Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan tentang penemuan sea glider di Jakarta, Senin (4/1). | M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO

Nasional

Sea Glider Dinilai Mengancam Kedaulatan RI

Seaglider dapat digunakan untuk keperluan industri pertahanan.

JAKARTA -- Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai, sulit menyatakan penggunaan sea glider bukan sesuatu yang disengaja bahkan direncanakan. Drone asing tersebut ditemukan seorang nelayan di laut Selayar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. 

Khairul menilai, perangkat tersebut digunakan untuk tujuan buruk. "Siapa pun pemiliknya, menurut saya perangkat tersebut telah digunakan untuk tujuan-tujuan yang buruk, berpotensi merugikan kepentingan nasional dan mengancam kedaulatan kita," kata Fahmi lewat pesan singkat, Selasa (5/1).

Fahmi mengatakan, berbagai pihak menyatakan perangkat itu sangat mirip dengan milik Cina. Seharusnya, kata dia, asal seaglider itu yang harus didalami dan diklarifikasi terlebih dahulu oleh pemerintah. Jika negara atau pihak penggunanya sudah diketahui, pemerintah harus menggunakan saluran diplomatik. 

"Menyampaikan protes dan peringatan keras. Termasuk mengkaji kemungkinan adanya langkah hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat," kata dia. Kemudian, pemerintah dan DPR segera mendiskusikan langkah meningkatkan kemampuan dan menutup celah rawan kelautan Indonesia. 

photo
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) didampingi Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Muda TNI Agung Prasetiawan (kanan), dan Asintel KSAL Laksamana Muda TNI, Angkasa Dipua (kiri) menjelaskan tentang penemuan alat berupa sea glider saat konferensi pers di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, Senin (4/1). - (M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO)

Peneliti Marapi Advisory dan Consulting Bidang Keamanan dan Pertahanan, Beni Sukadis, juga mengingatkan, ada celah tempat persembunyian kapal selam asing yang menjelajahi kedalaman laut Indonesia. Penemuan drone itu, kata dia, mengindikasikan hal tersebut.

"Artinya secara strategis, wilayah Indonesia memiliki arti signifikan bagi negara manapun bagi lalu lintas kapal permukaan maupun bawah permukaan secara militer dan ekonomi," kata Beni, kemarin.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menargetkan waktu satu bulan untuk mengungkap kejelasan benda yang diduga sebagai drone asing di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal). "Bersama-sama dengan kementerian/lembaga terkait, saya beri waktu satu bulan Pak Kapushidros untuk bisa menentukan atau membuka hasilnya biar ada kepastian," ujar Yudo di kantor Pushidrosal, Jakarta Utara, Senin (4/1).

Hingga Senin, TNI belum membongkar alat tersebut. Dia berharap kerja sama dengan berbagai pihak dapat melacak dari mana asal seaglider itu. "Mudah-mudahan nanti bisa kita track poin pertamanya di mana saja, terus arahnya ke mana saja. Tentunya nanti bisa kita cek untuk itu karena, mohon maaf, belum kita bongkar ini," ujar dia.

photo
Spesifikasi Sea Glider Haiyi milik Cina. - (http://www.hisutton.com)

Alat itu diduga unmanned underwater vehicle (UUV) milik Cina. UUV diangkat dari air oleh nelayan setempat pada tanggal 20 Desember, tapi baru dilaporkan ke pihak berwenang enam hari kemudian. Alat itu memiliki panjang 225 sentimeter dengan lebar sayap 50 sentimeter dan antena 93 sentimeter. 

Yudo mengatakan, seaglider tersebut adalah alat riset bawah laut. Namun, juga dapat digunakan untuk keperluan industri, bahkan pertahanan. "Alat ini lebih pada untuk riset, riset bawah laut, karena memang alat ini tidak bisa mendeteksi kapal. Jadi, bukan untuk kegiatan mata-mata dan sebagainya," ujar dia. Menurut dia, pihaknya akan berfokus mengungkap data yang ada dalam alat itu. 

Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, meminta publik tidak berpolemik terkait temuan alat tersebut. Kemenhan menyatakan akan menangani masalah tersebut bersama dengan Mabes TNI, khususnya TNI AL.

"Menhan Prabowo Subianto berharap rakyat Indonesia terus mendukung TNI bekerja keras untuk pertahanan Indonesia dan mari bersama memperkuat pertahanan rakyat semesta untuk memastikan NKRI yang lebih kuat," kata Dahnil, Senin (4/1).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat