Petugas melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di gudang vaksin (cold room) milik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan di Palembang, Senin (4/1). | NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Vaksin Tiba di Daerah

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang didistribusikan PT Bio Farma mulai tiba di daerah-daerah.

SURABAYA -- Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang didistribusikan PT Bio Farma mulai tiba di daerah-daerah. Kendati demikian, penggunaannya masih tetap menunggu izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta fatwa halal Majelis Ulama Indonesia.

Di Jawa Timur, pemerintah provinsi mengumumkan kedatangan 77.760 vaksin Sinovac di gedung Dinas Kesehatan Jawa Timur, Surabaya, Senin (4/1) siang. Vaksin tersebut untuk sementara waktu akan disimpan di ruang dingin milik Dinkes Jatim. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, vaksin Covid-19 tersebut diprioritaskan untuk sumber daya manusia (SDM) kesehatan. Khofifah menyatakan, jika satu orang harus menjalani vaksinasi dua kali, tahap pertama hanya 38.880 SDM kesehatan Jatim yang mendapat jatah vaksin. Jumlah itu hanya mencakupi 19,79 persen dari 196.459 total SDM kesehatan di Jawa Timur.

Terkait kesiapan pelaksanaan vaksinasi, Khofifah menegaskan semua sarana dan prasarana telah disiapkan. Total, saat ini di Jatim sudah ada sebanyak 2.404 tenaga vaksinator yang siap melakukan imunisasi vaksin Covid-19.  Demikian juga, cold chain atau rantai dingin untuk distribusi vaksin telah siap hingga tingkat kabupaten/kota.  

photo
Vaksin dan Nakes di Episentrum - (Republika)

Sementara itu, Jawa Tengah berancang-ancang melakukan vaksinasi Covid-19 pada pekan kedua Januari 2021 ini setelah kedatangan 62.560 dosis vaksin Sinovac, Senin (4/1). Vaksin-vaksin itu disimpan di gudang Dinkes Jawa Tengah, kompleks Kawasan Industri tambak Aji, Kota Semarang.

“Soal vaksin Covid-19 ini proses pendistribusian dari pusat memang bertahap dan alhamdulillah, sudah kita siapkan semuanya, termasuk nanti sistem distribusinya ke daerah sampai ke penerima,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Menurut Ganjar, Pemprov Jateng menghitung total nakes di Jawa Tengah sebanyak 177.784 orang. Artinya, vaksin yang telah diterima tersebut akan diberikan melalui vaksinasi tahap pertama kepada para nakes.

Sebanyak 40.520 dosis vaksin Covid-19 juga tiba di Bandar Lampung, Senin (4/1) dini hari. Vaksin dalam kemasan tersebut disimpan sementara di Dinas Kesehatan Lampung setelah dibawa lewat perjalanan darat menggunakan mobil truk dengan pengawalan ketat aparat keamanan hingga di tempat tujuan. Belum diketahui jumlah dosis vaksin persisnya, tetapi berdasarkan data yang diterima Dinkes Lampung sebanyak 40.520 dosis. 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto menyampaikan, pada 3 Januari 2021, vaksin Sinovac telah dikirimkan ke 14 provinsi, di antaranya Jawa Tengah (62.560 vial), Jawa Timur (77.760), Bali (31.000), Banten (14.560), Bengkulu (20.280), Sumatra Barat (36.920), Lampung (40.520), Riau (20.000), Sumatra Selatan (30.000), Jambi (20.000), Kalimantan Utara (10.680), Papua (14.680), Maluku Utara (7.160), dan Maluku (15.120).

Sementara pada Senin (4/1), vaksin Sinovac dikirimkan ke 18 provinsi, antara lain, DKI Jakarta, Yogyakarta, NTB, Gorontalo, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Selain itu, juga ke Provinsi Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bangka Belitung, Aceh, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Sulawesi Utara. Dan, pengiriman pada Selasa (5/1) akan didistribusikan ke Jawa Barat dan Sulawesi Barat. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (4/1), menyatakan vaksinasi rencananya digelar pertengahan bulan ini alias pekan depan. “Dan, ini tentu menunggu EUA dari BPOM. Dan juga terkait kehalalan," ujar Airlangga dalam keterangan pers di kantor presiden. 

Dalam melakukan kajian EUA, kata Airlangga, BPOM tak hanya menggunakan data sains berdasarkan uji klinis yang dilakukan PT Bio Farma dan Universitas Padjadjaran di Bandung, tetapi juga data serupa yang dimiliki Turki, Brasil, dan Sinovac sendiri. Meski belum difinalisasi, hasil uji klinis di Turki disebut mencapai efikasi mencapai 90 persen, sedangkan di Sao Paulo, Brasil, melampaui 50 persen. 

photo
Gubernur Jawa Tengah meninjau tempat penyimpanan vaksin Covid-19 Sinovac, di gudang Dinkes Provinsi Jawa Tengah, di kawasan industri Tambak Aji, Kota Semarang, Senin (4/1). - (Bowo Pribadi/Istimewa)

"Sedangkan, pemerintah terus siapkan berbagai vaksinasi juga sedang untuk pengadaan, baik AstraZeneca, Pfizer, Novavax, atau GAVI," kata Airlangga. Pemerintah, katanya, meminta masyarakat tetap patuh menjalankan 3M, yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak kendati vaksinasi sudah dilakukan nantinya.

Izin segera terbit

Sementara, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi sinyal bahwa izin penggunaan/edar darurat (EUA/Emergency Use of Authorization) vaksin Covid-19 segera terbit dalam waktu dekat. Juru Bicara Vaksinasi BPOM, Rizka Andalusia mengungkapkan, pihaknya mematok target EUA bisa dirilis sebelum jadwal vaksinasi yang disiapkan pemerintah. 

"Kami berupaya mengevaluasi segera setelah data kami terima. Dan diharapkan, sebelum jadwal pelaksanaan vaksinasi dilakukan, EUA dapat diterbitkan," ujar Rizka dalam keterangan pers di kantor presiden, Senin (4/1) sore. Pemerintah sejauh ini menargetkan, vaksinasi tahap pertama kepada pada tenaga kesehatan bisa dimulai pada pertengahan Januari.

Rizka menyampaikan, penerbitan izin edar darurat akan mengacu pada evaluasi terhadap data dukung keamanan, khasiat, dan mutu vaksin Coronavac produksi Sinovac. Data-data terhadap seluruh aspek tersebut didapat dari penelitian oleh produsen serta data uji klinik, dalam hal ini dilakukan oleh PT Bio Farma dan Universitas Padjadjaran di Bandung. 

photo
Personel Brimob berjaga di dekat truk yang mengangkut vaksin Covid-19 Sinovac di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/1/2021) - (Didik Suhartono/ANTARA FOTO)

Khusus mengenai khasiat, BPOM akan memastikan vaksin Coronavac memenuhi dua parameter, yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelum izin edar darurat diterbitkan. Kedua parameter tersebut adalah efikasi dan imunogenesitas. 

Parameter efikasi, menurut Rizka, merupakan parameter klinis yang diukur berdasarkan persentase penurunan angka kejadian penyakit pada kelompok subjek atau orang yang menerima vaksin, dibandingkan kelompok subjek atau orang yang menerima plasebo pada uji klinis fase III yang dilaksanakan. 

Sementara itu, parameter imunogenesitas merupakan parameter pengganti atau surrogate endpoint alias ukuran efikasi berdasarkan hasil pengukuran kadar antibodi yang terbentuk. Hasil pengukurannya bisa dikenal sebagai IgG, yang bisa terdeteksi setelah orang diberikan suntikan. 

"Setelah kita mendapatkan data-data tersebut, maka dapat diberikan persetujuan penggunaan atau yang kita kenal EUA," kata Rizka. Setelah UEA diberikan, BPOM masih punya tugas penting untuk mengukur tingkat efektivitas vaksin Covid-19, dalam menekan angka penularan. Pengukuran efektivitas dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sejak program vaksinasi dilakukan kepada masyarakat. 

Saat ini, BPOM masih menunggu penyelesaian analisis data uji klinis fase III di Bandung, untuk mengonfirmasi khasiat atau efikasi vaksin Coronavac. Data-data tersebut diperlukan untuk penerbitan persetujuan penggunaan darurat atau EUA. 

Selain data uji klinis yang dilakukan di Bandung, BPOM juga mempertimbangkan hasil uji klinis di negara lain, seperti Brasil dan Turki. Khususnya, menurut Rizka, terkait aplikasi vaksinasi terhadap orang di atas usia 60 tahun yang uji klinisnya dilakukan di Brasil.

Juru bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia menyatakan, pihaknya juga optimistis izin dari BPOM segera terbit. Hal ini, menurut dia, karena berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa efikasi dari vaksin Covid-19 buatan Sinovac ini sudah memenuhi standar minimal, yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Nadia juga menyampaikan bahwa tidak ada kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI), berupa efek samping dari vaksin yang dinilai dengan gejala berat. "Malah bisa dikatakan hampir tidak ada KIPI," katanya dalam keterangan, kemarin.  

Nadia memprediksi program vaksinasi tahap pertama akan mulai bisa dilakukan pada pekan kedua hingga pekan ketiga Januari 2021. Program vaksinasi Covid-19 ditargetkan rampung selama 15 bulan, yang akan berlangsung dalam dua periode dan menyasar 181,5 juta penduduk Indonesia. 

Cegah hoaks 

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani melihat kian marak informasi hoaks terkait vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Untuk itu, ia mendesak segera dirilisnya hasil uji klinis dari vaksin tersebut agar tak meresahkan masyarakat.

"Pemerintah harus segera mengumumkan hasil uji klinis Sinovac secara transparan, akuntabel, dan penuh kejujuran. Jangan ada yang ditutupi apa pun hasil uji klinis tersebut," ujar politikus PKS itu lewat keterangan tertulisnya, Ahad (3/1).

BPOM dan LPOM MUI juga didorong agar segera menyelesaikan pekerjaannya. Sebab, hasil uji klinis dijanjikan selesai dan diumumkan pada Desember 2020 atau Januari 2021. "Segera umumkan tingkat keampuhan, material yang terkandung, efek samping yang mungkin timbul, serta kehalalan vaksin Sinovac dan vaksin lain yang sedang dalam masa uji klinis," ujar Netty.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat