Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi saat vaksinasi Covid-19 massal di Poltekkes Kemenkes Bandung, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Ahad (31/1). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nasional

Menkes: Indonesia Sudah Amankan Pasokan Vaksin

Indonesia telah menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral.

JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin Covid-19 dari empat raksasa farmasi dari berbagai negara. Indonesia telah memesan vaksin Covid-19 dari empat produsen vaksin, yakni Sinovac, Novavax, Pfizer-Biontech, dan Astra Zeneca-Oxford.

Menurut Budi, selain keempat raksasa farmasi tersebut, pemerintah telah bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan aktif di aliansi vaksin untuk negara berkembang, Gavi, yang menjanjikan 3-20 persen vaksin dari populasi atau 18 juta-108 juta dosis vaksin secara gratis.

“Ada empat vaksin yang langsung negosiasi bilateral dan satu sumber dari multilateral. Kita beruntung jadi 40 negara pertama yang bisa melakukan vaksinasi,” ujar Budi dalam diskusi virtual, Sabtu (30/1/2021).

Menurut Menkes, Indonesia memesan vaksin dari empat produsen karena untuk mencegah risiko permasalahan dalam pengiriman vaksin. Ia berkaca pada permasalahan pengadaan vaksin yang saat ini tengah terjadi di Uni Eropa (UE). UE kekurangan vaksin dan mendesak agar kuota vaksinnya segera dipenuhi oleh Astra Zeneca.

Jumlah vaksin saat ini masih terbatas. Menkes menjelaskan, vaksin yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dunia sekitar 11 miliar dosis, tetapi kapasitas produksi dari perusahaan vaksin tersebut hanya mencapai 6,2 miliar setahun. “Jumlah itu termasuk vaksin yang dibutuhkan setiap tahunnya (vaksin selain Covid). Jadi perebutan vaksinnya sangat tinggi di seluruh dunia,” kata Menkes.

Nantinya sebanyak 70 persen dari 270 juta penduduk Indonesia akan divaksinasi dalam waktu setahun. Jika dikecualikan ibu hamil, masyarakat di bawah usia 18 tahun, golongan penyakit komplikasi, dan penyintas Covid-19, maka ada sebanyak 181 juta orang yang ditargetkan untuk divaksinasi.

Masing-masing perlu disuntik sebanyak dua dosis sehingga diperlukan sekitar 363 juta dosis vaksin. Kemudian, ditambah 15 persen cadangan menjadi 426 juta dosis yang akan digunakan untuk memvaksinasi 70 persen rakyat Indonesia.

Indonesia telah menerima konfirmasi mengenai indikasi alokasi tahap awal vaksin multilateral, yaitu dari mekanisme Covax Facility. Sesuai dengan surat dari Gavi, pada tahap awal, Indonesia akan menerima 13,7 juta-23,1 juta dosis vaksin Astra Zeneca yang akan dikirim melalui dua tahap, yaitu kuartal I sebanyak 25-35 persen dan kuartal II sebanyak 65-75 persen dari alokasi awal tersebut.

Distribusi vaksin akan dilakukan setelah vaksin Astra Zeneca mendapatkan WHO EUL (emergency use listing), telah mendapatkan validasi dari kelompok Independent Allocation of Vaccines Task Force (IAVG), dan ketersediaan suplai dari manufaktur sesuai dengan perkiraan awal.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan koordinasi dengan Menkes guna menindaklanjuti beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia sebagai persiapan pengiriman vaksin. “Diperlukan kesiapan domestik penerimaan vaksin multilateral, antara lain kesiapan regulasi, aturan identifikasi, jalur distribusi, dan rencana vaksinasi nasional,” kata dia.

Secara paralel, juga dilakukan penyampaian berbagai kelengkapan administrasi kepada Sekretariat Gavi sesuai tenggat waktu yang diperlukan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat