Pengunjung mencari pernak-pernik untuk Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 di Pasar Atom Mall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/2/2021). Perayaan secara sederhana tidak mengurangi kekhidmatan dan nilai Imlek. | MOCH ASIM/ANTARA FOTO

Khazanah

Menag Minta Imlek Dirayakan Sederhana

Perayaan secara sederhana tidak mengurangi kekhidmatan dan nilai Imlek.

JAKARTA -- Pemerintah meminta masyarakat Khonghucu dan Tionghoa agar menyambut dan merayakan Hari Raya Imlek 2572 Kongzili yang jatuh pada 12 Februari 2021 dengan cara-cara yang lebih sederhana.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Cina. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama).

Di Negara Cina, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam tahun baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Cina sering kali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2017 Masehi, "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4715, 4714, atau 4654.

Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Cina, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873).

Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.

Menurut Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, perayaan Imlek yang sederhana ini perlu dilakukan mengingat Indonesia masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

“Karena situasinya sekarang berbeda, Indonesia dan dunia sedang mengalami pandemi Covid-19, saya kira umat Khonghucu juga harus mawas diri bahwa perayaan Imlek itu bisa dirayakan dengan cara yang lebih sederhana,” ujar Menag saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/2).

 

Terkait perayaan Imlek tahun ini, Menag mengaku telah berkomunikasi dengan berbagai tokoh agama Khonghucu dan juga tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa. Menurut dia, perayaan Imlek dapat dilakukan melalui berbagai cara sederhana dengan mengurangi potensi terjadinya kerumunan, misalnya dengan cara virtual.

“Saya kira itu juga tidak akan mengurangi makna dari perayaan Imlek ini,’’ lanjut Menag.

Ia memahami, pada prinsipnya, perayaan Imlek bukan hanya terkait pergantian tahun semata, melainkan juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang dilakukan dengan saling bersilaturahmi dan lain-lain. Selain itu, perayaan Imlek juga identik dengan atraksi barongsai dan berbagi angpao.

Namun, di tengah-tengah suasana pandemi saat ini, perayaan Imlek dapat dilakukan dengan saling menjaga saudara lainnya dari ancaman penularan Covid-19. “Saya kira saling mengunjungi atau silaturahim bisa diganti dengan cara-cara saling menjaga satu dengan yang lainnya dari pandemi Covid-19,’’ katanya.

 
Saya kira saling mengunjungi atau silaturahim bisa diganti dengan cara-cara saling menjaga satu dengan yang lainnya dari pandemi Covid-19.
 
 

Menag juga mengimbau umat Khonghucu menjadikan Hari Raya Imlek sebagai momentum refleksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ia mengajak umat Khonghucu berdoa supaya bangsa Indonesia dan umat manusia terbebas dari pandemi Covid-19.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak umat Konghucu dan warga Tionghoa untuk merayakan Tahun Baru Imlek secara digital. Tanpa mengurangi kekhidmatannya, perayaan yang biasanya dilakukan secara tatap muka antarkeluarga bisa dilakukan dengan bantuan telepon video. 

Seruan Budi ini disampaikan demi mengurangi mobilitas umat Konghucu dan masyarakat umum lainnya selama libur perayaan Imlek. Seperti diketahui, Tahun Baru Imlek mendatang jatuh pada Jumat (12/2). Artinya, kembali terjadi libur panjang akhir pekan yang berpotensi menaikkan kembali kurva kasus baru Covid-19. 

"Saya mengimbau agar teman-teman umat Konghucu dan Tiongoa bisa melakukan tahun baru Imlek ini dengan cara baru. Cara di mana kita melakukan dengan keluarga, bersama di rumah kita, dan kita melakukannya bersama dengan cara masa kini yakni digital," kata Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (4/2). 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh #WisataJogja #WisataJateng (exploreyogyajateng)

Tak hanya soal silaturahim saja yang bisa dilakukan secara digital. Pemberian angpau pun, ujar Menkes, bisa dilakukan dengan transfer uang elektronik atau transfer antarbank. Budi menilai bahwa teknologi perlu dimanfaatkan dalam perayaan keagamaan tanpa mengurangi khidmatnya. Khususnya, selama periode pandemi Covid-19 yang belum juga usai ini.  

"Saya sama dengan Pak Menag, pernah terima angpao juga. Namun walau amplop merahnya seru, yang lebih seru kan di dalam amplop merahnya. Kita bisa melakukan, kirim amplop merah itu dengan digital. Sekarang sudah sangat mudah. Jadi cara baru imlek bagus juga kita lakukan dengan transfer," kata Budi. 

Bahkan kalau pemberi angpau ingin mengirim amplop merah khas Imlek sekalian, pengiriman bisa dilakukan dengan jasa kurir yang saat ini sudah banyak tersedia. Cara ini justru dipercaya bisa ikut meningkatkan kesejahteraan para kurir dan pengemudi online.

"Juga biasanya Imlek kita bisa nonton barongsai. Karena seperti bapak ibu, yang biasanya hadir bertatap muka dengan saya, kali ini bertatap muka dengan saya melalui Youtube. Barongsai pun bisa ditampilkan di Youtube. Malah kita bisa melakukan lomba barongsai paling bagus sekalian," ujarnya. 

Budi kembali mengingatkan masyarakat bahwa pandemi belum lah usai. Perayaan keagamaan, menurutnya, memang sudah sepantas diperingati. Namun karena risiko penularan Covid-19 yang masih mengancam, sebaiknya perayaan dilakukan secara sederhana dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. 

"Saya yakin perayaan Imlek tahun ini akan tetap meriah. Tetap bergembira, tetap berikan harapan baru dan keuntungan baru bagi seluruh bangsa Indonesia," kata Budi.

Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta masyarakat agar dapat memanfaatkan hari libur nasional Imlek ini dengan bijak dan mematuhi imbauan-imbauan pemerintah. Sebab, saat ini Indonesia masih berupaya keras mengatasi wabah Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat