Presiden Joko Widodo (tengah) menerbangkan pesawat kertas dalam Pemberian Nama Pesawat N219 di Base Ops, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 2017 lalu. | ANTARA FOTO

Kabar Utama

N-219 Nurtanio Resmi dapat Sertifikasi

Pesawat N-219 karya anak bangsa telah menyelesaikan seluruh rangkaian uji sertifikasi.

BANDUNG -- Pesawat N-219, karya anak bangsa yang merupakan hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), saat ini telah menyelesaikan seluruh rangkaian pengujian sertifikasi. Type certificate tersebut dikeluarkan otoritas kelaikudaraan sipil, yakni Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI.

“Kami mengapresiasi tersertifikasinya pesawat N-219 yang merupakan karya anak bangsa,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pernyataannya, Senin (28/12).

Pesawat N-219 adalah pesawat udara kategori komuter, high-wing monoplane dengan mid tail empennage, unpressurised cabin berkapasitas maksimum 19 penumpang. Pesawat itu juga memiliki roda pendarat fuselage mounted non-retractable tricycle.

Selain itu, pesawat tersebut memiliki dua mesin turboprop PT6A-42 dengan empat bilah baling-baling Hartzell. N-219 juga dilengkapi sistem navigasi komunikasi Garmin 1000 Next Generation. Pesawat N-219 pada akhirnya mendapatkan sertifikat setelah menjalani proses sertifikasi selama hampir tujuh tahun.

photo
Pesawat N219 terparkir di Bandara Halim Perdanakusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, di Jakarta, 2017 lalu. Jokowi memberi nama persawat tersebut Nurtanio yang diambil dari nama Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo, untuk pesawat tersebut - (Republika/Mahmud Muhyidin)

Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Gita Amperiawan memaparkan, secara total dua purwarupa N-219 menyelesaikan 393 flight cycle dan 451 jam terbang dalam proses sertifikasi ini.

"Proses sertifikasi merupakan proses terpenting untuk menjamin keamanan dan keselamatan mengingat pesawat tersebut ke depannya akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum," kata Gita.

Sebagaimana hasil pengujian DKPPU, pesawat N-219 dinyatakan telah memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category).

Pengembangan pesawat N-219 dimulai pada 2014 untuk tahap desain dan aplikasi type certificate. Dilanjutkan dengan pembuatan prototipe pesawat pertama pada 2016 dan purwarupa pesawat kedua pada 2017 bersamaan dengan proses integrasi sistem.

Pada tahun tersebut merupakan awal mula proses pengujian untuk sertifikasi. Hingga akhirnya pada 2020 berhasil memperoleh sertifikasi, untuk selanjutnya direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada 2021.

Dengan selesainya sertifikasi, pesawat N-219 diharapkan dapat menjadi awal dari kebangkitan kembali industri dirgantara Indonesia. Selanjutnya, diharapkan dapat membantu mengisi kebutuhan penerbangan konektivitas dan perintis di pelosok Indonesia dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih merata.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, proses sertifikasi pesawat N-219 terbilang panjang dan rumit. Meski begitu, menurut Elfien, hal ini akan menjadi kebanggaan bagi Indonesia karena untuk pertama kali berhasil menyelesaikan sertifikasi dari pesawat yang sepenuhnya merupakan hasil karya anak bangsa.

Selain itu, merupakan sebuah prestasi pertama dan luar biasa bagi PTDI dan DKPPU untuk dapat menyelesaikan evaluasi dan tes bagi produk pesawat terbang nasional dengan kompleksitas sebesar ini.

photo
Pekerja menyelesaikan pembuatan rangka badan pesawat di Hanggar N219 PTDI, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/12/2018). - (ANTARA FOTO)

“Ini akan menjadi titik awal kebangkitan PTDI dan saya yakin kelak akan menjadi kebanggaan bagi bangsa dan negara Indonesia," kata dia. Adapun untuk nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat N-219 berdasarkan hasil assessment oleh PT Surveyor Indonesia tahun 2019 adalah sebesar 44,69 persen.

PTDI menyatakan akan melibatkan berbagai industri komponen dalam negeri dan akan terus berupaya meningkatkan nilai TKDN pesawat N-219 hingga mencapai lebih dari 50 persen. Dengan begitu, manfaat dari mengembangkan produk pesawat nasional dapat dimaksimalkan dan disebarkan pada industri UKM Nasional.

Produksi awal pesawat N-219 akan dibuat empat unit dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia. Selanjutnya, PTDI akan melakukan peningkatan fasilitas produksi dengan sistem produksi modern pada manufacturing sehingga secara bertahap kemampuan keluaran produksi akan terus dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Pesawat N-219 pada nantinya juga akan terdapat versi pesawat amfibi yang dapat lepas landas di permukaan air. Saat ini, pengembangan pesawat amfibi itu sedang dalam tahapan preliminary design, untuk kemudian dilanjutkan ke tahapan pengujian struktur dan purwarupa, pengembangan tes penerbangan, dan ditargetkan dapat diperoleh ATC Award pada 2024.

Pada 16 Agustus 2017, pesawat N-219 telah melakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo.

Menhub Budi Karya Sumadi menyatakan, pihaknya berencana memesan pesawat N-219 untuk keperluan kalibrasi fasilitas penerbangan dan memenuhi kebutuhan untuk menjangkau daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan. "Selain untuk kalibrasi fasilitas penerbangan dan kebutuhan daerah 3TP, juga akan digunakan untuk angkutan perintis," ujar Budi Karya. 

Hal tersebut disampaikan Menhub setelah menyaksikan Kemenhub secara resmi menyerahkan sertifikat tipe pesawat N-219. Menhub mengapresiasi tersertifikasinya pesawat N-219 yang merupakan karya anak bangsa.

Selesainya proses sertifikasi tipe diharapkan menjadi tonggak bersejarah kebangkitan industri rancang bangun pesawat udara di Indonesia setelah era pengembangan pesawat buatan anak bangsa N-250 sekitar 30 tahun lalu yang diprakarsai oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie.

photo
Seorang pilot menjelaskan tentang pesawat jenis N-219 kepada siswa saat Open Base Lanud Adi Soemarmo 2019 di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/9/2019). - (ANTARA FOTO)

"Saya berharap pencapaian ini dapat menjadi motivasi PT Dirgantara Indonesia untuk terus berinovasi karena masih diperlukan penyempurnaan teknis pada pesawat generasi selanjutnya sehingga bisa bersaing dengan pesawat buatan luar negeri dan mempunyai daya jual yang tinggi," katanya.

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto menjelaskan, sertifikasi terhadap pesawat udara model N-219 dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Udara sejak Februari 2014. Sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 21 atau Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 21, masa sertifikasi berlaku selama 3 tahun. Ditjen Perhubungan Udara telah memberikan 2 (dua) kali izin perpanjangan pada 8 Februari 2017 dan 11 Februari 2020.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat