Pengendara melintas Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, Senin (28/12). Penggunaan rumah sakit itu dilakukan sebab kapasitas rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Yogyakarta kritis. | Wihdan Hidayat / Republika

Kabar Utama

Kapasitas ICU Menipis, Daerah Kewalahan

Keterisian ruang isolasi dan ICU di beberapa provinsi melampaui batas aman.

JAKARTA -- Ketersediaan ruang isolasi dan intensive care unit (ICU) untuk merawat pasien Covid-19 di berbagai daerah kian menipis. Bahkan, ada rumah sakit (RS) yang telah terisi penuh.

Akibat membeludaknya pasien Covid-19, pemerintah daerah harus menambah fasilitas tempat isolasi dan perawatan. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, misalnya, sedang menyiapkan salah satu gedung di Solo Techno Park (STP) untuk menjadi rumah sakit darurat (RSD) khusus pasien Covid-19 bergejala. Sebab, rumah sakit milik Pemkot Solo sudah dipenuhi pasien Covid-19.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, sebagian besar ruang di RSUD Ngipang dan RSUD Bung Karno sudah dipakai untuk penanganan pasien Covid-19. Kapasitas RSUD Bung Karno sudah terisi 80 persen. "Makanya kami mau persiapan membuat rumah sakit darurat di Solo Techno Park," katanya kepada wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (29/12).

photo
Gambaran keterisian ICU di Indonesia. - (Kementerian Kesehatan)

Ia mengatakan, gedung di STP bisa menampung sekitar 200 pasien. RSD tersebut direncanakan tidak hanya menerima warga Solo, tetapi juga warga sekitar Solo. Terkait dengan tenaga kesehatan yang akan melayani pasien di RSD, Pemkot Solo akan melakukan rekrutmen yang memprioritaskan perawat atau dokter yang sudah memiliki surat tanda registrasi (STR).

Hingga Senin (28/12), jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi positif di Solo telah mencapai 4.546 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 240 orang meninggal dunia.

Di Jawa Timur, RSUD Kabupaten Sidoarjo untuk sementara tidak bisa lagi menampung pasien Covid-19. Sebab, 205 tempat tidur yang tersedia telah terisi seluruhnya. Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan pada Senin (28/12) mengatakan, pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut kepada Satuan Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo.

Ia menjelaskan, pada September dan awal Oktober, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat rata-rata 60 hingga 70 pasien per hari. Namun, pada akhir November-Desember, jumlah pasien mengalami kenaikan cukup tinggi.

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Bekasi juga semakin menipis. Per Selasa (29/12), tingkat keterisian tempat tidur isolasi pasien telah mencapai 1.278 dari 1.589 tempat tidur atau lebih dari 80 persen.

Menurut Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Rina Octavia, tempat tidur isolasi yang kosong hanya tersisa 124 kasur. Sedangkan, fasilitas ICU hanya tersisa delapan unit. RSD yang dimiliki Kota Bekasi, yaitu di Stadion Patriot Candrabhaga, juga hanya memiliki sisa enam tempat tidur.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi Eko Nugroho mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi RS swasta sudah mencapai 91 persen. Dari 1.415 kasur yang dimiliki Kota Bekasi, yang tersisa hanya 136 kasur. “Praktis hanya tersisa 9 persen dari daya tampung yang ada,” kata Eko.

photo
Kondisi ruang isolasi di Indonesia. - (Kementerian Kesehatan)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat bahwa kondisi ketersediaan ruang isolasi dan ICU bisa memburuk apabila masyarakat tidak menahan mobilitas pada masa libur akhir tahun. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kondisi keterisian ruang isolasi dan ICU di beberapa provinsi dengan risiko penularan Covid-19 tertinggi telah melampaui batas aman 70 persen per 13 Desember 2020. DKI Jakarta, misalnya, mencatatkan angka keterisian tempat tidur isolasi mencapai 85 persen

Budi menyampaikan, peringatan ini ia sampaikan agar masyarakat menyadari risiko yang dihadapi apabila tetap bepergian atau berlibur selama masa pandemi. Berdasarkan pengalaman pada tiga periode libur panjang sebelumnya, Indonesia selalu mengalami lonjakan pasien Covid-19.

"Setelah beberapa liburan panjang yang terakhir, selalu terlihat ada lonjakan dari infeksi virus. Antara 30-40 persen lonjakannya," kata Budi dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (29/12). 

Untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus, Budi menekankan pemerintah daerah untuk memperkuat koordinasi. Pemda diminta secara rutin berkoordinasi dengan pusat terkait kecukupan tempat tidur isolasi, ICU, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan obat dan alat pelindung diri (APD). 

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata dia, lonjakan kasus akan terjadi pada 10-14 hari sesudah liburan selesai. "Jadi, kalau liburan selesai di 1-2 Januari, ini akan terjadi sekitar 16-18 Januari," katanya.

 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, persentase penggunaan tempat isolasi secara nasional telah mencapai 62,63 persen dan penggunaan kamar ICU mencapai 55,6 persen per Ahad (27/12).

Wiku mengatakan, pemerintah daerah telah mengambil sejumlah kebijakan antisipasi menghadapi kondisi ini. Salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran kepada dinas kesehatan di daerah dan direktur rumah sakit mengenai penambahan kapasitas ruang isolasi dan ICU sebesar 30-40 persen dari total jumlah tempat tidur yang ada.

Tambahan Nakes

Lonjakan pasien Covid-19 tak hanya membutuhkan penambahan fasilitas ruang isolasi dan ICU. Tambahan tenaga kesehatan (nakes) juga menjadi kebutuhan yang mendesak. Sejumlah pemerintah daerah (pemda) pun telah mengajukan tambahan nakes kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Penambahan nakes salah satunya dilakukan Pemprov Jawa Timur. Menurut Staf Ahli Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, ada beberapa nakes yang baru direkrut Jatim. Nakes tersebut difokuskan untuk bertugas di rumah sakit darurat (RSD) lapangan di Malang dan Jember.

"Sementara ini, tenaga-tenaga baru ini kita tambahkan di rumah sakit lapangan karena kan banyak (penambahan pasiennya) bisa ratusan," kata Jibril kepada Republika, Selasa (29/12).

Jibril mengungkapkan, sekitar 85 persen tenaga medis di 145 RS Covid-19 di Jatim terjangkit virus tersebut. Ia menegaskan, RS rujukan Covid-19 yang membutuhkan nakes tambahan, bisa mengajukan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk merekrut tenaga kesehatan yang saat ini, belum terlibat menangani pasien Covid-19.

Jibril menjabarkan, di Jatim terdapat sekitar 3.675 dokter umum. Sedangkan yang saat ini terlibat penanganan Covid-19 baru 1.903 dokter. Jatim juga memiliki 380 dokter paru dan yang terlibat merawat pasien Covid-19 baru 241 dokter. "Rumah sakit tinggal menghitung kebutuhannya berapa. Nanti didiskusikan ke Dinkes kabupaten/kota masing-masing kalau memang butuh bantuan," ujar Jibril.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengupayakan penambahan nakes. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria pada Senin (28/12) mengatakan, jumlah tambahan nakes yang disiapkan mencapai lebih dari 2.000 orang.

"Kami baru-baru ini sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan, terkait adanya perlu penambahan 2.767 tenaga kesehatan," ujar pria yang akrab disapa Ariza. Saat ini, jumlah nakes di DKI berjumlah sekitar 40 ribu nakes. Ariza mengatakan, Pemprov DKI akan terus meningkatkan kapasitas SDM sesuai kebutuhan.

Selain menambah nakes, Pemprov DKI bakal menambah jumlah rumah sakit, ruang isolasi, ruang ICU, laboratorium, serta tempat tidur. "Maka kami selalu melakukan pemantauan, pengawasan, evaluasi, mengantisipasi untuk memastikan agar semua fasilitas sarana dan prasarana sesuai kebutuhan," kata dia.

Penambahan kapasitas faskes untuk perawatan Covid-19 sedang menjadi fokus banyak pemerintah daerah. Ini karena tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di berbagai daerah telah melampaui batas aman 70 persen.

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengakui, tingkat keterisian RS rujukan Covid-19 di Jabar per Ahad (27/12) mencapai 78,53 persen. Untuk menambah kapasitas, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar dibantu Kodam III/Siliwangi akan menggunakan Asrama Secapa AD Hegarmanah, Wisma Atlet Gunung Bohong, Dodik Belanegara Lembang, Asrama Haji Embarkasi Bekasi, LAN RI, dan fasilitas TNI wilayah priangan timur sebagai pusat isolasi.

"Rumah sakit sudah mulai agak penuh. Oleh karena itu, kami sudah menyiapkan enam gedung (untuk isolasi), tapi kami berdoa mudah-mudahan tidak perlu digunakan,” kata Emil.

Terkait penanganan Covid-19, Emil mengeklaim, beberapa indikator penanganan di Jabar lebih baik dari nasional. Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar per 27 Desember mencapai 83,38 persen. Angka tersebut berada di atas rata-rata tingkat kesembuhan nasional, yakni 81,8 persen. Sedangkan kasus meninggal pasien Covid-19 di Jabar sebesar 1,45 persen. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata kasus nasional yang mencapai 2,9 persen.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengapresiasi langkah Pemprov Jabar dalam memperkuat RS rujukan Covid-19 pusat isolasi nonrumah sakit. “Tingkat keterisian tempat tidur RS untuk Jawa Barat secara umum, sudah di atas 78 persen dan angka ini tentu harus menjadi perhatian kita semua, terutama dari pemerintah pusat," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat