Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1). | ANTARA FOTO/HO/Setpres-Agus Suparto

Kisah Dalam Negeri

Ketika Guru Besar Gemetar Suntikan Vaksin ke Jokowi

Getaran tangan wakil ketua dokter kepresidenan ramai dibahas oleh warganet.

OLEH SAPTO ANDIKA CANDRA 

Ada kejadian menarik saat prosesi vaksinasi Covid-19 di Istana Merdeka pada Rabu (13/1). Profesor Abdul Muthalib, dokter kepresidenan yang bertugas menyuntikan vaksin Sinovac kepada Presiden Joko Widodo terlihat gemetar saat persiapan hingga penyuntikan. 

Getaran tangan wakil ketua dokter kepresidenan itu pun ramai dibahas oleh warganet yang menyaksikan langsung vaksinasi melalui kanal media sosial. Namun, soal pengalaman dan keahlian, tentu seorang Abdul Muthalib tidak diragukan lagi. Ia adalah ahli penyakit dalam, sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.  

Lalu, gerarangan apa yang membuat sang profesor bergetar menjadi pertanyaan tersendiri. Usai prosesi vaksinasi, Profesor Abdul pun mengaku sempat grogi sesaat sebelum menyuntikkan vaksin kepada orang nomor satu di Indonesia. Pria 76 tahun itu dihinggapi perasaan deg-degan yang berlebih.

"Menyuntik orang pertama di Indonesia tentunya ada rasa juga. Tetapi masalah itu tidak jadi halangan buat saya pada waktu penyuntikannya. Pada waktu penyuntikannya tidak masalah. Tidak gemeteran lagi waktu menyuntikkan. Pertama saja agak gemetar," kata Abdul Muthalib di Istana Merdeka, Rabu (13/1). 

Ia menambahkan, Presiden Jokowi juga mengaku tidak merasakan sakit saat disuntik vaksin. Tim dokter juga tidak menemukan adanya pendarahan di bekas luka suntikan. "Tadi berlangsung baik dan lancar. Tidak ada pendarahan," katanya. 

Pernyataan Abdul Muthalib itu sesuai dengan ungkapan Jokowi sesaat setelah jarum suntik ditarik dari lengan kirinya. “Tidak terasa sama sekali, terima kasih Prof,” kata Jokowi menjawab pertanyaan Abdul Muthalib.

Prosesi vaksinasi perdana yang digelar di Istana Merdeka ini juga diikuti sejumlah pejabat lain dan perwakilan unsur masyarakat. Penyuntikan vaksin Sinovac dilakukan oleh tim dokter kepresidenan, setelah sebelumnya memastikan kondisi kesehatan Jokowi. 

Mekanisme vaksinasi dilakukan dalam empat tahap, yang ditandai dengan masuknya Jokowi ke area vaksinasi sekitar pukul 09.30 WIB. Tahap pertama, klarifikasi data penerima. Kemudian, menjalani pengecekan tekanan darah dan klarifikasi kesehatan, penyuntikan vaksin oleh tim dokter kepresidenan, dan terakhir mendapat katu tanda suntik. 

Dalam pemeriksaan kesehatan, Jokowi diketahui memiliki tekanan darah 130/67 yang diartikan sehat dan fit. Sejumlah pertanyaan juga diajukan kepadanya, seperti apakah pernah terkonfirmasi menderita Covid-19, apakah memiliki gejala batuk dalam tujuh hari terakhir, dan apakah ada riwayat komorbid seperti penyakit jantung, ginjal, serta diabetes.

Semua pertanyaan tersebut dijawab 'tidak' yang berbarengan dengan gelengan kecil Presiden Jokowi. Setelah semua tahapan dilalui, Jokowi pun beristirahat selama 30 menit sebagaimana prosedur vaksinasi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat