Wanita berfoto dengan latar belakang lambang olimpiade di Odaiba Tokyo pada tahun lalu. | AP Photo/Jae C. Hong

Olahraga

Misi Robot di Olimpiade Tokyo

Jepang menjanjikan pelaksanaan Olimpiade paling inovatif dalam sejarah.

OLEH AGUNG SASONGKO 

Hitung mundur Olimpiade pada sebuah jam raksasa di Tokyo hanya mampu bertahan hingga angka 112 hari tersisa menjelang pembukaan pesta empat tahunan itu. Pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 diputuskan mundur setahun dari jadwal semula. Pandemi Covid-19 yang muncul sejak awal tahun 2020 mengubah semuanya.

Seluruh agenda olahraga dunia tak jauh dari kata dibatalkan atau ditunda. Jika berjalan sesuai rencana, tahun 2021 dapat dipastikan bakal dipadati agenda olahraga internasional, sekaligus diharapkan menjadi momentum kebangkitan olahraga yang tiarap sejak Maret 2020 akibat pandemi. Olimpiade, IOC, dan Jepang bakal menjadi sorotan dalam hal ini. 

Sekitar 57 tahun silam, dunia dibuat kagum dengan kemampuan Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas pada tahun 1964. Rangkaian inovasi dipamerkan. Negara yang kalah pada Perang Dunia II itu coba memperlihatkan wajah barunya. Negeri Matahari Terbit mengawalinya dengan menampilkan Yoshinori Sakai, pemuda berusia 19 tahun yang berlari membawa api Olimpiade ke Stadion Nasional Tokyo pada 10 Oktober 1964. Kehadiran sosok Sakai seakan menjadi penggambaran Jepang yang baru.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, Tokyo kembali menjadi tuan rumah Olimpiade. Pada pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2021, Jepang menjanjikan pelaksanaan Olimpiade paling inovatif dalam sejarah. Implementasi janji itu salah satunya terepresentasikan dalam wujud sebuah robot. Kehadiran robot itu merupakan bagian dari proyek ambisius Jepang melalui Proyek Robot Tokyo 2020.

Dalam beberapa dekade terakhir, Jepang begitu serius mengembangkan teknologi robot. Investasi besar disuntikkan.BBC melansir, total 100 miliar yen atau 100 juta dolar digelontorkan untuk memperlihatkan robot-robot yang dilahirkan di Jepang kepada dunia. Mengapa robot?

Sebuah artikel yang dimuat BBC menggambarkan betapa pentingnya peran robot bagi masyarakat Jepang yang mendewakan otomatisasi dalam kehidupan sehari-harinya. Meroketnya industri otomotif di Jepang turut mendorong hal tersebut. Kebutuhan akan tenaga kerja menjadi awalan. Pada akhirnya sektor-sektor lainnya, seperti kesehatan, manufaktur, dan lainnya juga membutuhkan bantuan para robot. 

Oleh karena itu, Jepang yakin Olimpiade Tokyo merupakan momentum tepat untuk kembali mendengungkan kemampuannya mengembangkan teknologi robot. Nyatanya, Jepang kini harus berhadapan dengan AS dan Cina, bahkan Korea Selatan yang lebih dominan dalam penerapan teknologi robot dalam industri maupun rumah tangga.   

Di Olimpiade, Jepang akan memperkenalkan robot yang bertugas membantu panitia dan peserta selama pesta olahraga itu berlangsung. Robot tersebut adalah Human Support Robot (HSR) dan Delivery Support Robot (DSR). Keduanya dibuat oleh Toyota. Menurut rencana, ada 16 robot yang bakal ditugaskan di arena Olimpiade.

Nantinya mereka akan membantu mengarahkan para penonton menuju lokasi tempat duduk, menyebarkan informasi seputar Olimpiade, serta membawa makanan dan minuman. Kabarnya,pengembangan terus dilakukan agar robot tersebut dapat menjalani peran lebih luas lagi dibandingkan dengan pendahulunya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Tokyo Olympics 2020 (tokyo.olympics.2020)

Segaris lurus, Miraitowa yang menjadi salah satu maskot Olimpiade seolah menegaskan perubahan tersebut. Pesan perubahan yang dahulu dibawa oleh Sakai sekitar 56 tahun silam kini dilanjutkan Miraitowa. Mirai memiliki arti ‘masa depan’, sedangkan towa berarti ‘keabadian’. Kedua arti tersebut dihubungkan bersama yang bermakna masa depan yang penuh dengan harapan di hati semua orang di dunia. 

Inilah pandangan positif dan optimisme Jepang soal robot. Satu ide yang mungkin akan memunculkan pertanyaan besar pada masa depan. Memang, jalan menuju pengembangan mendalam soal robot masih panjang. Masih banyak kerumitan yang belum menemukan jawabannya. Bisa jadi, penampilan robot di Olimpiade tahun ini akan memberikan gambaran kepada Anda bagaimana perkembangan itu terjadi di masa depan. 

Perkembangannya akan sejalan dengan perkembangan teknologi lain, semisal ponsel. Kehadiran virtual assistant seperti Siri di perangkat Iphone atau Google Assistant di perangkat Android menjadi contohnya. Pesan suara yang awalnya memiliki tugas sederhana kini bisa menerjemahkan apa yang Anda ingin cari. Tak menutup kemungkinan fungsinya terus bertambah seiring waktu.

photo
Cheerleader tampil membuka pertandingan basket dalam olimpiade Jepang 2020 - (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat