Pekerja mengurai mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelangg | Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja membuat mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelangga | Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja mengurai mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelangg | Wihdan Hidayat / Republika
Pelanggan membeli mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelang | Wihdan Hidayat / Republika
Asep Kamil melayani pembeli mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kep | Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja merebus mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelangga | Wihdan Hidayat / Republika

Peristiwa

Produksi Mi Legendaris

Usaha turun temurun sejak 1930.

Mi kuning di Pabrik Mi Ketandan, Yogyakarta, Senin (8/2). Pabrik Mi Ketandan ini legendaris dan merupakan usaha turun temurun sejak 1930. Mi basah biasa dan mi basah telur diproduksi di pabrik ini. Setiap kilogram mi dijual kepada pelanggan dengan harga Rp 12,500 per kilogram. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat menyebabkan produksi mi turun 40 persen sampai 50 persen. Foto: Wihdan Hidayat/ Republika

  ';