Petugas kesehatan memasukkan sampel lendir kedalam wadahnya usai melakukan tes usap Antigen Covid-19 secara acak terhadap salah seorang pengunjung, di Pasar Dasan Agung, Mataram, NTB, Senin (8/2). | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Nasional

Pelacakan Masif Bakal Lonjakkan Kasus

Lonjakan kasus lantaran peningkatan tes dan pelacakan kontak erat secara masif.

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia akan meningkat signifikan dalam beberapa waktu ke depan. Peningkatan ini lantaran akan dilakukannya peningkatan tes dan pelacakan kontak erat secara masif di 98 kabupaten/kota pada sembilan provinsi.

“Adanya percepatan tes dengan menggunakan rapid test antigen, pasti kita akan menemukan kasus yang lebih banyak,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (10/2).

Kemenkes akan menggunakan tes cepat antigen di puskesmas untuk mendiagnosis pasien dengan gejala Covid-19 dan melacak kontak erat kasus konfirmasi positif. Secara total Kemenkes telah mendistribusikan 2 juta tes cepat antigen di seluruh Indonesia, dan tambahan 1,7 juta tes cepat antigen untuk 98 kabupaten-kota dengan status zona merah.

Nadia mengatakan, pemerintah juga akan meningkatkan jumlah pelacakan kontak erat pada tiap satu kasus konfirmasi positif. Jika sebelumnya pelacakan dilakukan terhadap lima sampai 10 orang yang kontak erat, nantinya menjadi 20 hingga 30 orang kontak erat yang melalui tes cepat antigen.

photo
Tenaga kesehatan melayani warga yang akan berobat di UPT Puskesmas Tamblong, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Selasa (2/2). Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program Puskesmas Terpadu dan Juara (Puspa) yang merupakan program penguatan peran strategis puskesmas dalam penanganan Covid-19 dengan menyebar 500 tenaga kesehatan di 100 puskesmas di 12 kabupaten/kota guna mempercepat proses 3T (tracing, testing dan treatment).  - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

“Ke depan dengan akselerasi pelacakan kasus Covid-19, sudah bisa dipastikan pertambahan kasus akan terjadi,” kata dia.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama memberi masukan terkait rencana pemerintah memperkuat strategi pelacakan atau tracing. Dia berharap pelacakan ini bisa dilakukan secara optimal karena sangat penting dalam pengendalian pandemi.

Secara umum, Tjandra optimis laboratorium yang ada di Indonesia mampu untuk memaksimalkan testing dan tracing. Hanya saja, lab yang ada harus didukung sistem surveilans yang mumpuni sehingga kasus terdeteksi dan kontak teridentifikasi. Kedua, tersedia petugas lapangan untuk mendatangi suspek dan semua kontaknya.

“Ketiga, ada sistem pencatatan dan pelaporan yang sistematis, sedapat mungkin real time dan terverifikasi dari waktu ke waktu,” kata Tjandra kepada Republika.

Mantan Dirjen P2P dan Kepala Balitbangkes Kemenkes itu juga menyarankan digitalisasi harus mulai dilakukan, misalnya dalam bentuk aplikasi yang harus dimiliki semua penduduk. “Ini tentu tanpa menghalangi privasi seseorang, atau telemedisin dan telekonsultasi, surveilans genomik, atau juga sistem digital monitoring untuk mendapatkan data valid sebagai dasar pengambilan keputusan kesehatan masyarakat,” ujar Tjandra.

Tjandra optimis penguatan tracing dapat menekan laju penularan Covid-19. Sebab pada prinsipnya, pandemi dapat diredam dengan penguatan 3T (testing, tracing, treatment).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat