Sejumlah warga bergotong royong menaikan lambang negara Garuda Pancasila saat membangun gapura HUT Republik Indonesia di Urutsewu, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (2/8). | ANTARA FOTO

Opini

Lagu ‘Indonesia Raya’ dan Pancasila

Visi yang ingin dicapai pada Lagu ‘Indonesia Raya’ adalah menjadi pandunya dunia.

 

RADEN UMAR HASAN SAPUTRA; Penulis Buku Adakah Yang Lebih Baik Dari Pancasila

Bukan manusia namanya bila dalam hidupnya tidak memiliki visi yang ingin dia capai. Saat ini terlalu banyak manusia yang hidupnya gagal dan tidak berarti. Hanya satu masalahnya. Dia tidak tahu apa yang menjadi visi atau apa yang ingin dia capai dalam hidupnya.

 Bagaimana mungkin manusia dapat mencapai sesuatu, sementara sesuatu itu tidak pernah dia ketahui. Manusia tidak harus tahu pasti akan menjadi apa dirinya nanti. Namun, dia harus tahu pasti ingin menjadi apa dirinya nanti.

Falsafah dasar "hidup" dari seorang manusia, sebuah organisasi atau sebuah negara sama saja. Mereka semua harus mempunyai visi. Bukan negara namanya bila tidak memiliki visi. Karena negara adalah kumpulan dari manusia maka visi suatu negara harus diketahui oleh seluruh manusia di dalamnya.

 
Ketika negara sudah memiliki visi maka tidak boleh lagi ada visi lain di negara tersebut. Apalagi itu mengatasnamakan negara. 
 
 

Dia harus berada di dalam hati atau alam bawah sadar sehingga menjadi visi pribadi masing-masing mereka untuk negaranya. Ketika ini sudah terjadi, saya yakin visi negara pasti dicapai.

Ketika negara sudah memiliki visi maka tidak boleh lagi ada visi lain di negara tersebut. Apalagi itu mengatasnamakan negara. Walaupun itu dari presidennya sendiri. 

Yang boleh punya visi hanyalah negara. Bukan pemimpin negara. Seluruh yang ada di dalam negara adalah kekuatan atau alat untuk mewujudkan visi negara. Inilah falsafah dasar organisasi walaupun itu berbentuk negara.

Apakah negara bangsa Indonesia memiliki visi? Tentu. Patut saya sampaikan bahwa visi negara bangsa ini adalah visi terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Visi tersebut pun telah ditempatkan pada tempat yang sangat strategis. Dia telah ada ketika negara ini didirikan. Dia pun ditempatkan pada lagu kebangsaannya ketika negara ini merdeka.

Meskipun secara de jure negara ini didirikan pada 17 Agustus 1945, secara de facto sesungguhnya negara ini telah berdiri sejak 28 Oktober 1928. Hakikat pembentukan sebuah negara adalah persatuan. Hakikat pembentukan sebuah negara adalah pembauran. Keduanya telah bangsa ini lakukan pada 28 Oktober 1928. Persatuan dalam keberagaman atau unity in diversity.

Pada tanggal tersebut pun, WR Supratman memperdengarkan lagu ‘Indonesia Raya’. Akhirnya, ketika negara ini telah merdeka, lagu ini dikukuhkan sebagai lagu kebangsaan.

Apakah ini suatu kebetulan? Tentu tidak. Di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan dan tujuan. Demikian juga, dengan lagu ‘Indonesia Raya’.

 
Menjadi pandunya dunia atau menjadi pengayomnya dunia. Inilah visi yang dimiliki negara bangsa ini. 
 
 

Mari kita perhatikan salah satu bait lagu ini, “Di sanalah aku berdiri, jadi pandu Ibuku”. Lagu ini dibuat pada 1928. Kata “di sanalah” menunjukkan bahwa ada visi yang ingin dicapai dari lagu tersebut yang posisinya masih "di sana". Apa yang ingin dicapai tersebut? Menjadi pandu Ibu Pertiwi.

Ibu pertiwi adalah kata yang ada pada bahasa Indonesia dan Malaysia. Kata ini merupakan terjemahan dari mother land, yang berarti dunia. Jadi sebenarnya, kata ibu pertiwi itu berarti dunia, bukan hanya Indonesia.

Dengan kata lain, visi yang ingin dicapai pada lagu ‘Indonesia Raya’ adalah menjadi pandunya dunia. Ketika lagu ini telah menjadi lagu kebangsaan, otomatis visi yang ada di dalamnya menjadi visi dari negara bangsa ini.

Menjadi pandunya dunia atau menjadi pengayomnya dunia. Inilah visi yang dimiliki negara bangsa ini. Itulah sebabnya saya menyatakan bahwa inilah visi terbesar dalam sejarah peradaban manusia.

Masalahnya adalah bagaimana caranya agar visi ini diketahui oleh manusia-manusia yang hidup di dalam negara ini? Jawabannya sederhana.

Jelaskan kepada mereka tentang makna lagu kebangsaannya. Wajibkan dalam berbagai kegiatan lagu ini dinyanyikan atau diperdengarkan. Dengan seringnya dilakukan, dia akan masuk ke alam bawah sadar sehingga otomatis akan menjadi visi mereka semua.

Inilah cara pertama dan utama yang harus dilakukan agar negara ini berjaya. Indonesia yang menjadi pandunya dunia. Indonesia yang menjadi pengayomnya dunia. Dan Indonesia yang menjadi pusat dan pusarannya dunia.

Dengan keyakinan yang saya pastikan akan melebihi segala keraguan yang ada, saya yakin kejayaan dunia atau kesempurnaan peradaban manusia akan muncul dari negara bangsa ini.

Dengan kuasanya, Yang Mahakuasa telah membuat negara ini memiliki cita-cita yang sangat besar. Belum lagi posisinya pun berada di dalam lagu kebangsaan sehingga dengan mudah, dia dapat masuk ke dalam hati rakyatnya ketika mereka sudah mengerti dan lagu ini sering dinyanyikan atau diperdengarkan.

Cara untuk mencapai visi disebut dengan misi. Misi yang dimaksud untuk negara ini pun telah ada, namanya Pancasila. Terlepas saat ini dia disebut sebagai ideologi negara, tapi yang pasti posisi Pancasila adalah cara, ajaran, atau misi yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang ada di dalam lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’, yakni menjadi pandunya dunia.

Ketika Bung Karno sebagai pencetus Pancasila menyatakan bahwa Pancasila adalah suatu ajaran, sebagaimana agama pun suatu ajaran maka itu mutlak benarnya. Pancasila adalah ajaran untuk dunia. Untuk mencapai kesempurnaan peradaban manusia. Pancasila adalah panduan untuk mencapai itu semua.

Pada 2017, saya telah menulis buku yang berjudul Adakah yang lebih baik dari Pancasila?. Di dalamnya, kita akan melihat bahwa sebagaimana agama sebagai ajaran Tuhan, Pancasila pun ajaran Tuhan.

Pancasila adalah ajaran Tuhan untuk membentuk suatu negara. Pancasila adalah ajaran Tuhan untuk mencapai kesempurnaan peradaban manusia. Tuhan akan hadir menjaga dan membela Pancasila. Sejarah telah mencatat, Tuhan telah mengempaskan siapa pun dia yang mengganggu Pancasila. Baik dia mengatasnamakan agama maupun bukan agama.

Tuhan akan terus melakukan itu sampai apa yang menjadi tujuan-Nya tercapai. Membentuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh penduduk bumi. Dan alat untuk mencapai itu telah Dia titipkan kepada negara bangsa ini, yakni lagu ‘Indonesia Raya’ dan Pancasila.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat