Petugas keamanan menghalangi jurnalis mendekati Institut Virologi Wuhan di sela kunjungan tim WHO, Rabu (3/2). | AP/Ng Han Guan

Internasional

Tim WHO Kunjungi Institut Virologi Wuhan

Institut Virologi Wuhan membuat arsip informasi genetik virus korona kelelawar.

 

WUHAN -- Tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengunjungi Institut Virologi Wuhan pada Rabu (3/2) yang menjadi subjek spekulasi tentang asal usul virus korona. Kunjungan tim investigasi ke institut tersebut adalah puncak dari misi mereka untuk mengumpulkan data dan mencari petunjuk tentang asal usul virus korona serta cara penyebarannya.

 

“Kami berharap dapat bertemu dengan semua orang penting di sini dan menanyakan semua pertanyaan penting yang perlu ditanyakan,” kata ahli zoologi dan anggota tim Peter Daszak, menurut rekaman yang ditayangkan televisi Jepang TBS.

 

Tim yang dipimpin ahli virus WHO Peter Ben Embarek tiba di Institut Virologi Wuhan pada pukul 09.30 waktu setempat. Tim investigasi berada di Institut Virologi Wuhan sekitar tiga jam dan tidak memberikan keterangan apapun kepada wartawan yang sudah menunggu.

 

photo
Peter Daszak dari tim WHO setibanya di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan di Wuhan, Selasa (2/2/2021). - (AP/Ng Han Guan)

 

Area di sekitar lokasi dijaga ketat oleh petugas keamanan. Petugas keamanan berseragam dan berpakaian preman berjaga-jaga di sepanjang pintu masuk institut tersebut.

 

Institut Virologi Wuhan membuat arsip informasi genetik tentang virus korona kelelawar setelah wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) pada 2003. Hal ini menyebabkan Institut Virologi Wuhan dituding memiliki keterkaitan dengan penyebaran pandemi virus korona yang bermula di Wuhan pada akhir 2019 lalu.

 

Wakil Direktur Institut Virologi Wuhan Shi Zhengli adalah ahli virus yang bekerja dengan Daszak untuk melacak asal-usul SARS yang berasal dari Cina dan menyebabkan wabah tahun 2003. Dia telah menerbitkan jurnal akademis dan menyanggah teori konspirasi yang dianut oleh pemerintahan AS saat dipimpin Donald Trump.

 

Trump meyakini pandemi Covid-19 terjadi akibat pengembangan senjata biologis atau kebocoran virus dari laboratorium Institut Virologi Wuhan. Sebagian besar ilmuwan menolak hipotesis tersebut dan meyakini bahwa Covid-19 muncul secara alami.

 

 

Tim investigasi WHO yang terdiri dari para ahli di bidang kedokteran hewan, virologi, keamanan pangan, dan epidemiologi dari 10 negara selama enam hari terakhir mengunjungi rumah sakit, lembaga penelitian, dan pasar tradisional yang terkait dengan kasus pertama virus korona di Wuhan. Tim investigasi mengumpulkan sejumlah data untuk menentukan asal usul penyebaran virus korona.

 

Konfirmasi asal usul virus korona kemungkinan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Menentukan reservoir hewan wabah biasanya membutuhkan penelitian mendalam, termasuk pengambilan sampel hewan, analisis genetik, dan studi epidemiologi. Salah satu kemungkinannya adalah pemburu satwa liar menularkan virus kepada pedagang yang membawanya ke Wuhan.

 

Virus korona pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir 2019, yang pada akhirnya mendorong pemerintah untuk melakukan lockdown atau penguncian wilayah secara ketat selama 76 hari, dan pembatasan perjalanan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat