Sejumlah tenaga kesehatan berusia lanjut menunggu giliran vaksinasi Covid-19 produksi Sinovac saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Senin (8/2). | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Kabar Utama

Kasus Covid-19 Nakes Turun Usai Vaksinasi

Vaksinasi kelompok lansia akan dilakukan dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.

JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, program vaksinasi terbukti ampuh dalam menurunkan tingkat penyebaran Covid-19 di kalangan tenaga kesehatan (nakes). Vaksinasi terhadap nakes yang merupakan vaksinasi tahap pertama di Tanah Air telah dimulai sejak Januari 2021.

Erick menyampaikan, berdasarkan laporan dari lapangan saat rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional belum lama ini, rata-rata penularan Covid-19 pada nakes biasanya mencapai 200 kasus per hari di satu provinsi. Namun pada pekan ketiga vaksinasi, tingkat penularan turun menjadi hanya 24 kasus.

"Jadi penurunannya sangat drastis," kata Erick saat memimpin peluncuran program "Plasma BUMN untuk Indonesia" di kantor pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (8/2).

Ia menegaskan, pemerintah akan terus menggencarkan vaksinasi di daerah-daerah demi mengurangi tingkat kematian akibat Covid-19 yang masih tinggi. Menurut dia, program Plasma BUMN menjadi bagian dari upaya tersebut. Kata Erick, terdapat 1.048 jumlah pendaftar donor plasma yang berasal dari 66 BUMN di 33 provinsi di Indonesia.

Erick menyampaikan, program Plasma BUMN untuk Indonesia merupakan wujud dukungan Kementerian BUMN untuk program Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen yang dicetuskan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

"Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien Covid-19 sebagai upaya meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian," ungkap Erick.

Erick mengatakan, sampai Kamis (4/2) terdapat 175 ribu kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Angka kesembuhan kasus dapat ditingkatkan, salah satunya dengan donor plasma konvalesen dari para penyintas Covid-19.

"Hal ini kemudian menjadi salah satu landasan dasar ide Plasma BUMN untuk Indonesia guna berkontribusi bersama menyembuhkan Indonesia," lanjut Erick.

Menurut Erick, dengan potensi dan sumber daya BUMN sangat besar serta tersebar merata di seluruh provinsi, BUMN harus menjadi garda terdepan dalam tiap kesempatan. Oleh karena itu, lanjut Erick, Kementerian BUMN bersama PMI meluncurkan program tersebut untuk mendorong karyawan dan keluarga BUMN yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 untuk menyelamatkan pasien Covid-19.

Vaksinasi sampai saat ini terus berjalan di daerah. Sejauh ini, belum ada laporan kejadian ikutan pascaimunimasi (KIPI).

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, belum semua nakes yang menjadi sasaran menerima vaksinasi Covid-19. Namun, selama pelaksanaan vaksinasi yang masih berjalan hingga saat ini belum ada laporan KIPI dari para nakes. "Alhamdulillah tidak ada laporan KIPI," kata dia, Senin (8/2).

Menurut dia, tak adanya laporan KIPI disebabkan pelaksanaan vaksinasi dikerjakan secara hati-hati. Setiap orang yang menjadi calon penerima vaksin harus menjalani screening dengan ketat. Jika ada yang belum memenuhi syarat, pelaksanaan vaksinasi kepada yang bersangkutan akan ditunda terlebih dulu. "Misalnya lagi demam, sedang nunggu swab, tidak dilakukan dulu," ujar dia.

Ivan yang juga menjadi penerima vaksin tak mengalami gejala apa pun usai penyuntikan. Ia tetap bisa beraktivitas seperti biasa, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan.

Karenanya, ia mengimbau masyarakat tak lagi khawatir dengan program vaksinasi Covid-19. Meskipun ada yang mengalami KIPI, penanganan dan pengobatannya akan ditanggung pemerintah.

Pelaksanaan vaksinasi di Kota Tasikmalaya sudah dimulai sejak Jumat (29/1/2021). Pada tahap awal pelaksanaan vaksinasi, Kota Tasikmalaya mendapat jatah 7.400 dosis vaksin Sinovac. Vaksin itu diprioritaskan untuk sekitar 3.400 nakes.

Saat ini, pemerintah juga sudah memulai vaksinasi Covid-19 perdana terhadap tenaga kesehatan berusia lebih dari 60 tahun. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, terdapat lebih dari 11 ribu tenaga kesehatan dengan usia di atas 60 tahun yang akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

photo
Petugas menyuntik vaksin Covid-19 tenaga kesehatan di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2).  - (Wihdan Hidayat / Republika)

“Kemenkes sudah mulai membuka peluang tenaga kesehatan senior berusia di atas 60 tahun untuk menerima vaksin CoronaVac. Diperkirakan ada lebih dari 11 ribu orang nakes berusia di atas 60 tahun yang divaksinasi," kata Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Vaksinasi terhadap kelompok lansia ini akan dilakukan dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari. Dosis pertama vaksinasi berfungsi untuk mengenalkan inactivated virus ke tubuh sehingga vaksin bisa bekerja dengan tubuh untuk membentuk antibodi baru.

Sedangkan dosis kedua berfungsi sebagai booster atau meningkatkan kekuatan vaksin sehingga antibodi yang telah terbentuk akan semakin kuat dan optimal. Kendati demikian, Reisa mengingatkan pemberian vaksin Covid-19 kepada para lansia ini harus dilakukan secara hati-hati mengingat para lansia cenderung memiliki berbagai penyakit penyerta atau komorbid.

Vaksinasi untuk lansia salah satunya telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Per Senin (8/2), ada 15 dokter lansia yang menerima suntikan vaksin Covid-19.

photo
Petugas mengisi kartu tanda imunisasi Covid-19 tenaga kesehatan di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2). Sebanyak 52 nakes akan disuntik vaksin Covid-19 untuk tahap pertama. Beberapa puskesmas di Yogyakarta baru bisa menjalani imunisasi Covid-19 pada pekan ini. - (Wihdan Hidayat/Republika)

Jubir vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi untuk usia di atas 60 tahun merupakan komitmen pemerintah untuk melindungi kelompok atau populasi yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi.

"Harapan kami tentunya dengan pelaksanaan vaksinasi ini akan ada sekitar 11 ribu tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun yang bisa kebal yang kita berikan perlindungan," katanya.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Lies Dina Liastuti mengatakan, peserta vaksinasi adalah para guru besar yang merupakan tenaga pendidik pelayanan spesialis. "Izin pemberian vaksin kepada usia di atas 60 tahun telah ada sehingga kita bisa melindungi para senior kita yang amat sangat kita butuhkan tenaganya dalam memberikan pelayanan maupun pendidikan di RSCM ini," ujarnya.

Salah satu dokter berusia 69 tahun, Med Ali Baziad, mengaku tidak merasakan gejala apapun setelah divaksinasi. "Saya mengajak dokter lansia sebaiknya melakukan vaksin dan juga pada masyarakat umum yang sudah di atas 60 tahun, jangan khawatir untuk divaksinasi," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat