Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berdialog dengan sejumlah kepala sekolah dan guru saat melakukan kunjungan kerja di SMK Negeri 8 Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (4/11). | ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Nasional

111 Daerah Mulai Program Sekolah Penggerak

Selama tiga tahun pelajaran sekolah negeri atau swasta akan diakselerasi tahapannya.

JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mulai melakukan program pendampingan kepada sejumlah sekolah di 111 kabupaten/kota untuk menjadi sekolah penggerak. Pendampingan sekolah penggerak ini dilakukan selama tiga tahun pelajaran di masing-masing sekolah. 

Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan, program ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam bidang pendidikan. Sekolah yang terpilih akan diintervensi secara holistik oleh Kemendikbud.

"Jadi, bukan hanya kurikulum, pelatihan guru saja, atau penyediaan peralatan digitalnya saja. Ini adalah satu program paket yang holistik, mulai dari sumber daya manusianya, perencanaan belajar, penggunaan teknologi, dan juga pendampingan pemerintah daerah," kata Nadiem dalam telekonferensi, Senin (1/2).

Selama tiga tahun pelajaran, sekolah negeri atau swasta akan diakselerasi tahapannya. Kemendikbud membagi sekolah menjadi empat tahap. Tahap satu, yakni sekolah yang mengalami banyak kendala dan gangguan, baik itu secara akademis atau sosial seperti perundungan. Tahap kedua, yakni perundungan antarsiswa masih terjadi, tapi tidak menjadi norma. Pada tahap kedua, sekolah juga belum memperhatikan kebutuhan dan tingkat pemahaman murid. 

Selanjutnya adalah tahap ketiga, yakni tahapan lingkungan pendidikan. "Tidak terjadi perundungan, guru-guru sudah terjadi segmentasi dalam kelasnya. Dan perencanaan sudah mulai terjadi dari anggaran itu nyambung sama penyelenggaraan," kata Nadiem. 

Tahapan tertinggi atau tahap keempat, yakni pelaksanaan proses pembelajaran yang sudah sesuai dengan harapan. Kemampuan literasi dan numerasi siswa akan meningkat di atas rata-rata. Pada tahap ini, sekolah dinilai siswa sebagai tempat yang menyenangkan. Siswa juga tidak sekadar mendapatkan informasi, namun juga berkontribusi pada kegiatan belajarnya. 

Saat ini, Kemendikbud masih memilih sekolah-sekolah yang akan dibimbing untuk menjadi sekolah penggerak. Harapannya, sekolah yang dibimbing bisa menjadi mentor sekolah-sekolah di sekitarnya.

Akhirnya, seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD Dasmen) Kemendikbud, Jumeri, menambahkan, jumlah sekolah yang akan dibimbing akan ditingkatkan secara bertahap.

Adapun penunjukkan sekolah-sekolah yang berpartisipasi melalui suatu proses pemilihan. Jumeri menjelaskan, kabupaten/kota yang berpartisipasi harus memiliki komitmen tinggi terhadap kelangsungan pendidikan.

"Jadi, menganalisis setiap daerah, kemudian kesanggupan kabupaten/kota untuk bisa mendukung, memberikan peraturan yang mendukung pelaksanaan sekolah penggerak," kata Jumeri. 

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengingatkan agar program ini tidak menimbulkan anggapan adanya sekolah unggulan yang selama ini berusaha untuk dihilangkan. "Ini adalah bagian dari PR yang harus kita jawab bahwa sekolah penggerak tidak pada konteks untuk menjadikan pembeda dari sekolah-sekolah lain," kata Huda, Senin. 

Ia menilai, selama ini sering terjadi perbedaan persepsi antara kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Perbedaan persepsi ini harus menjadi bahan evaluasi yang diperbaiki supaya program sekolah penggerak bisa berjalan dengan baik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat