Ilustrasi rumah sakit lapangan untuk mencegah Covid-19 | Wihdan Hidayat / Republika

Bodetabek

Tangani Covid-19, RS Lapangan Beroperasi Pertengahan Januari

Nakes yang bertugas di RS lapangan Kota Bogor akan menerima insentif.

 

BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengebut pembangunan fisik rumah sakit (RS) lapangan di kompleks GOR Pajajaran di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanah Sareal. RS lapangan itu nantinya digunakan untuk pasien Covid-19. Pembangunan itu untuk mengantisipasi membeludaknya pasien Covid-19 di RS rujukan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menargetkan, RS lapangan bisa mulai digunakan pada pertengahan Januari 2021. Saat ini, kata dia, pembangunan RS lapangan sedang memasuki pemasangan fasilitas pendukung. "Insya Allah pekan kedua bulan Januari ditargetkan sudah bisa beroperasi. Sekarang sedang mengejar persiapan pemasangan lift dan lain-lain," kata Bima di Balai Kota Bogor, Rabu (6/1).

Nantinya, di RS lapangan tersedia 70 tempat tidur bagi pasien Covid-19. Dia menyebut, untuk tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di RS lapangan, mendapat pelatihan dari manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.

Bima mengatakan, Pemkot Bogor juga berupaya merekrut mahasiswa untuk dijadikan tenaga pengawas. Menurut dia, baik nakes maupun mahasiswa yang bertugas di RS lapangan menerima insentif. "Semuanya ada dianggarkan. Rumah sakit lapangan ini kan mendapatkan bantuan dari satgas nasional. Sekitar Rp 20 miliar," tutur Bima.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Satgas Covid 19 Indonesia (satgascovid19.id)

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, saat ini, pekerja RS lapangan sedang membuat ruangan bersuhu negatif. Sembari menunggu pembangunan RS lapangan selesai, dia melanjutkan, nakes dan mahasiswa yang sudah direkrut sedang menjalani pelatihan penanganan Covid-19 yang baik dan benar. "Kenapa kita perlu bantuan dari RSUD? Karena ada misalnya analisis atau ahli yang di bagian rontgen, kan kita tidak merekrut itu," jelasnya.

Syarifah mengatakan, bantuan pendampingan dokter dari RSUD itu nantinya disusun kembali penjadwalannya. Bisa jadi, sambung dia, bantuan yang diberikan bisa sepekan atau malah hanya beberapa hari. Hal itu dilakukan lantaran nakes dari RSUD sudah berpengalaman dalam menangani pasien Covid-19.

"Karena kita juga memanfaatkan yang ada, tidak semua hasil rekrutmen. Sepanjang dari rumah sakit atau misalnya dari Dinkes, ada tenaga yang bisa diperbantukan walaupun tidak menetap," ucap Syarifah.

Soal insentif, Syarifah menjelaskan, besaran yang diterima nakes maupun mahasiswa merujuk Peraturan Kementerian Kesehatan (Permemenkes) HK.01.07/MENKES/278/2020. Pemkot Bogor juga menyiapkan beberapa reward untuk diberikan kepada nakes. “Untuk insentif nakes, nanti kita lihat, masih belum tahu lagi yang ke depan."

Untuk tunjangan lainnya, menurut Syarifah, Pemkot Bogor belum bisa berbuat banyak lantaran harus menunggu arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait penganggarannya. Meski begitu, pihaknya tidak semata mengandalkan pemerintah pusat dalam pembayaran nakes yang menangani pasien Covid-19. "Tapi kalau misalnya pusat tidak ada, kita punya cadangan BTT (biaya tak terduga)," ucapnya.

Dibantu RSUD

Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Bogor, Armein Sjuhary Rowi, menyebutkan, hingga kini, sudah ada 100 tenaga lebih yang siap ditugaskan di RS lapangan. Armein merincikan, ada 10 dokter umum, empat dokter spesialis, 42 perawat, 12 tenaga nonnakes, seperti sopir dan delapan petugas keamanan. Sementara sisanya, ada empat dokter spesialis dan 10 perawat bantuan dari RSUD Kota Bogor.

Armein mengatakan, sebanyak 30 orang tenaga manajemen juga diturunkan RSUD Kota Bogor untuk membantu laporan RS lapangan ketika sudah beroperasi. Dia mengatakan, tenaga dari RSUD juga diturunkan sebab RS lapangan juga membutuhkan nakes yang sudah berpengalaman menangani Covid-19.

Dengan cara itu, kemudian nakes senior dapat menjadi ketua tim dan supervisor. "Kalau full kita terima tanpa pengalaman, ya susah juga. Takutnya pada tertular. Di mana ada empat orang dokter spesialis dan 10 orang perawat (RSUD)," terangnya.

Di samping itu, sambung dia, sejumlah tenaga nonnakes juga ditugaskan di bagian instalasi, radiologi, radiografer, dan rekam medis masing-masing satu orang. Selain dari RSUD, ada juga tenaga perbantuan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota sebagai pemilik GOR Pajajaran.

Jangan stres

Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin, Prof. RidwanAmiruddin menjelaskan berpikir positif (positive thinking) bisa memperkuat imun tubuh untuk menangkal virus corona(COVID-19). Dengan berpikirpositif yang diwujudkan dengan menebar energi positif memungkinkan seseorang lebih mampu bertahan dalam menjaga imunitas dan kondisi kesehatan lebih baik.

"Kita harus memberikan energi positif, itu akan memungkinkan kita lebih survive. Menjaga energi positif itu dengan tindakan yang sederhana, seperti menebar senyum dan ikhlas bekerja," urai Prof Ridwan yang juga Ketua Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) di Makassar, Rabu.

Saat ini, jelas Prof Ridwan, Indonesia telah masuk dalam zona perang melawan Covid-19 yang berarti siapa saja harus ikut melawan. Bukan hanya pemerintah namun setiap orang harus mengambil peran dalam menghentikan penyebaran virus ini. "Maka memang mari memperbanyak energi positif, jangan lupa bahagia dan salah satu penunjangnya kita mesti tetap berpikir positif," ujarnya.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sulsel, tingkat kedisiplinan menggunakan masker mulai menurun yang disebabkan pandemi berjalan terlalu lama. Satgas Sulsel bersama Pemprov Sulsel dan seluruh pihak terkait telah melakukan rapat konsolidasi untuk mengungkapkan kondisi terkini Covid-19 beserta langkah-langkah penanganannya.

Prof Ridwan yang juga Ketua Tim Konsultan Penanganan Covid-19 Sulsel menyebut posisi kasus aktif berada di 3500 kasus dengan angka kesembuhan mencapai 87 persen. Sementara angka kematian jauh lebih rendah yakni 1,8 persen, menggambarkan bahwa kualitas layanan rumah sakit dan duta Covid-19 memberikan layanan terbaik kepada pasien Covid-19 Sulsel.

"Memang saat ini kasus corona mengalami peningkatan di hampir semua wilayah. 72 persen daerah secara nasional masuk di zona orange. Begitu pun di Sulsel, hanya ada tiga kabupaten di zona kuning," ujarnya.

Akibat peningkatan kasus Sulsel, tempat tidur di berbagai rumah sakit rujukan telah hampir penuh dengan persen tase 87 persen, dan tersisa 13 persen kosong.Maka, melalui konsolidasi tersebut, rumah sakit diminta untuk meningkatkan kapasitasnya, memperluas cakupan Duta Covid-19 ke daerah dan beberapa telah dibuka, seperti di Kabupaten Wajo, Kota Palopo dan dipersiapkan di Kabupaten Bantaeng.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat