Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan program promo BSI Griya Hasanah dengan margin murah mulai Maret 2021. | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

BSI Luncurkan Program KPR Murah

Promo BSI Griya dengan margin khusus mulai setara 3,3 persen.

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan program promo BSI Griya Hasanah dengan margin murah mulai Maret 2021. Langkah tersebut merupakan upaya mendorong pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah (KPR).

Program pembiayaan BSI Griya Hasanah menggunakan akad syariah dengan margin khusus dan jangka waktu pembiayaan hingga 30 tahun. Program tersebut ditujukan bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah, baik rumah tapak maupun rumah susun atau ingin melakukan takeover KPR.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan, program ini merupakan salah satu komitmen BSI untuk turut membangkitkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin membeli rumah impian sesuai prinsip syariah.

"Kami berharap program ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk mewujudkan hunian impian dengan berbagai kemudahan dan penawaran terbaik," kata Hery, Ahad (7/3).

Promo BSI Griya dengan margin khusus mulai setara 3,3 persen (effective per annum) pada satu tahun pertama. Selanjutnya, dikenakan margin sebesar 10 persen (effective per annum) sampai akhir pembiayaan. Promo sudah dapat diakses masyarakat di seluruh kantor Bank Syariah Indonesia.

Masyarakat dapat memilih metode angsuran berjenjang dan tetap. Selain itu, masyarakat juga dibebaskan dari biaya administrasi, appraisal, dan provisi.

Hery mengatakan pembiayaan perumahan merupakan salah satu fokus Bank Syariah Indonesia. Saat ini, sebanyak lebih dari tiga ribu proyek pengembang perumahan telah bekerja sama dengan BSI. Melalui berbagai program pembiayaan perumahan, BSI memiliki target untuk menyalurkan pembiayaan perumahan senilai lebih dari Rp 38 triliun hingga akhir 2021.

photo
Suasana di sebuah kawasan perumahan bersubsidi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2/2021). Prayogi/Republika. - (Prayogi/Republika.)

Sebelumnya, pemerintah mengucurkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah selama enam bulan dari Maret sampai Agustus 2021. Pemberian insentif PPN dengan besaran 100 persen ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar dan sebesar 50 persen ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual di atas Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, penghapusan PPN pembelian rumah karena sektor properti turut terdampak pandemi. Selain itu, sektor properti juga banyak menyerap tenaga kerja dan banyak berkaitan dengan industri lain.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, insentif pajak tersebut menggunakan skema ditanggung pemerintah (DTP). Untuk insentif PPN, pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp 5 triliun.

“Keduanya masuk ke insentif usaha yang ada di pos pemulihan ekonomi nasional (PEN) mencapai Rp 58,46 triliun,” ujarnya.

Sri berharap, adanya insentif tersebut dapat mendorong pemulihan ekonomi pada tahun ini terutama melalui sisi permintaan. “Konsumsi yang perlu didorong ini termasuk mengoptimalkan daya beli masyarakat kelas menengah,” ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat