Josh Maja dari Fulham mencetak gol yang kemudian dianulir karena handball selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Fulham v Tottenham Hotspur di stadion Craven Cottage di London, Kamis, 4 Maret 2021. | AP/Neil Hall/POOL EPA

Olahraga

Benang Kusut Aturan Handball Sepak Bola

Kekalutan akibat VAR timbul ketika beberapa insiden, termasuk handball yang berpotensi multitafsir.

JAKARTA -- International Football Association Board (IFAB), badan yang mengatur peraturan sepak bola sejagat akan mengadaptasi regulasi tentang handball per 1 Juli tahun ini. Keputusan itu didasari oleh banyaknya protes akibat keruwetan yang ditimbulkan oleh Video Assistant Referee (VAR).

Kekalutan akibat VAR timbul ketika beberapa insiden, termasuk handball yang berpotensi multitafsir. Salah satu tim yang sedang bertanding acap kali melayangkan protes karena melihat keputusan wasit kerap dianggap tidak adil. 

Salah satu contoh terbaru adalah pertandingan Liga Primer Inggris yang mempertemukan Fulham kontra Tottenham Hotspur, Jumat (5/3) dini hari WIB lalu.  Fulham yang sempat tertinggal lebih dulu berhasil menjebol gawang Spurs. Namun, gol Josh Maja dianulir wasit karena bola yang ditendangnya dinilai wasit mengenai rekan setimnya, Mario Lemina. 

Dalam tayangan ulang, memang benar bola tersebut menyentuh tangan Lemina. Namun, tangan Lemina sebenarnya tidak bergerak aktif karena tendangan Maja terbilang keras. Meski ada unsur ketidaksengajaan, wasit tetap membatalkan gol itu. Fulham harus rela takluk 0-1 dalam laga tersebut. Peraturan handball kembali dipertanyakan.

Sky Sports pada Jumat (5/3) lalu memberitakan, aturan terbaru soal handball hanya perlu diterapkan ketika bola menyentuh tangan yang tidak sengaja bergerak, tapi dengan gerakan yang lebih jelas atau ketika tangan merentang terlalu lebar. 

Namun, jika tangan bergerak tidak sengaja dengan gerakan yang minimal, wasit boleh mengambil keputusan sendiri. Hal ini berkaitan dengan insiden Fulham karena tangan Lemina tidak bergerak maksimal dengan aliran bola yang begitu kencang. Alhasil, ada kemungkinan bahwa wasit laga Fulham kontra Spurs seharusnya tidak menganulir gol. 

Menanggapi hal tersebut, IFAB masih harus memperhatikan dinamika kompetisi sebelum penerapan aturan baru ihwal handball pada 1 Juli mendatang. Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino sudah mengonfirmasi pihaknya akan bekerja sama dengan IFAB untuk melakukan uji coba terhadap peraturan baru ini. 

Di satu sisi, handball tidak bisa dipisahkan dari sepak bola. Publik masih bisa mengingat peristiwa legendaris ketika Diego Maradona mencetak gol ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986, lalu gol Thierry Henry di play-off Piala Dunia 2010.  Momen-momen itu memaksa pembuat peraturan terus memperbarui regulasi. 

Pelatih Manchester United (MU), Ole Gunnar Solskjaer, meminta para regulator menjelaskan seluruh peraturan kepada praktisi sepak bola agar tidak muncul kerancuan. "Kami butuh kejelasan karena terlalu banyak perubahan. Zaman dahulu, sepak bola jauh lebih sederhana," ujar Solskjaer seperti dilansir Sky Sports, Selasa (9/3). 

Ibarat benang kusut, diskusi soal handball seakan sulit mencari cara meluruskannya. Kembali sekitar 173 tahun lalu, sepak bola di era awal ternyata masih mengizinkan para pemain memegang, bahkan menggiring bola dengan tangan karena belum ada peraturan resmi. Peraturan ini bertahan hingga 1863 ketika siapa pun yang memegang bola selain kiper dianggap melanggar. 

Kiper menjadi satu-satunya pemain di dalam satu tim yang boleh memegang, menangkap, dan membawa bola hingga ke tengah lapangan. Peraturan ini bertahan hingga tahun 1912. Setelah itu, kiper hanya boleh melakukannya di dalam kotak penalti seperti yang dikenal saat ini. 

Sepak bola Inggris menjadi acuan soal beberapa peraturan penting. Pada 1992 regulasi soal backpass diberlakukan. Kemudian, pada 2013, asosiasi wasit negeri Ratu Elizabeth membuat aturan baru soal handball.

Pada 2018 giliran IFAB yang mengambil alih pembaruan regulasi handball. Yang terbaru, pada awal musim 2019-20 mereka menyatakan bahwa setiap gol yang berawal dari insiden handball wajib dianulir.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat