Nasabah menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Bukopin di kantor pusat Jakarta, beberapa waktu lalu. | Tahta Aidilla/Republika

Ekonomi

Bank Syariah Bukopin Bersiap Naik Kelas ke BUKU II

Kucuran dana dari induk akan digunakan untuk penambahan modal.

 

JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk mengucurkan pinjaman subordinasi kepada entitas anaknya PT Bank Syariah Bukopin senilai Rp 275 miliar pada akhir tahun lalu. Kucuran dana tersebut untuk memenuhi ketentuan modal inti minimal senilai Rp 1 triliun. Hal itu termasuk untuk merealisasikan target perusahaan naik kelas menjadi bank kategori BUKU II.

Sekretaris Perusahaan Bank Syariah Bukopin Evi Yulia Kurniawati mengatakan, kucuran dana tersebut akan digunakan untuk penambahan modal dan mendorong peningkatan kinerja usaha terutama fungsi intermediasi syariah.

"Insya Allah diharapkan ada tambahan modal lagi dengan target tahun ini Bank Syariah Bukopin akan menjadi BUKU II," ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (6/1).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen Bank Bukopin menjelaskan realisasi aksi ini dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan Bukopin Syariah.

“Merupakan upaya penguatan struktur permodalan Bukopin Syariah dan komitmen Bukopin dalam rangka penyelesaian penyehatan Bukopin Syariah pada 2020,” tulis Manajemen Bank Bukopin.

photo
Karyawan Bank Syariah Bukopin saat mengikuti donor darah di Jakarta, Rabu (11/10). Kegiatan sebagai rangkaian dari Milad BSB ke-12 itu bertujuan menumbuhkan rasa kemanusiaan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). - (Tahta Aidilla/Republika)

Pinjaman ini juga akan berdampak terhadap peningkatan modal inti tambahan Bukopin Syariah. Hal ini mengingat perusahaan perlu tambahan modal inti untuk memenuhi ketentuan modal inti. Per September 2020 lalu, modal inti Bukopin Syariah masih di bawah Rp 1 triliun, tepatnya senilai Rp 706,824 miliar.

Meski bakal meningkatkan modal inti entitas anaknya, aksi ini menggerus modal Bank Bukopin. Perusahaan mengatakan ada pengurangan modal 3,07 persen dari Rp 8,9 triliun menjadi Rp 8,6 triliun.

“Selain berdampak pada modal, pemberian pinjaman juga berdampak pada penurunan KPMM sebesar 0,48 persen, dari 15,66 persen menjadi 15,18 persen. Angka tersebut masih berada di atas risk appetite Bank Bukopin paling rendah 14 persen,” ucapnya.  

Sepanjang 2020, kinerja Bank Syariah Bukopin memang mengalami tekanan. Bank Syariah Bukopin hingga kuartal III 2020 mencatatkan aset senilai Rp 5,1 triliun. Angka itu menurun dibandingkan posisi aset pada 31 Desember 2019 yang senilai Rp 6,74 triliun.

Sementara itu, pendapatan Bank Syariah Bukopin pada periode tersebut mencapai Rp 283,85 miliar. Angka itu juga turun dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilar Rp 340,93 miliar.

Kinerja laba Bank Syariah Bukopin pun juga masih mengalami tekanan. Laba bersih tahun berjalan Bank Syariah Bukopin hingga kuartal III 2020 tercatat sebesar Rp 647 juta. Angka itu menurun dibandingkan laba periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,56 miliar.

Tingkat pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) bruto mencapai 7,19 persen pada kuartal III 2020. Angka itu meningkat dibandingkan NPF pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 6,14 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat