Warga beraktivitas saat terjadi banjir di kawasan Kebon Pala, Jakarta, Senin (7/12). BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 34 RT di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan terendam banjir karena tingginya curah hujan sejak Ahad (6/12) malam dan luapan kali | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Jabodetabek Siaga Banjir

Untuk wilayah Jakarta Selatan, banjir meliputi empat kecamatan dan tujuh kelurahan.

JAKARTA -- Badan Pusat Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat masuk dalam kategori siaga. Dengan adanya potensi hujan lebat yang dapat berdampak dengan terjadinya banjir atau bandang dalam periode 8-9 Februari.

Hujan yang mengguyur Jakarta dan wilayah sekitarnya, Ahad (7/2) menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Sebanyak 13 pintu air juga berstatus Siaga III.

Berdasarkan laporan dari laman poskobanjirsda.jakarta.go.id yang diakses Senin (8/2) pukul 12.50 WIB, 13 pintu air yang mengalami kenaikan status, di antaranya Bendung Katulampa di bagian hulu untuk aliran Sungai Ciliwung dengan ketinggian air 88 sentimeter. Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, hingga pukul Senin siang, total terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir dan tersebar di wilayah Jakarta Timur serta Jakarta Selatan.

"Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar kali terdampak luapan tersebut," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto, Senin.

Sabdo memerinci, untuk wilayah Jakarta Selatan, banjir meliputi empat kecamatan dan tujuh kelurahan, yang terdiri atas 17 RW dan 38 RT dengan ketinggian air 40-190 sentimeter. Kemudian, jumlah pengungsi sebanyak 30 kepala keluarga (KK) dengan total 304 jiwa.

Sementara itu, untuk Jakarta Timur, lanjut dia, meliputi 25 RW dan 112 RT dengan ketinggian air 40-275 sentimeter. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 193 KK dengan total 725 jiwa. Kemudian, sebanyak 14 lokasi pengungsian telah digunakan.

Salah satu lokasi banjir di Jakarta Timur, yaitu di Kelurahan Cililitan. Petugas Satgas musim penghujan UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Joko Suyatno, menyebutkan, ada empat Rukun Warga (RW) yang terdampak banjir Kelurahan Cililitan, yakni RW 06, 07, 05, dan 15.

Lokasi terparah banjir berada di RW 6, ketinggian air mencapai atap rumah warga atau sekitar 2,5 meter. Akibat banjir tersebut sebanyak 20 warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Ada yang memilih mengungsi di rumah sanak saudaranya yang tidak tergenang air.

"Tim UPK Badan Air DLH membantu mengevakuasi warga. Ada seorang warga yang sedang menjalani karantina mandiri di tengah sergapan banjir," kata Joko.

Arus lalu lintas di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, juga tersendat akibat sebagian badan jalan terendam air luapan Sungai Ciliwung dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter. Genangan air dipicu luapan dari Sungai Ciliwung yang berada di sisi jalan. Air dari sungai merembes ke sejumlah saluran pembuangan air dan luber di badan Jalan Jatinegara Barat.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh BPBD DKI Jakarta (bpbddkijakarta)

Di Jakarta Pusat, genangan terjadi di Jalan Bungur Raya, dekat dengan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Genangan ini akibat luapan Kali Ciliwung Lama akibat Pintu Air Manggarai Siaga 3 dan kemudian dibuka pada Ahad malam.

Sedangkan, di Jakarta Selatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) DKI Jakarta menginformasikan sebagian warga Kelurahan Pejaten Timur, Kota Jakarta Selatan, telah mengungsi ke posko pengungsian. Pada Senin pagi, sudah ada 28 jiwa dievakuasi. Banjir di Pejaten Timur terjadi sejak Ahad siang dengan ketinggian mulai hingga 170 sentimeter di tujuh RW.

Di Kabupaten Bekasi, ratusan rumah di Vila Nusa Indah 1 dan 2 terendam banjir. Ketinggian air yang merendam perumahan tersebut bervariasi hingga 80 sentimeter. Banjir itu terjadi akibat aliran Sungai Cileungsi yang meluap akibat intensitas hujan yang tinggi.

BPBD Kabupaten Bekasi menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang telah merendam sedikitnya 12 kecamatan di daerah itu. Banjir tersebar di 12 kecamatan dengan ketinggian air 30-150 sentimeter.

“Selain banjir, bencana angin puting beliung juga menyapu permukiman warga di Desa Tamansari, Kecamatan Setu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln.

Di Kabupaten Tangerang, juga terdapat delapan titik banjir yang terjadi sejak Jumat (5/2) hingga Ahad (7/2) malam. Titik terparah ada di Kecamatan Kresek dengan ketinggian air hingga satu meter lebih.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD DKI Jakarta (bpbddkijakarta)

Tertimbun lumpur

Hulu Kali Legok di Desa Girijaya, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor meluap ke jalan pada Senin (8/2), serta disusul longsoran lumpur bebatuan. Akibatnya, akses penghubung Bogor-Cianjur tertutup material lumpur.

Pengawas Desa Girijaya, Mulyadi, mengatakan, air meluap dari sungai sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, saat itu belum disertai lumpur dan bebatuan. “Sekitar jam 05.30 lumpur turun ke jalan dan menutup di gorong-gorong sehingga lumpurnya meluap ke jalan,” kata Mulyadi.

Untuk sementara, ujar Mulyadi, petugas gabungan pemerintah setempat menerjunkan alat berat untuk membongkar timbunan lumpur sepanjang ratusan meter. Sejumlah kendaraan yang hendak melintas terpaksa berputar arah karena jalur lintasan terputus. Tak hanya itu, sejumlah kendaraan sempat mengalami mogok dan terjebak lumpur.

Apresiasi warga

Warga Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, Irwan Kurniadi mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani persoalan banjir di wilayahnya kerap menjadi daerah langganan banjir akibat luapan air dari Kali Sunter.

"Dari tahun 2014 sudah saya katakan banjir penyebabnya selalu dari luapan Kali Sunter, tidak ada yang lain. Tapi tahun ini itu semua aman dan tidak terjadi banjir (parah) lagi di tempat kami," ujar Irwan Kurniadi yang menjadi Ketua RW 04 Cipinang Melayu saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Kinerja dari jajaran Pemprov DKI Jakarta beserta Pemkot Jakarta Timur yang telah menangani banjir di Cipinang Melayu secara menyeluruh, yakni mengatasi banjir seiring dengan pembenahan wilayah hulu Kali Sunter di Cikeas itu sehingga belum terlihat banjir di daerah tersebut.

"Untuk tahun ini saya apresiasi kerja dari gubernur, saya lihat ada kemauan untuk membenahi kali sunter dan mengatasi banjir secara holistik dan menyeluruh. Terlihat dari bagaimana jajaran Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Timur dalam membenahi masalah banjir di Cipinang Melayu dari hulunya, yakni di daerah Cikeas," tuturnya.

Menurut Irwan, Pemprov DKI mengambil langkah tepat untuk memfungsikan Waduk Tiu di Kawasan Pondok Ranggon Cipayung, Jakarta Timur, sehingga air dari Kali Sunter yang biasanya meluap ke pemukiman warga di Cipinang Melayu dapat ditampung terlebih dahulu di waduk tersebut dan debit air terjaga dari luapan banjir.

 

 

Keberadaan waduk Tiu sangat membantu untuk mengurangi debit air, sehingga sampai sini, airnya terkendali dan tidak meluap menjadi banjir.

 

IRWAN KURNIADI, Warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur
 

Ke depan, Irwan berharap agar Pemprov DKI melanjutkan proyek normalisasi di bantaran Sungai Sunter, khususnya di RW 04 dan 03 sehingga potensi banjir semakin dapat ditekan dan membuat warga aman tenang nyaman serta terhindar dari banjir dari Kali Sunter.Sebelumnya, BPBD mencatat hujan yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik.

Berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta hingga pukul 12.00 WIB, terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir, tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Persentase RT terdampak ini sebesar 0,492 persen dari total RT di Jakarta sebanyak 30.470 RT.Pelaksana tugas (plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto memaparkan, untuk wilayah Jakarta Selatan, meliputi empat kecamatan dan tujuh kelurahan, 17 RW dan 38 RT dengan ketinggian 40-190 cm.

Adapun jumlah pengungsi sebanyak 30 kepala keluarga dengan total 304 jiwa.Sedangkan, untuk Jakarta Timur, meliputi 25 RW dan 112 RT dengan ketinggian 40-275 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 193 KK dengan total 725 jiwa dan sebanyak 14 lokasi pengungsian telah digunakan."Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar Kali terdampak luapan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Pengerahan petugas sudah dilakukan bersama Dinas Sumber Daya Air, Damkar, dan PPSU Kelurahan agar air cepat surut. Sedangkan, untuk hujan lokal di daerah Jakarta, dampak genangannya sudah surut," ujarnya.Sementara itu, dari informasi lainnya, hari Senin sekitar pukul 11.00 WIB, sempat terjadi genangan dengan kedalaman 30 cm di sekitar Jalan Nurul Iman Cipinang melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Namun kedalaman tersebut, merupakan kedalaman yang ada pada titik terendah pemukiman warga RT 04 RW 04.

42 desa di Pati terendam banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat jumlah desa yang terdampak banjir mencapai 42 desa yang tersebar di enam desa dengan ketinggian genangan bervariasi.

"Dari puluhan desa yang terdampak banjir, ada desa yang hanya terdampak di kawasan areal pertanian dan 36 desa berdampak hingga ke pemukiman warga," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya di Pati, Selasa.

Jumlah desa paling banyak terdampak banjir tersebar di Kecamatan Gabus mencapai 12 desa, kemudian disusul Kecamatan Jakenan sebanyak 10 desa, Kecamatan Juwana sembilan desa, Kecamatan Pati tujuh desa, Kecamatan Sukolilo tiga desa dan Kecamatan Kayen satu desa.Adapun total rumah terdampak mencapai 3.938 rumah, sedangkan yang tergenang mencapai 2.931 rumah yang tersebar di enam kecamatan.Sementara warga yang mengungsi, kata dia, untuk sementara mencapai 12.687 orang yang tersebar di sejumlah desa di beberapa kecamatan.

Sementara itu, Bupati Pati Haryanto yang meninjau sejumlah desa terdampak banjir mengingatkan jajarannya untuk memberikan bantuan paket sembako kepada masyarakat. Banjir yang terjadi di Kabupaten Pati, kata dia, memang sudah sering terjadi. Meskipun demikian, banjir dapat diurai apabila ada kepedulian dari Pemerintah Pusat.

"Penanganan aliran Sungai Juwana merupakan tanggung jawab dari pusat, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sedangkan pemerintah daerah maupun provinsi belum mampu menanganinya," ujarnya.

Permasalahan banjir rutin di Kabupaten Pati, kata dia, juga seringkali disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Namun, belum ada penanganan maksimal yang dapat menuntaskan masalah banjir akibat luapan sungai tersebut.Ia mengajak warganya lebih sabar dalam menghadapi musibah banjir.

Bukan hanya warga Pati yang kesusahan, daerah lain juga, seperti Kabupaten Grobogan, Kudus, Demak, dan Jepara."Kami juga mengerti masyarakat kalau tidak terpaksa pun tidak akan mau berada di tempat pengungsian. Tetapi karena ini bersamaan dengan pandemi COVID-19, harus tetap pakai masker. Supaya antara satu dengan yang lain bisa saling menjaga," ujarnya.

Mensos tinjau penanganan banjir

Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Senin (8/2) malam meninjau penanganan banjir di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat guna memastikan kebutuhan makanan para korban terpenuhi. Risma langsung ke dapur umum dan melakukan koordinasi hingga pukul 02.30 WIB dini hari.

Mensos Tri Rismaharini melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait penanganan bencana, termasuk dengan pihak aparat kepolisian.Sedangkan, di tempat dapur umum selain meninjau kesiapan dapur umum menyediakan permakanan bagi para korban bencana, Mensos juga ingin memastikan masyarakat pada saat bencana tetap bisa memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Hujan deras pada Ahad (7/2) menyebabkan air Sungai Cimanukdan SungaiCipanas meluap dan membanjiri 18 wilayah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. "Kami masih mendata rumah yang terendam dan untuk korban jiwa tidak ada," kata Pelaksana Tugas Bupati Indramayu Taufik Hidayat di Indramayu, Senin.

Banjir menggenangi permukiman warga sejak Senin dini hari dan menimbulkan genangan setinggi satu meter lebih di sebagian tempat di Indramayu.Selain Indramayu, sejumlah wilayah di Jawa Barat juga mengalami banjir akibat hujan lebat seperti Kabupaten Bekasi yang tercatat merendam sedikitnya 12 kecamatan.Saat ini sebagian besar wilayah memasuki puncak musim hujan yang dapat berpotensi menyebabkan banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat