Sejumlah anggota polisi bersiap melakukan SAR permukiman terdampak banjir bandang di Kampung Gunung Mas, Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menyatakan 474 warg | Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Bodetabek

Banjir di Puncak, Bupati Bogor Pastikan Evakuasi Korban

Aliran Sungai Cisampay Bogor dipenuhi lumpur, batu dan kayu.

BOGOR -- Warga Puncak dikejutkan banjir bandang di Sungai Cisampay yang melanda Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (19/1). Padahal, jarak rumah warga ke sungai sekitar 20 meter.

Peristiwa tersebut pertama diketahui warga sekitar pukul 09.00 WIB. Seorang warga Desa Tugu Selatan, Udek (49 tahun) mengaku, tiba-tiba saja mendapat peringatan banjir dari pengeras suara masjid setempat. Saat itu, ia dan warga sekitar diminta lekas mengungsi sebelum banjir melewati permukiman.

"Jam 09.00 WIB katanya ada banjir, diajak keluar. Akhirnya saya jalan keluar bawa cucu saya jalan kaki sekitar 30 menit ke tempat pengungsian,” ujar Udek ketika ditemui Republika di tempat pengungsian.

Pada Rabu (20/1) pagi, Bupati Bogor Ade Yasin serta Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor datang ke lokasi kejadian bencana longsor dan banjir bandang di Gunung Mas, Tugu Selatan, Cisarua, untuk meninjau langsung keadaan pascabencana. Kedatangan Bupati Bogor ini sekaligus memantau kebutuhan logistik dan kebutuhan mendesak dari korban terdampak bencana.

Kepada masyarakat khususnya dari luar Kabupaten Bogor, Bupati mengimbau agar tidak datang secara langsung ke lokasi bencana. Adapun yang hendak memberikan bantuan dan donasi sebaiknya dikumpulkan secara kolektif kepada lembaga lembaga sosial.

Menurut Ade Yasin, data sementara pada Selasa, sebanyak 134 kepala keluarga (KK) yang mayoritas adalah pemetik teh di Gunung Mas telah dievakuasi di tempat yang lebih aman. "Saya juga sudah menurunkan tiga tim dari BPBD yang terdiri dari tim evakuasi, tim logistik dan tim P3K lengkap dengan ambulans," kata Ade Yasin, Selasa (19/1).

"Saya meminta tim bekerja secara cepat untuk memastikan proses evakuasi berhasil dan melakukan pertolongan pertama kepada pada korban di sana," kata Ade.

Di lokasi yang sama, Kepala Desa Tugu Selatan, M Eko Windiana menjelaskan, akibat banjir bandang menerjang, sejumlah bangunan mengalami kerusakan luar biasa. Data yang dihimpun sementara, ada sekitar tujuh bangunan yang terdampak. “Ada yang terendam, ada yang terbawa arus. Tapi kami belum bisa identifikasi (jumlah pastinya),” jelas Eko.

Setidaknya ada empat RT dan dua RW di Desa Tugu Selatan yang terdampak peristiwa itu. Beruntungnya, tidak ada warga yang menjadi korban jiwa. Hanya saja, kata dia, ada dua orang warga yang terjatuh dan terbawa arus banjir.

Meski begitu, dua warga tersebut berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendaat perawatan. “Sampai detik ini nggak ada korban. Hanya luka, warga yang kena air terbawa arus dua orang,” tuturnya.

photo
Warga melihat permukiman yang terdampak banjir bandang di Kampung Gunung Mas, Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menyatakan 474 warga berhasil dievakuasi dari bencana banjir bandang di Desa Tugu Selatan, dan dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa. - (Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO)

Berdasarkan keterangan warga, Eko menerangkan, arus Sungai Cisampay yang bermuara ke Sungai Ciliwung mulai membesar pada Selasa pukul 03.00 WIB. Sekitar pukul 06.00 WIB, sambung dia, air mulai meluber. Kemudian, baru pada pukul 09.00 WIB, aliran tidak terkendali hingga melewati rumah warga di sepanjang bantaran. Pun aliran sudah keruh dan bercampur dengan tumpukan sampah.

“Air keluar beserta dengan lumpur, batu, dan kayu. Sebelumnya, mata air Curug Cisampay memang sempat longsor sehingga material longsorannya menyumbat. Ditambah curah hujan tinggi,” ujar Eko.

Sebagai langkah antisipasi, sekitar 900 jiwa warga Desa Tugu Selatan diungsikan ke penampungan sementara di Gedung Wisma Gunung Mas. Keputusan itu diambil lantaran cuaca masih berpotensi hujan deras hingga bisa menyebabkan banjir susulan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD KABUPATEN BOGOR (bpbdkabbogor)

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Pranowo mengatakan, banjir di Komplek Gunung Mas dipicu hujan yang terjadi terus- menerus. “Kali daerah setempat meluap dan mengakibatkan banjir bandang,” ujar Budi saat memantau Sungai Cisampay.

Selain BPBD, pettugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Cisarua, PMI Kabupaten Bogor dan Kecamatan Cisarua, Satpol PP dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, serta personel TNI-Polri dierjunkan ke lokasi bencana. Sebagian petugas berjaga di lokasi pengungsian. "Untuk kerugian material, untuk sementara masih dilakukan pendataan,” jelas Budi.

Pantauan Republika pada Selasa sore, aliran Sungai Cisampay terlihat keruh. Lumpur setinggi sekitar 15 sentimeter menggenangi jalanan di depan rumah warga, disertai patahan batang kayu. Terlihat pula banyak pepohonan patah hanyut terbawa aliran sungai. Warga yang mayoritas laki-laki mengevakuasi barang-barang dari rumahnya menggunakan sepeda motor. Beberapa hewan peliharaan, seperti ayam dan kucing ditinggal ketika mereka mengungsi.

 

Perumahan direlokasi

Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) sedang mengkaji kontur demografi tanah di lokasi kejadian. Apalagi, di sekitar aliran sungai terdapat perumahan di lajur tebing. “Nanti setelah dari pengkajian ini, pemerintah daerah memberi masukan kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Mungkin nanti ada relokasi,” kata Iwan.

Mengenai tempat pengungsian, Iwan meminta petugas gabungan untuk memisahkan warga yang memang harus dievakuasi dan mereka yang hanya menonton. Tidak ketinggalan, peralatan tempat tidur dan selimut, terutama bagi ibu dan anak harus disediakan.

“Diatur juga area Gunung Mas kan banyak tempat kosong, karena darurat (para pengungsi) diminta untuk ditempatkan di tempat yang biasa disewakan,” ucap Iwan.

Tak hanya itu, Iwan juga meminta protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tetap dilakukan. Hal itu agar para pengungsi tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. “Bencana memang di luar dugaan, tapi kami ingin protokol Covid diberlakukan,” kata politikus Partai Gerindra itu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat