Youssef En-Nesyri, striker kesebelasan Sevilla, Spanyol | AP

Olahraga

Youssef En-Nesyri yang Rendah Hati

En-Nesyri memiliki siasat untuk lolos dari jebakan offside.

Nama striker Sevilla Youssef En-Nesyri mendadak menjadi buah bibir penikmat La Liga Spanyol. Ia mencetak hat-trick saat timnya menghadapi Cadiz, akhir Januari lalu. Hat-trick itu bukan yang pertama kali bagi pemain berpaspor Maroko tersebut. Masih pada bulan yang sama, En-Nesyri menjadi penentu kemenangan dengan tiga gol yang ia sarangkan sehingga Sevilla unggul dengan skor 3-2. 

Ia pun membawa bola di kedua pertandingan itu sebagai kenang-kenangan. Torehan hat-trick dua kali beruntun di laga kandang tentu bukanlah prestasi yang biasa-biasa saja. Ini sekaligus membawa En-Nesyri menjadi top skor sementara La Liga Spanyol musim 2020/21 dengan 12 gol. Ia hanya bersaing dengan bomber Atletico Madrid Luis Suarez dengan jumlah gol yang sama. 

Di klasemen sementara kasta tertinggi sepak bola Negeri Matador, Sevilla sejauh ini menduduki peringkat keempat klasemen sementara. Selisih satu poin dengan Barcelona dan Real Madrid membuat tim berbasis di Andalusia itu bisa kapan saja merangsek ke posisi yang lebih tinggi. 

Jika En-Nesyri mampu konsisten mencetak gol, ia berkesempatan menyandang gelar El Pichichi. Jika terwujud maka dirinya akan menjadi pemain Sevilla kedua yang menyabet titel tersebut. Terakhir kali hal serupa diraih oleh Juan Arza lebih dari 65 tahun lalu pada musim 1954/55. 

Titel El Pichichi tidak hanya membawa kebanggaan bagi diri sendiri. Sebab, bomber berusia 23 tahun itu bakal menjadi pemain Afrika Utara pertama sekaligus menjadi yang kedua dari Benua Afrika menyandang titel itu. Samuel Eto'o adalah yang pertama. 

Laman Footballowl menyebut En-Nesyri memiliki siasat untuk lolos dari jebakan offside. Gaya berlari yang dianggap mirip Cristiano Ronaldo plus kemampuan lompatan tinggi tak ayal membuat pemain berpostur 189 cm itu lebih mudah merobek jala musuh. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ennesyri Youssef (ennesyri15)

Di satu sisi, ganasnya En-Nesyri di depan gawang lawan diimbangi dengan kelembutan hatinya. Selepas mencetak gol, ia kerap terlihat bersujud syukur sebagai bentuk terima kasih kepada sang Khalik sekaligus selebrasi. 

"Bangkit, dan berjuang untuk apa pun yang Anda percaya. Alhamdulillah," dalam salah satu unggahan foto En-Nesyri di akun Instagram pribadinya. 

En-Nesyri mulai menjajaki mimpinya sebagai pesepak bola profesional pada sebuah akademi lokal di Maroko, Mohammed VI Football Academy. Kemampuannya yang dinilai impresif membuat akademi Malaga tertarik menerbangkannya ke Spanyol. En-Nesyri remaja akhirnya berseragam Malaga B, lalu berhasil menembus tim utama Malaga pada 2016. 

Dua tahun merumput di Malaga, Leganes menunjukkan ketertarikan hingga kemudian membawa En-Nesyri yang masih berusia 18 tahun pada 2018. Tak butuh waktu lama, Sevilla berani membanderol En-Nesyri dengan mahar 25 juta Euro pada 2020 lalu. 

Di satu sisi, En-Nesyri tidak ingin melupakan tanah kelahirannya. Sejak 2016, ia memutuskan untuk membela timnas Maroko. Sudah tampil sebanyak 34 kali, ia menyumbang 11 gol kepada negaranya. 

Meski belum genap setahun berseragam Sevilla, kualitas En-Nesyri tak ayal membuat pelatih Sevilla Julen Lopetegui menaruh harapan besar padanya. Sebab, timnya kini punya misi yang lebih besar bernama Liga Champions. 

Kampiun Liga Europa musim lalu itu berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Mereka bakal menghadapi Borussia Dortmund. Sejauh ini, En-Nesyri sudah mencetak empat gol. Tak hanya itu, Sevilla juga masih bisa berusaha di Copa del Rey sehingga opsi meraih titel musim ini masih sangat terbuka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat