Foto udara pemukiman warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cibe | ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Bodetabek

Daerah Hulu Perlu Jadi Perhatian untuk Antisipasi Banjir

Ketinggian genangan di empat kecamatan Kabupaten Bekasi masih satu meter.

BEKASI -- Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah titik di wilayah Kota Bekasi terendam banjir. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan, banjir di wilayahnya itu merupakan persoalan tata ruang hulu sungai.

"Banjir di Kota Bekasi ada pada persoalan tata ruang hulu. Terus ada banjir elevasi 29 meter di atas permukaan laut sekarang ini yang terus kita cari solusinya," kata Rahmat, Rabu (10/2).

Menurut Rahmat, langkah yang dapat dilakukan dalam kondisi darurat menjadi domain Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). "Kalau sementara itu darurat, kalau darurat itu harusnya juga dilakukan BBWSCC kalau kita yang lakukan tetap saja nanti kita salah," ujar dia.

Bupati Bogor Ade Yasin juga meminta warganya mewaspadai tujuh aliran sungai sebagai bentuk waspada banjir di Kabupaten Bogor. Menurutnya, tujuh aliran sungai yang perlu diwaspadai tersebut, yaitu Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, Sungai Cidurian, Sungai Cianten, Sungai Cisadane, Sungai Cibeet, dan Sungai Ciliwung.

"Mengingat intensitas hujan yang semakin tinggi, saya mengimbau warga untuk bersiaga menghadapi banjir," kata Ade.

Sejak intensitas hujan tinggi di wilayah Bogor pada Ahad (7/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat 22 kejadian yang didominasi banjir dan longsor. Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Budi Pranowo menyebutkan, 22 kejadian tersebut terjadi di 14 kecamatan, yakni Megamendung, Cisarua, Tenjolaya, Ciawi, Citeureup, Sukajaya, Nanggung, Cijeruk, Jasinga, Dramaga, Ciampea, Tanjungsari, Cigombong, dan Parung.

Meski tak menyebabkan korban jiwa, puluhan kejadian bencana tersebut mengakibatkan beberapa rumah terendam dan mengalami rusak akibat longsor. "Ini data sementara sampai Senin (8/2) pukul 11.00 WIB, dan berubah terus," kata Budi.

Bencana longsor juga telah terjadi di Kota Depok. Tebing di RT 02 RW 06, Sukmajaya, longsor akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir. Longsor tersebut telah terjadi sejak Kamis (4/2) lalu.

"Kami akan bersihkan dulu reruntuhan longsor lalu telusuri saluran air yang diduga menimbulkan masalah ini," kata Koordinator Lapangan Satgas Banjir Dinas PUPR Kota Depok, Saiman.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemkab Bekasi (pemkabbekasi)

Sementara itu, kabupaten Bekasi masih berstatus siaga bencana. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, mengatakan, kondisi terakhir banjir di Kabupaten Bekasi masih dalam status siaga bencana. Pihaknya, belum meningkatkan status bencana banjir di Kabupaten Bekasi menjadi tanggap darurat. “Iya betul, kita masih siaga bencana,” kata Henri.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi, Muhammad Said, menjelaskan, status tanggap darurat bencana dapat diberlakukan apabila banjir terjadi secara masif di sebagian besar desa dan kecamatan. Akan tetapi, meski banjir mulai surut, warga diminta untuk tetap waspada karena intensitas hujan masih tinggi.

Berdasarkan data terkini pada Rabu (9/2) hingga pukul 13.00 WIB, banjir yang sebelumnya meluas dari 12 menjadi 14 kecamatan kini tinggal menyisakan delapan kecamatan saja. Meski masih ada beberapa daerah yang ketinggiannya mencapai satu meter.

Said menyebut, beberapa kecamatan masih memiliki ketinggian banjir mencapai satu meter, yakni Babelan, Cabangbungin, Pebayuran, dan Muaragembong. Di Kecamatan Muaragembong bahkan masih terdapat perkampungan yang terisolasi karena akses jalan tertutup banjir.

Banjir parah lainnya, kata dia, terjadi di Kecamatan Cikarang Timur dengan ketinggian air 70 sentimeter dan Kedungwaringin 60 sentimeter. Di Kedungwaringin ada puluhan warga yang terpaksa mengungsi di pinggir rel kereta api.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemkab Bekasi (pemkabbekasi)

Bantuan logistik

Badan Usaha Milik Daerah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi memberikan bantuan logistik kepada warga yang menjadi korban banjir di Kecamatan Babelan dan Muaragembong. Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim mengatakan, bantuan ini sebagai upaya membantu pemerintah daerah mengatasi dampak sosial akibat musibah banjir yang melanda Kabupaten Bekasi.

Bantuan ini, kata dia, diberikan mengingat ribuan kepala keluarga di ketiga desa tersebut sangat membutuhkan sembako serta makanan siap saji akibat akses jalan yang terputus. "Khusus di Desa Pantai Harapan Jaya Kecamatan Muaragembong, warga terisolasi di rumah karena akses jalan sudah terendam banjir tinggi," kata Usep.

Kecamatan Babelan merupakan daerah lintasan Kali Bekasi yang hulunya berada di Kota Bekasi. Sedangkan, Kecamatan Muaragembong merupakan wilayah lintasan Sungai Citarum yang meluap dan merendam permukiman warga. Luapan Sungai Citarum disebabkan pembangunan tanggul yang belum rampung.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat