Penampakan puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang berada di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/1). Basarnas kembali memperpanjang operasi SAR pencarian Sriwijaya Air SJ 182 hingga tiga hari kedepan. | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Evakuasi SJ 182 Kembali Diperpanjang 

Basarnas dan tim gabungan akan mengevaluasi perhari.

JAKARTA — Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali memperpanjang waktu melakukan evakuasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC. Pesawat dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu setelah hilang kontak pada Sabtu (9 /1). 

“Saya mengumumkan bahwa pelaksanaan operasi SAR kita perpanjang tiga hari lagi,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito di Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Jakarta Utara, Senin (18/1). Artinya, pencarian pesawat yang membawa 50 penumpang dan 12 kru itu dilanjutkan hingga Kamis (21/1).

Basarnas dan tim gabungan akan mengevaluasi perhari untuk melihat hasil, efektivitas, kendala, dan segala sesuatu yang ada di lapangan. “Nanti perpanjangan akan kita lihat untuk menentukan langkah-lanhkah selanjutnya,” ujar Bagus. 

Perpanjangan waktu pencarian korban kecelakaan pesawat tersebut merupakan yang kedua kalinya. Bagus menegaskan, Basarnas dalam proses pencarian tersebut memfokuskan kepada penemuan human remain dari korban.

“Semakin banyak (penemuan) human remain, maka akan mempermudah tim DVI dalam mengidentifikasikan korban," jelas Bagus. 

photo
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito (tengah) memberikan keterangan saat konferensi pers di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (18/1).  - (Republika/Putra M. Akbar)

Bagus mengatakan, hingga proses pencarian hari ke-10, Senin (18/1), total sebanyak 310 potongan tubuh korban. Selain itu, 60 serpihan pesawat dan 55 potonhan material besar pesawat. 

Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Rasman MS mengatakan, penyelaman untuk mencari puing dan korban dihentikan sementara hingga Senin siang. Cuaca di lokasi tidak memungkinkan pencarian dilanjutkan.

"Begitu siang sudah tidak memungkinkan karena kecepatan angin sampai 26 knot, itu berbahaya untuk rekan-rekan kita apabila memaksakan untuk menyelam,” ujar Rasman, kemarin. Dengan demikian, katanya, penyelaman untuk kegiatan tersebut hanya dapat terlaksana setiap pagi hari, ketika cuaca masih cerah berawan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BASARNAS (sar_nasional)

Basarnas awalnya meyakini peluang menemukan cockpit voice recorder (CVR) semakin besar pada Senin. Basarnas mempersempit area pencarian di bawah permukaan air yang terbagi dalam empat sektor di sekitar koordinat jatuhnya pesawat.

Satu sektor kurang lebih antara 15 sampai 30 meter. Selain itu, jumlah penyelam ditambah menjadi 300 orang dari unsur gabungan. "Besar kemungkinan kita bisa menemukan isian daripada CVR," ujar Rasman, Senin pagi.

photo
Prajurit Kopaska TNI AL berjalan membawa perlengkapan selam usai melakukan pencarian puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di Pantai Tanjung Kait, Tangerang, Banten, Senin (18/1). - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

Penyempitan wilayah lebih bertujuan untuk efisiensi pencarian. Apalagi, beberapa puing pesawat sebagian besar sudah terangkut. Meski dihentikan sementara, pencarian pada Senin pagi hingga siang mendapatkan dua kantong jenazah dan sejumlah puing pesawat dari KRI Rigel dan kapal Bakamla. 

Sementara, hingga Senin, PT Jasa Raharja (Persero) telah menyerahkan santunan kepada 25 korban. Santunan diberikan kepada 25 ahli waris korban. "Sedangkan (untuk) empat korban lainnya dalam proses penyelesaian," kata Direktur Operasional Jasa Raharja, Amos Sampetoding, kemarin. 

Penyerahan dilakukan oleh Kepala Jasa Raharja masing-masing provinsi bersama pemerintah daerah setempat melalui mekanisme transfer ke rekening ahli waris. Setiap korban meninggal dunia memperoleh santunan sebesar Rp 50 juta. "Dalam hal ini penyelesaian Jasa Raharja kurang dari 24 jam sejak pengumuman teridentifikasi oleh DVI Polri,” kata Amos.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat