Petugas menunjukkan alat tes cepat COVID-19 melalui hembusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, beberapa waktu lalu. | Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO

Nasional

GeNose dan CePAD Masuk Daftar Belanja

Kemenkes menyatakan GeNose bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini biasa.

JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, alat screening Covid-19 GeNose UGM dan rapid test antigen CePAD Unpad sudah masuk dalam daftar belanja barang pada kementerian/lembaga. Dia meminta agar produksi diperbanyak.

“Sebagai tindak lanjut dari perintah Presiden tentu kami dukung dan upayakan. Namun, harus ada jaminan kalau barang itu memang sudah diproduksi dan tersedia. Sebab, saya mendapatkan informasi, sebetulnya sudah banyak yang pesan GeNose, tetapi barangnya tidak ada,” kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (13/1).

Kedua alat tersebut, kata Muhadjir, belum diproduksi secara banyak. Sehingga ia menyarankan agar ketersediaan produksi dua alat tersebut dipastikan. GeNose merupakan alat tes cepat Covid-19 inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menggunakan embusan napas manusia sebagai sampelnya. Sementara CePAD merupakan alat tes cepat inovasi dari Universitas Padjadjaran yang menggunakan antigen sebagai cara mendeteksi Covid-19.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro sebelumnya menyatakan, GeNose dan CePAD bisa digunakan untuk alat screening yang sangat penting. “Harapannya agar Pak Menko (Muhadjir) bisa menjadikan, baik GeNose maupun rapid test antigen CePAD, sebagai alat utama untuk melakukan screening,” kata Bambang, pekan lalu.

photo
Menko PMK Muhadjir Effendy menghembuskan nafasnya pada kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Kemenko PMK untuk disosialisasikan dan dimanfaatkan secara masif oleh seluruh masyarakat Indonesia guna mendeteksi Covid-19. - (M RISYAL HIDAYATANTARA FOTO)

Proses screening terkait kasus Covid-19 adalah tahapan saat seseorang ingin memeriksa apakah dirinya terpapar atau tidak. Upaya penyaringan ini dilakukan pada saat seseorang datang ke rumah sakit dan menentukan apakah yang bersangkutan perlu dilakukan tes PCR atau tidak. 

Jika pada tahapan screening positif, perlu dilakukan tes lanjutan melalui PCR. Namun, jika negatif, orang tersebut tidak perlu melakukan tes PCR. Selama ini, proses screening dilakukan melalui tes cepat, yang mulanya tes cepat antibodi lalu sekarang diubah standarnya menjadi tes antigen.

Berdasarkan uji validasi terakhir, GeNose memiliki sensitivitas 85-92 persen dan tingkat spesifitas 96-97 persen. Artinya, alat ini mampu membaca tanda positif Covid-19 dengan peluang 85-92 persen dan mampu membaca tanda negatif Covid-19 dengan peluang di atas 96-97 persen.

Jika seseorang yang dites menggunakan GeNose negatif, kemungkinan besar ia memang negatif karena spesifitasnya 96-97 persen. Namun, jika seseorang tersebut positif, Kuwat menyarankan agar dilakukan tes swab PCR untuk memastikan kondisi positif atau negatif dari virus Covid-19.

photo
Pemasangan alat uji Covid-19, Genose. - (BKKP Kemenristek/BRIN AP)

Ketua Tim Pengembang GeNose UGM Kuwat Triyana mengaku saat ini terus mengupayakan meningkatkan jumlah produksi unit GeNose. Pada Februari yang akan datang, tim menargetkan bisa memproduksi sebanyak 10 ribu unit GeNose untuk kemudian diedarkan kepada para pemesan. “Untuk Februari insya Allah aman sampai dengan 10 ribu unit,” kata Kuwat.

Hingga saat ini, kata dia, alat pendeteksi cepat Covid-19 GeNose telah dipesan sekitar 15 ribu unit. Namun, pada Januari 2021 tim hanya mampu memproduksi 3.000 unit. Kuwat menjelaskan, sebelumnya pihaknya menargetkan bisa memproduksi minimal 5.000 unit GeNose pada bulan ini.

“Kendalanya bulan ini karena spare part impor tertunda saat libur Natal dan tahun baru sehingga yang tadinya 5.000 unit baru akan 3.000 unit,” kata Kuwat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, GeNose digunakan sebagai alat untuk screening Covid-19. “Kemudian hasil tes GeNose positif maka harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR atau antigen yang diakui WHO,” kata dia.

Menurut Nadia, Kemenkes telah mengeluarkan izin edar GeNose. Artinya, GeNose bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini biasa, sama seperti tes gula darah. Namun, terkait GeNose bisa menjadi bagian dari program nasional, pihaknya mengaku harus mendengar pertimbangan dari para ahli patologi klinik mengenai penggunaan alat buatan UGM tersebut. 

Nadia menambahkan, Indonesia harus merujuk pada pedoman yang sudah disepakati global bahwa diagnosis pasti pemeriksaan Covid-19 adalah menggunakan PCR, kemudian bisa juga menggunakan tes cepat antigen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat