Sejumlah pengungsi mengantri bantuan logistik yang terdampak gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (21/1). | AKBAR TADO/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Pengungsi Gempa Mulai Terserang Penyakit

Sejumlah posko pengungsi gempa kurang memadai, beberapa di antaranya hanya beralaskan daun.

MAMUJU -- Para pengungsi bencana gempa bumi di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mulai terserang berbagai jenis penyakit. Dinas Kesehatan Sulawesi Barat memaksimalkan posko kesehatan di pengungsian untuk memberikan layanan kesehatan bagi para pengungsi.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulbar Muhammad Ichwan mengatakan para pengungsi, khususnya balita dan anak-anak, sudah terjangkiti penyakit panas, demam, dan diare. "Tim medis sudah turun untuk memberikan pengobatan kepada para pengungsi. Kita juga telah mendirikan posko kesehatan untuk memaksimalkan layanan," kata Ichan, Jumat (22/1).

Ia menjelaskan, kondisi lingkungan di pengungsian yang banyak sampah, sanitasi buruk, serta makanan yang dikonsumsi para pengungsi yang tidak seimbang, menjadi salah satu penyebab penyakit mulai menyerang para pengungsi. Namun demikian, pihaknya memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal sambil memberikan edukasi kepada para pengungsi untuk tetap berupaya menjaga kebersihan di lokasi pengungsian.

"Penyakit demam termasuk diare sudah mulai menyerang balita dan anak-anak di pengungsian. Ini juga sudah kita antisipasi dengan membangun posko kesehatan," jelasnya. Menurut Ichwan, stok obat-obatan untuk para korban gempa masih mencukupi untuk beberapa hari ke depan.

photo
Sejumlah pengungsi mengantri bantuan logistik yang terdampak gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (21/1). Pasca terjadinya longsor yang menutup jalan trans Sulawesi di Kabupaten Majene penyaluran logistik dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan kini mulai lancar. - (AKBAR TADO/ANTARA FOTO)

Bantuan obat-obatan telah dikirimkan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), organisasi pendidikan, para guru besar, dan relawan. Direktur Rumah Sakit Regional Sulbar Indahwati mengatakan, stok obat di rumah sakit yang dipimpinnya juga masih aman. Ia sangat mengapresiasi seluruh pihak membantu pengadaan obat-obatan karena sangat dibutuhkan para korban gempa.

"Jadi, bantuan yang kami terima bukan hanya obat-obatan, namun juga peralatan kesehatan seperti tongkat, perban, dan sebagainya," ujarnya.

Gubernur Sulawesi Barat HM Ali Baal Masdar mengimbau masyarakat Kabupaten Mamuju dan Majene untuk dapat kembali ke rumah masing-masing pascabencana gempa bumi pada Sabtu (23/1). "Saya akan panggil camat, lurah, dan kepala desa untuk meminta warga agar kembali ke rumah masing-masing, kalau rumah mereka tidak rusak,” kata Ali saat rapat bersama unsur pemerintah Kabupaten Mamuju dan Majene di kompleks Kantor Gubernur Sulbar, Jumat.

Menurut Ali, tidak ada yang perlu ditakutkan masyarakat karena situasi sudah kembali aman. Ia juga menilai warga tidak perlu takut dengan isu-isu bahwa akan gempa yang lebih besar serta tsunami di wilayah Sulbar.

photo
Sejumlah pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat antre untuk melakukan tes cepat antigen saat tiba di Landasan Udara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (21/1/2021). Tes cepat atau rapid tes antigen tersebut dilakukan kepada 54 warga pengungsi gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat asal Jawa Tengah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. - (Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO)

Salah seorang warga di pengungsian Stadion Manakarra, Lena, mengatakan, dirinya memilih tetap bertahan di pengungsian karena takut masih ada gempa susulan. Dia mengungkapkan, kondisi rumahnya yang rusak sangat rawan untuk ditinggali kembali. “Tadi malam, kami merasakan lagi gempa susulan,” ujarnya.

Lena berharap pemerintah memperhatikan kondisi mereka di pengungsian yang mulai terserang penyakit. “Anak-anak kami mulai deman kalau malam hari. Semoga ada perhatian pemerintah,” harap Lena.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan, para personel Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyisiran terhadap warga yang mengungsi ke wilayah pegunungan Malunda, Kabupaten Majene. Penyisiran dilakukan untuk memantau sekaligus memeriksa kesehatan para pengungsi.

Menurutnya, tim yang bertugas melakukan penyisiran tersebut terdiri atas perawat, bidan, dokter dan apoteker untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar darurat. Ia mengatakan, pengungsi rawan terserang penyakit karena harus tinggal di tempat yang terbuka dengan hanya berbekal tenda. Selain itu, beberapa pengungsi pun tinggal di lokasi-lokasi pedalaman, sehingga dikhawatirkan kesulitan mendapatkan akses bantuan.

photo
Prajurit TNI Angkatan Laut mengangkat bantuan ke dalam KRI Oswald Siahaan-354 di Dermaga Ujung, Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/1/2021). Koarmada II melepas KRI Oswald Siahaan-354 untuk mengirimkan bantuan dari berbagai instansi TNI Angkatan Laut dan elemen masyarakat guna meringankan beban bagi korban bencana gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Barat. - (MOCH ASIM/ANTARA FOTO)

"Maka dari itu, tim PMI yang diterjunkan ke lokasi terus bergerak menjamah sejumlah titik yang dijadikan tempat pengungsian oleh warga," kata Kepala Bidang Kesehatan PMI Istianahsari. Berdasarkan analisa awal, kata dia, kondisi kesehatan para pengungsi di pegunungan mulai terganggu.

Sejumlah posko pengungsian diketahui kurang memadai, beberapa di antaranya hanya beralaskan daun. Ia menambahkan, beberapa pengungsi juga terdapat ibu hamil, bayi, balita dan warga lanjut usia, sehingga kondisi kesehatan mereka harus benar-benar dipantau. Tidak menutup kemungkinan PMI akan menambah tim kesehatan untuk mempercepat pelayanan kesehatan.

Distribusi bantuan (subjudul) Berbagai pihak terus menyalurkan bantuan bagi korban gempa bumi di Sulbar maupun bencana banjir di Kalimatan Selatan (Kalsel). Di Sulbar, TNI AL kembali mendistribusikan bantuan untuk korban gempa di desa terpencil dan di pegunungan yang sulit dijangkau.

Dansatgas Penanggulangan Bencana Alam TNI AL Sulbar Kolonel (Mar) Y Rudy Sulistyanto mengatakan, proses pendistribusian bantuan logistik kini menyasar tempat-tempat terjauh atau terisolasi dengan menggunakan helikopter.

"Kita sudah petakan semua di mana saja yang belum dan kekurangan. Semua ada timnya, yang di pengungsian di kota, di pulau maupun di pegunungan itu sudah kami bagi anggotanya untuk mendistribusikannya," katanya.

photo
Sejumlah pengungsi mengantre bantuan logistik yang terdampak gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (21/1).  - (AKBAR TADO/ANTARA FOTO)

Beberapa daerah yang menjadi sasaran pendistribusian, seperti desa terpencil di Kabupaten Majene dan sekitarnya. Pihak TNI AL untuk sementara fokus di daerah tersebut sebelum pindah ke daerah lainnya.

Ia mengatakan, distribusi bantuan menggunakan transportasi udara lebih memungkinkan dan cepat dilakukan karena akses ke beberapa daerah masih sulit ditembus menggunakan jalur darat. "Kami berusaha mempercepat pendistribusian lewat jalur manapun. Karena masyarakat yang menjadi korban gempa telah mengalami krisis makanan dan minuman sejak beberapa hari yang lalu," katanya.

Bantuan bagi korban bencana di Sulbar dan Kalsel tak hanya datang dari kementerian, lembaga, relawan, dan organisasi kemanusiaan. Sejumlah pemerintah daerah juga mengirimkan bantuan bahan pokok serta tenaga relawan ke lokasi bencana. Kemarin, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Rusli Palabbi menyerahkan bantuan logistik senilai Rp 702 juta kepada Pemprov Sulbar.

Rusli menyampaikan, bantuan itu merupakan balas budi warga Sulawesi Tengah karena Sulbar merupakan provinsi yang pertama kali menyerahkan bantuan saat terjadi bencana gempabumi, tsunami dan likuefaksi, pada 28 September 2018. “Kami tidak bisa melupakan jasa baik masyarakat Sulbar,” ujar Rusli.

Bantuan itu berupa sembako, keperluan bayi, wanita dan lansia. Selain Pemprov Sulteng, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menyalurkan bantuan sebanyak lima truk logistik yang dikumpulkan dari sejumlah perusahaan tambah di Sulteng.

Pemprov Kalimantan Timur pada Kamis (21/1) juga telah melepas penyerahan bantuan bagi Sulbar dan Kalsel. Pengadaan bantuan logistik bekerja sama dengan sejumlah organisasi.

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengapresiasi masyarakat atas bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam yang diberikan komponen masyarakat Kaltim. "Bantuan ini merupakan wujud semangat untuk bersama-sama menghadapi dan menanggulangi musibah," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat