Presiden AS Joe Biden dan istri Jill Biden tiba untuk menjalani upacara perkabungan 500 ribu warga AS yang meninggal akibat Covid di Gedung Putih, Senin (22/2) waktu setempat. | AP/Evan Vucci

Internasional

Setengah Juta Korban Jiwa Covid-19, AS Berkabung

Warga AS yang meninggal akibat Covid-19 melampaui 500 ribu jiwa.

WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggelar upacara perkabungan di Gedung Putih, Senin (22/2) petang. Hal itu dilakukan untuk menandai jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di sana yang telah menembus 500 ribu jiwa.

Barisan lilin dinyalakan di halaman selatan Gedung Putih. Selain Biden dan istrinya Jill, Wakil Presiden AS Kamala Harris turut menghadiri upacara perkabungan bersama suaminya Doug Emhoff. Mengheningkan cipta dilangsungkan untuk para korban.

“Saya tahu bagaimana rasanya. Saya meminta semua warga Amerika untuk mengingat, mengingat mereka yang meninggal dan yang mereka tinggalkan,” kata Biden dalam pidatonya.

Dia minta warga tetap AS bersatu dalam menghadapi pandemi. Sebab, peningkatan jumlah korban meninggal akibat Covid-19 tak bisa dibiarkan terus terjadi. “Kita harus mengakhiri politik dan disinformasi yang memecah keluarga, komunitas. Kita harus berjuang bersama sebagai satu orang, sebagai AS,” ujar Biden.

Biden mengimbau agar warga tetap mematuhi protokol kesehatan. “Tetap waspada, jaga jarak sosial, kenakan masker, dan ikuti vaksinasi,” ucapnya.

Saat berita ini ditulis, data John Hopkins University menunjukkan, sebanyak 500.441 warga AS telah meninggal akibat Covid-19. Lima negara bagian yang mencatatkan kematian terbanyak adalah Kalifornia (49.444 jiwa), New York (46.924 jiwa), Texas (42.297 jiwa), Florida (30.065 jiwa), dan Pennsylvania (23.580 jiwa).

Sementara total kasus yang telah tercatat di sana melampaui 28 juta. AS masih menjadi negara dengan total kasus dan kematian terbanyak di dunia. Kasus Covid-19 untuk tingkat global tercatat lebih dari 111,80 juta jiwa.

Pakar penyakit menular AS yang juga penasihat kesehatan publik kepresidenan Dr Anthony Fauci mengatakan, perpecahan politik berkontribusi tingginya angka kematian terkait Covid-19 di Negeri Paman Sam. Fauci mengatakan, pandemi menyerang AS saat negara itu mengalami perpecahan politik sehingga memakai masker menjadi isu politik bukan kebijakan kesehatan.

photo
Presiden AS Joe Biden dan istri Jill Biden serta Wapres AS Kamala Harris dan suami Doug Emhoff menjalani upacara perkabungan 500 ribu warga AS yang meninggal akibat Covid di Gedung Putih, Senin (22/2) waktu setempat.   - (EPA-EFE/JIM LO SCALZO)

Fauci yang juga direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS ini mencatat, kebijakan yang ketat sekalipun tak berarti membuat penanganan menjadi mudah. Ia mencontohkan Jerman dan Inggris.

“Tidak dijelaskan, bagaimana negara paling canggih dan kaya di dunia, memiliki persentase kematian tertinggi dan menjadi negara paling terdampak di dunia, saya yakin itu seharusnya tidak terjadi,” katanya.  

Populasi AS hanya berkontribusi 4 persen dari total populasi dunia. Negeri Paman Sam ini bertanggung jawab atas 20 persen kematian Covid-19 di seluruh dunia.

“Ini hal terburuk yang dapat terjadi pada negara ini sehubungan dalam kesehatan bangsa selama 100 tahun,” kata Fauci.

Efek samping

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui rencana kompensasi no-fault. Ketentuan ini untuk klaim efek samping yang parah pada orang-orang di 92 negara miskin yang mendapatkan vaksin Covid-19 melalui skema Covax.

"Dengan memberikan kompensasi no-fault lump-sum dalam penyelesaian penuh dan akhir dari setiap klaim, program Covax bertujuan untuk secara signifikan mengurangi kebutuhan untuk meminta bantuan ke pengadilan, proses yang berpotensi panjang dan mahal," kata pernyataan itu.

Program kompensasi ini disebut WHO sebagai mekanisme pertama kalinya berskala internasional yang mengurus ganti rugi akibat vaksin. Sementara efek samping yang parah akibat vaksinasi diyakini amat jarang terjadi.  

Menurut WHO, aplikasi dapat dilakukan melalui portal di www.covaxclaims.com mulai 31 Maret 2021. Sedangkan program kompensasi ini khusus untuk vaksinasi yang diberikan Covax hingga 30 Juni 2022 untuk 92 negara dalam kerangka Covax’s Advance Market Commitment.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat