Pengunjung menunggu pertunjukan Liong Show Underwater di Jakarta Aquarium Safari, Jakarta, Jumat (12/2). Pertunjukan atraksi liong dan putri duyung didalam air tersebut digelar dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek 2572. Republika/Putra M. Akbar | Republika/Putra M. Akbar

Perencanaan

Merayakan Imlek dan Berkumpul Secara Daring

Pemerintah meminta masyarakat merayakan Imlek dengan lebih sederhana dan secara daring.

 

Tahun Baru Imlek dirayakan sebagai perasaan syukur oleh kalangan Konghucu. Pada umumnya, momen ini dijadikan waktu untuk mudik ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga besar.

Namun, perayaan Imlek 2572 berbeda dari tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 masih mengancam. Tahun ini, persembahyangan di Klenteng pun dibatasi, para pemuka Konghucu juga meminta agar umat bersilaturahmi via daring guna menekan penyebaran Covid-19.

Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) telah membuat maklumat agar umatnya lebih fokus bersembahyang di rumah dan membatasi kunjungan ke Klenteng. Ketua Umum Matakin, Uung Sendana Linggarjati, mengatakan, persembahyangan pun dilakukan via daring.

Sejak era Reformasi, kata Uung, Matakin biasanya menggelar perayaan dan peribadahan Imlek secara khusus. Namun, karena pandemi, peribadahan juga akan dilakukan secara terbatas oleh para rohaniwan.

"Persembahyangan ke klenteng kita atur. Kita lebih menekankan kali ini supaya lebih banyak persembahyangan di rumah saja. Mestinya sih klenteng jadi lebih sepi. Ini harus dilakukan supaya pandemi segera berakhir," kata Uung saat dihubungi Republika, Jumat (5/2).

 
Kita lebih menekankan kali ini supaya lebih banyak persembahyangan di rumah saja. Mestinya sih klenteng jadi lebih sepi.
 
 

Semua persembahyangan pun berbeda, misalnya, sehari sebelum Imlek, jemaat sembahyang kepada Tuhan dan leluhur secara berurutan dari orang tua hingga yang termuda. Namun, karena pandemi, persembahyangannya pun bergilir dan waktunya dibatasi.

"Misalnya yang paling besar pukul 07.00 dan dijatah setengah jam untuk satu keluarga supaya enggak berkerumun. Nanti silaturahim dengan semua keluarga besarnya bisa secara online," kata Uung.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah meminta masyarakat untuk merayakan Imlek dengan tetap di rumah. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, libur panjang telah terbukti memicu lonjakan kasus Covid-19, utamanya kasus di klaster keluarga.

photo
Penari Naga Liong dan Barongsai menghibur pengunjung pusat perbelanjaan di kawasan Kuta, Badung, Bali, Jumat (12/2/2021). Pementasan Barongsai dan Naga Liong tersebut digelar pengelola pusat perbelanjaan untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek sekaligus menjadi daya tarik bagi pengunjung pengelola pusat perbelanjaan. - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Karena itu, dia meminta masyarakat, baik yang merayakan Imlek maupun tidak, untuk mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak bepergian dan berkerumun. Pemerintah meminta masyarakat agar menyambut dan merayakan Imlek dengan cara-cara yang lebih sederhana dan secara daring. "Cara ini tentunya tidak akan mengurangi makna dari perayaan Imlek itu sendiri," kata Nadia dalam konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, libur panjang juga menjadi momen yang ditunggu industri pariwisata untuk menjaring lebih banyak pengunjung. Selama pandemi Covid-19, industri pariwisata menjadi salah satu lini yang paling terpukul. Bahkan setelah hampir satu tahun krisis, banyak hotel, tempat wisata, dan lainnya yang gulung tikar.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono mengatakan, semua anggota PHRI mempersiapkan beberapa strategi untuk menarik pengunjung, salah satunya dengan segudang promo. Bahkan, menurut Dwi, selama pandemi berlangsung semua hotel dan restoran kerap memberi promo berkala dan masif.

photo
Pengunjung menunggu pertunjukan Liong Show Underwater di Jakarta Aquarium Safari, Jakarta, Jumat (12/2). Pertunjukan atraksi liong dan putri duyung didalam air tersebut digelar dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek 2572. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

"Pasti ada promo. Bahkan sekarang, di hari-hari biasa selama pandemi, kami rajin bikin promo-promo untuk menaikkan tingkat hunian dan kunjungan wisatawan," kata Dwi kepada Republika.

Meski ada imbauan pemerintah agar masyarakat tidak bepergian selama Imlek dan libur akhir pekan, Dwi tetap optimistis ada peningkatan kunjungan di momen libur kali ini. Walaupun pada kenyataannya, sejauh ini, minat masyarakat untuk bepergian sangat minim karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemprov DKI Jakarta (dkijakarta)

"Okupansi 15 sampai dengan 20 persen masih jauh dari BEP (break even point --Red). Kondisi ini pada akhirnya menambah jumlah hotel dan restoran yang merumahkan karyawannya," kata Dwi.

Sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen dalam menekan angka kasus Covid-19, Dwi juga memastikan, semua anggota PHRI telah menerapkan protokol kesehatan. Dengan begitu, semua pengunjung yang datang bisa tetap aman dan meminimalisasi paparan Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat