Duta besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Essam bin Abed Al-Thaqaf (kiri) memberikan cendera mata kepada jamaah umrah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11). | ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Ekonomi

UMKM akan Pasok Kebutuhan Haji dan Umrah

Pasokan kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia masih didominasi oleh produk luar.

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menandatangani nota kesepahaman tentang Optimalisasi Peran Usaha Kecil dan Menengah Dalam Memenuhi Kebutuhan Haji dan Umrah. Kolaborasi ini diyakini dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Arab Saudi. 

Pemerintah mencatat, pada 2019 terdapat 221 ribu jamaah haji dan satu juta lebih jamaah umrah yang berangkat ke Tanah Suci. "Kita bisa lihat, ada niche market sekitar dua juta orang yang akan pergi ke Tanah Suci perlu asupan dan kangen produk Indonesia. Maka kita ingin produk Indonesia bisa menjadi subjek utama," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam acara penandatanganan yang digelar secara virtual, Rabu (13/1).

Lutfi menyebutkan, potensi kerja sama ini relatif besar. Dia mengatakan, total nilai sektor makanan dan minuman yang akan dinikmati jamaah haji serta umrah sebanyak 66 juta dolar AS. 

"Setidaknya jamaah haji makan 75 kali selama di Arab Saudi. Diharapkan setiap hari makanannya bisa didominasi produk Indonesia," kata dia. 

 
Kami sudah mendapat persetujuan dari Arab Saudi untuk lima produsen kecap.
ROSAN ROESLANI, Ketua Umum Kadin Indonesia
 

Ia menyadari, tidak mudah bagi pelaku usaha terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah. Sebab, harus memenuhi standar yang diterapkan Arab Saudi. 

"UMKM ini banyak tantangan dan kekurangannya dari mulai sertifikasi, kualitas, yang selalu standarnya sama dari masa ke masa. Maka pemerintah harus kerja sama dengan swasta agar UMKM bisa turut berpartisipasi," tegasnya. 

Lutfi ingin agar semua kebutuhan jamaah haji dan umrah dapat dipenuhi dengan produk dalam negeri. Selama ini, pasokan kebutuhan jamaah haji dan umrah Indonesia masih didominasi oleh produk luar. 

"Kalau boleh, kita berkomitmen agar setiap jamaah haji ketika berangkat (ke Tanah Suci) goodie bag-nya bisa kita hitung pakai produk Indonesia. Lalu dihitung berapa UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dapat berkontribusi di situ," ujar Lutfi.

Dengan begitu, UMKM Indonesia bisa lebih maju. Lutfi menegaskan, Kementerian Perdagangan melalui 46 kantor cabang di seluruh dunia, termasuk di Arab Saudi, siap membantu UMKM berkembang. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah tersebut. "Saya kira ini bentuk keberpihakan kita semua untuk peningkatan produk ekspor ke Timur Tengah, sekaligus optimisme di awal tahun, UMKM tetap bisa bertahan di tengah Covid-19," ujarnya pada kesempatan serupa. 

Sebagai permulaan, kata dia, demi memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah di Tanah Suci, UMKM akan memasok lima produk yakni sambal, kecap, kopi, teh, dan gula. Ke depannya kementerian akan mendorong UMKM menyediakan kebutuhan lainnya.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menambahkan, Kadin telah memfasilitasi beberapa pelaku UMKM mendapat persetujuan dari Arab Saudi guna mengekspor produknya. "Kami sudah mendapat persetujuan dari Arab Saudi untuk lima produsen kecap," tutur dia pada kesempatan serupa.

Sementara, lanjutnya, untuk persetujuan empat produsen kopi, lima produsen teh, dan empat produsen sambal, masih menunggu persetujuan. "Untuk produsen kopi dan teh masih menunggu, tapi sudah diindikasikan akan disetujui," kata Rosan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat