Calon pembeli memilih tanaman kaktus mini di Kampung Kaktus Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (6/10/2020). Masa pandemi membuka peluang setiap orang untuk mengembangkan potensi diri. | ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc

Perencanaan

Mengembangkan Potensi Diri

Masa pandemi membuka peluang setiap orang untuk mengembangkan potensi diri.

OLEH FARAH NOERSATIVA

Selama pandemi, kita memiliki banyak waktu yang dihabiskan di rumah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah menjadi rutinitas baru dalam rangka memutus rantai pandemi Covid-19.

Namun, selama hampir satu tahun berada di rumah saja, tentu kebosanan mulai melanda. Tak ada salahnya jika kita bisa mencoba hal baru, mengembangkan minat dan bakat, serta menggali lebih dalam lagi potensi diri.

Setidaknya, Co-Founder portal pengembangan karier TopKarir Bayu Janitra Wirjoatmodjo memetakan beberapa kemampuan hidup yang bisa dikembangkan saat pandemi. Beberapa kemampuan itu, antara lain, penyelesaian masalah, berpikir kritis, dan pengambilan keputusan yang tepat.

"Permasalahan hidup yang datang pada masa pandemi tidak hadir di masyarakat Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Yang pertama harus kita lakukan adalah berpikir kritis dahulu. Jadi, ketika terjadi sesuatu, misalnya pandemi seperti sekarang ini, saya harus apa?" ungkap Bayu kepada Republika, beberapa hari lalu.

Pada masa ini pula, kita perlu melakukan banyak inisiatif pengambilan keputusan berakurasi tinggi. Misalnya, keputusan perusahaan bagi karyawan agar bekerja dari rumah dengan alat ukur yang mumpuni.

photo
Perajin merawat aquascape dalam akuarium di Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (9/10/2020). Masa pandemi membuka peluang setiap orang untuk mengembangkan potensi diri. - (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.)

"Pandemi juga membuat kita dituntut untuk bisa menyelesaikan tantangan satu per satu dan kemampuan untuk bertahan hidup. Dalam artian bisa bertahan hidup secara kesehatan dan ekonomi," kata Bayu menjelaskan.

Kemampuan hidup lainnya yang tidak kalah penting, dia menambahkan, adalah mengembangkan inovasi. Dengan berubahnya pola hidup yang memengaruhi perubahan pola konsumsi, inovasi dilakukan untuk bertahan hidup dengan mengadaptasi teknologi. Namun, dari semua itu, yang paling dominan dilakukan dalam kemampuan hidup adalah berkolaborasi.

Banyak masyarakat justru melakukan inisiatif bersama untuk berkolaborasi tanpa diberi aba-aba. Hal ini banyak terwujud pada tubuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai tempat di Indonesia. Kolaborasi itu ditujukan agar semua bisa bangkit bersama-sama pada masa pandemi ini.

Tak hanya itu, pengem bangan kemampuan lainnya yang dibutuhkan saat ini adalah dalam bidang keterampilan untuk pekerjaan (hard skill) dan keterampilan sosial (soft skill). Contoh keterampilan sosial adalah manajemen stres, misalkan dengan bermeditasi dan berkomunikasi. Apalagi, pola komunikasi saat berada di rumah saja, baik dengan keluarga maupun dengan kantor, jadi berubah. Untuk itu, pengembangan kemampuan komunikasi dilakukan dengan berlatih dan mencari pola yang tepat.

Untuk pengembangan keterampilan pekerjaan meliputi skill teknis, misalkan untuk menggunakan video conference. "Dulu orang di kantor banyak yang belum bisa menggunakan platform video conference. Sekarang mau tidak mau harus bisa, ungkap dia.

Dengan begitu, teknik presentasi, pengaturan audio, dan keterampilan bahasa harus terus diasah. "Jangkauan kita untuk melihat dunia pun lebih besar lagi," kata dia.

Bidang ini pun bisa ditempuh dengan belajar, misalkan lewat kelas-kelas daring. Bayu memberikan tip dan trik memilih kelas daring yang tepat sesuai dengan kebutuhan, yaitu lihat penyelenggaranya, narasumber, dan karya-karyanya. "Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam kelas-kelas abal dan kita bisa mengikuti kelas untuk pengembangan diri dengan baik."

 
Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam kelas-kelas abal dan kita bisa mengikuti kelas untuk pengembangan diri dengan baik.
 
 

Keterampilan pekerjaan, menurut Psikolog Anak Sani Budiantini, bisa dikembangkan dengan meningkatkan hobi. "Kita bisa memanfaatkan waktu untuk belajar bahasa, mengoleksi tanaman, memasak-masak, serta lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan," tutur Sani kepada Republika.

Sementara, keterampilan sosial, dia menambahkan, merupakan keterampilan dasar manusia yang juga bisa dikembangkan pada masa pandemi ini. Menurut Sani, karantina seperti sekarang ini membuat kita lebih memahami diri atau hubungan intrapersonal.

Proses itu dilakukan dengan introspeksi diri dan mengkaji perbuatan dan kegiatan yang dijalani selama ini. "Tetap bina hubungan secara daring di tengah keterbatasan."

Sani mengatakan, kita bisa meningkatkan kemampuan sosial secara spiritual dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemampuan menyelesaikan masalah sangat diperlukan saat krisis di tengah pandemi. Dengan meningkatkan bidang ini, kemampuan lain ikut bisa ditingkatkan dengan mengubah pola pikir tentang pandemi agar menerima keadaan ini sehingga mampu memprioritaskan hidup pada kesehatan.

"Manusia itu memiliki daya tahan untuk tidak bosan. Mempelajari hal baru membuat kita memiliki semangat baru yang positif untuk menjalani hari-hari berikutnya," kata Sani memberikan saran.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat