan umatnya.

ISKANDAR 'ISJET' ZULKARNAEN, Direktur Madrasah Al Madinah Tanjung Barat

Isra Miraj adalah peristiwa paling penting bagi setiap Muslim. Di sinilah perintah shalat dititahkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. 

Tanpa perantara. Tanpa Jibril sang pembawa wahyu di antara keduanya. Syariat shalat pun tidak diturunkan di atas bumi tempat manusia bernapas, tapi di atas sana, jauh di atas sana, di Sidratul Muntaha. 

Sejak itulah, setiap Muslim diwajibkan shalat setiap hari, lima kali, sebanyak total 17 rakaat. 

Kata shalat merupakan bentuk isim yang menempati kolom masdar dari susunan kata shallayushalli. Shalat menurut arti bahasa adalah doa atau doa meminta kebaikan.

Shalat atau shalawat juga bermakna doa atau mendoakan. Dapat dibedakan jika salawat itu dari dua sumber. Pertama, Allah SWT berarti rahmat atau memberi rahmat. Namun, jika shalawat itu dari malaikat atau dari manusia berarti doa atau mendoakan agar di berikan rahmat oleh-Nya.

Ketika menemui bahwa Allah dan malaikat bershalawat, berarti Allah tengah memberi rahmat dan malaikat mendoakan agar manusia memperoleh rahmat, seperti halnya shalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

Ahli fikih Wahbah Zuhaili menjelaskan secara istilah tentang shalat, yaitu merupakan perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu. Mendirikan shalat ialah menyempurnakan ruku, sujud, tilawah (bacaan), khusyu, dan menghadapkan shalat dengan sesempurnanya.

Tidak ada alasan yang membolehkan seorang Muslim untuk tidak shalat. Saat sakit, dia harus shalat sambil duduk, atau dengan cara berbaring, atau hanya mengedipkan mata.

Saat dalam perjalanan atau perang, dia harus shalat di atas kendaraan, menghadap ke arah kendaraan itu melaju. Dia juga boleh menggabung atau menyingkat shalatnya. 

Saat terlelap atau lupa, dia harus menggantinya segera setelah dia bangun dari tidurnya atau siuman dari lupanya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak shalat , apalagi kalau alasannya karena sibuk atau malas atau tidak tahu cara shalat. Shalat hanya wajib dilaksanakan saat waktunya tiba, dan boleh ditinggalkan saat nyawa lepas dari raga. 

Lantas mengapa prosesi kewajiban shalat  begitu mulia dan sakral? Mengapa Rasulullah harus berisra dan bermi'raj demi mendapatkan perintah shalat lima waktu untuk umatnya? 

Mengapa kita harus shalat setiap saat, apapun kondisi internal dan eksternal yang sedang terjadi? 

Karena shalat adalah tiang agama. Barangsiapa mendirikannya, berarti dia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkannya, berarti dia benar-benar telah merubuhkan agamanya sendiri, kata Rasulullah SAW. 

Karena shalat adalah amalan pertama yang akan dihitung di Hari Hisab. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada Hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaraka wa Taala mengatakan: 'Lihatlah, apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?' Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” 

Saat menafsirkan firman Allah SWT, "Dan Allah tidaklah menyia-nyiakan imanmu," Imam Qurtubi RA berkata: "Pada ayat ini shalat disebut dengan iman. Karena ibadah ini mencakup niat (ibadah hati), ibadah lisan, dan ibadah anggota badan." 

Umar bin Khattab pun pernah menegaskan, tidak ada bagian dari Islam bagi siapapun yang meninggalkan shalat. 

Maka di hari raya Isra' Mi'raj ini, tidak ada cara terbaik untuk merayakan dan memperingatinya kecuali dengan membenahi shalat kita. 

Bagi yang shalatnya hanya seminggu sekali pas Jumatan, atau malah hanya setahun sekali saat Idul Fitri dan Idul Adha, mulailah melatih dan memaksakan diri untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim. 

Semoga kelak kita menjadi seorang mukmin dalam arti sebenarnya: yaitu beriman atau percaya kepada Allah SWT dengan menyembahnya sehari kali, bukan sekadar mengaku beragama Islam, tetapi tidak menjalankan kewajiban utama sebagai orang yang ber-KTP Islam--yaitu shalat lima waktu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat