Petugas medis (kanan) menyuntikan vaksin Covid-19 kepada seorang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong, Papua Barat, Senin (18/1). | OLHA MULALINDA/ANTARA FOTO

Nasional

28 KIPI Ditemukan Usai Vaksinasi

Nakes yang tidak mengikuti vaksinasi dipastikan bukan karena menolak.

JAKARTA – Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menerima 28 laporan KIPI Covid-19 per Selasa (19/1). Dari 28 kejadian tersebut, Komnas KIPI Sejauh ini, belum mendapatkan laporan ada gejala yang membahayakan orang yang divaksinasi.

“Ada 28 laporan KIPI Covid-19 dari seluruh Indonesia yang masuk hingga kemarin malam. Mereka mengalami gatal, merah, pegal, pusing, mual, nafsu makan menurun, lemas, hingga mengantuk,” ujar Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari  saat dihubungi Republika, Selasa (19/1).

Setelah menerima laporan ini, Hindra mengaku telah melakukan observasi beberapa kondisi para penerima vaksin yang mengalami KIPI. Terkait pemberian obat akibat KIPI, ia mengaku ada yang mendapatkannya dan ada yang tidak. “Artinya KIPI belum mengkhawatirkan dan mudah-mudahan seterusnya,” ujar dia.

photo
Vaksinator bersiap untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (19/1/2021). RSUP Haji Adam Malik Medan mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada dua ribu orang tenaga kesehatan yang ditargetkan 60 orang per hari. - (Rony Muharrman/ANTARA FOTO)

Seperti diketahui, sebanyak 3 juta dosis vaksin Sinovac yang ada akan diberikan kepada tenaga kesehatan (nakes) sebagai kelompok prioritas pertama. Namun, dilaporkan sebanyak 166 orang nakes di Kota Semarang, Jawa Tengah, tidak hadir dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama.

Sementara itu, sebanyak 35 nakes juga tidak datang ke faskes sesuai jadwal yang ditetapkan pada empat hari pertama pelaksanaan vaksinasi di Kota Solo. Padahal 35 nakes tersebut sudah melakukan registrasi sehingga sudah terdata di Primary Care BPJS Kesehatan.

Terkendala sistem

Nakes yang tidak mengikuti vaksinasi Covid-19 di beberapa daerah dipastikan bukan karena menolak divaksinasi. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memastikan, nakes yang belum divaksinasi disebabkan adanya kendala teknis, yakni terkait sistem pendaftaran.

“Sebelumnya memang ada yang buat meme di UGD rumah sakit menolak vaksin, tetapi setelah kami telusuri ternyata itu hanya bergurau dan untuk hiburan. Kenapa banyak nakes yang belum divaksinasi karena hambatan pendaftaran,” kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah.

Harif mengatakan, beberapa laporan keluhan yang masuk kepadanya adalah ada nakes yang telah terdaftar dan mendapatkan pesan singkat atau sms blast tetapi kemudian statusnya berubah menjadi tidak terdaftar. Ada juga ketika nakes akan mendaftar ulang terkendala nomor induk KTP (NIK) yang terus dinyatakan salah padahal nomor dokumen kependudukan ini sudah digunakan untuk berbagai hal.

Dia juga mengaku mendapatkan laporan, nakes yang awalnya menjadi prioritas pertama divaksin ternyata tiba-tiba diganti dengan vaksin periode yang akan datang. Bahkan, ada juga nakes yang telah berhasil daftar ulang tetapi tidak mendapatkan notifikasi jadwal vaksinasi.

Kemungkinan terakhir, lanjut Harif, tidak menutup kemungkinan para nakes ini tidak menyebutkan profesinya sebagai perawat. Misalnya perawat berstatus pegawai pemerintah namun hanya ditulis PNS, kemudian perawat yang bekerja di fasilitas kesehatan swasta hanya disebut karyawan swasta.

Harif berharap pemerintah bisa mengatasi masalah ini. Pihaknya sebagai petugas kesehatan yang sudah berjuang melawan virus meminta tidak dipersulit dengan hal yang bersifat administratif dan rumit. “Akhirnya tidak jadi divaksin karena tidak terdaftar,” ujar Harif.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku, para nakes tidak divaksinasi ini karena kendala saat registrasi ulang di aplikasi Pedulilindungi. “Registrasi ulang di aplikasi Pedulilindungi yang bermasalah. Jadi, bukan nakes yang tidak mau divaksin,” ujar juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Nadia melanjutkan, sebanyak 41 ribu nakes telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 per Selasa (19/1). Hingga saat ini, Kemenkes belum mendapatkan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Meski sistem registrasi bermasalah, pihaknya menargetkan sebanyak 500 ribu nakes mendapatkan vaksinasi, kemudian hingga akhir Februari kembali menyelesaikan vaksinasi untuk 900 ribu nakes.

“Total 1,4 juta nakes yang dotargetkan selesai disuntik vaksin Covid-19 hingga akhir Februari 2021. Insya Allah kami optimistis, makanya berupaya seoptimal mungkin,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat