Pendukung milisi pro-Iran memegang poster Jenderal Qassem Soleimani, dalam unjuk rasa di Basra, Iraq, Sabtu (17/10) lalu. | AP/Nabil al-Jurani

Internasional

Iran akan Balas Kematian Soleimani

Iran membalas pembunuhan Soleimani setahun lalu dengan menembakkan roket ke pangkalan militer AS di Irak.

TEHERAN -- Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran Esmail Ghaani mengancam akan membalas kematian Jenderal Qassem Soleimani 'di tanah Amerika Serikat sendiri'. Pernyataan itu disampaikan dalam acara di University of Tehran, Jumat (1/1) lalu.

Acara tersebut digelar untuk mengenang satu tahun pembunuhan Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020 lalu. Acara yang dihadiri banyak orang itu akan digelar selama satu pekan lamanya. "Syuhada Soleimani dibunuh orang laki-laki paling brutal di dunia," kata Ghaani seperti dikutip Middle East Monitor, Sabtu (2/1) lalu.

Ia menyinggung Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan pembunuhan di Baghdad, Irak, tersebut. Soleimani tewas dalam serangan drone di Bandara Internasional Baghdad.

"Saya katakan dengan terus terang jalan pasukan Quds dan perlawanan tidak akan berubah karena kejahatan yang dilakukan Amerika Serikat, bahkan di tanah Anda sendiri, mungkin ada orang yang akan membayar kejahatan ini," kata Ghaani.

photo
Pelayat memanggul peti berisi Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis dalam prosesi penguburan di Masjid Imam Hussein di Karbala, Irak, Sabtu (4/1/2020). - (AP Photo/Khalid Mohammed)

Sejumlah pejabat senior dari otoritas dan organisasi yang selaras dengan Iran dari Irak, Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yaman juga menyampaikan pidato dalam acara tersebut. Mereka termasuk tokoh senior Hizbullah Hashim Safi al-Din, politisi Irak terkemuka, dan Ketua Pasukan Mobilisasi Populer Falih al-Fayyadh, pemimpin Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah, Mufti Agung Suriah Ahmad Badreddin Hassoun, dan utusan Yaman untuk Iran Ibrahim Mohammad Mohammad al-Deilami.

Kepala kehakiman Iran Ebrahim Raisi pun memperbarui janji negara untuk balas dendam yang keras atas kematian Soleimani. Dia mengatakan, Trump tidak boleh percaya bahwa dia akan diselamatkan karena dia adalah presiden. "Tangan pembalasan Ilahi pasti dan balas dendam ini akan dilakukan," kata Raisi. 

Menurut dia, mengusir AS dari wilayah itu hanya akan menjadi salah satu aspeknya. "Mereka yang memiliki peran dalam pembunuhan dan kekejaman ini tidak akan mendapatkan keamanan dan keselamatan di mana pun di Bumi," ujarnya.

Pada Rabu (30/12/2020), baik Raisi maupun juru bicara badan pemeriksaan konstitusional, Dewan Penjaga, mengatakan Iran akan terus mengejar Trump secara hukum setelah masa kepresidenannya berakhir pada 20 Januari mendatang. Iran pun telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Trump dan puluhan lainnya pada Juni tahun lalu.

Permintaan itu kemudian ditolak oleh Interpol karena konstitusi organisasi tidak mengizinkannya untuk campur tangan dalam urusan politik.

Selain upaya mengejar tanggung jawab dari Trump, pada 8 Januari 2020 lalu, Teheran membalas pembunuhan Soleimani dengan menembakkan roket ke pangkalan militer AS di Irak. Serangan tersebut kabarnya menyebabkan ratusan pasukan Amerika mengalami gegar otak. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat