
Nasional
Rumah Sakit Mulai tak Terima Pasien Tanpa Gejala
Beberapa rumah sakit memutuskan tak melayani pasien berstatus orang tanpa gejala.
JAKARTA -- Pertambahan kasus harian Covid-19 yang terus meningkat membuat keterisian rumah sakit di sejumlah daerah berada dalam situasi mengkhawatirkan. Beberapa rumah sakit pun memutuskan untuk tidak melayani pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) karena lebih memprioritaskan yang bergejala.
Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, merupakan salah satu yang tak lagi bisa menerima pasien berstatus OTG. Langkah itu diambil karena kapasitas tempat perawatan untuk pasien bergejala sudah hampir penuh dan itu pun sudah menggunakan tower yang semestinya digunakan untuk pasien OTG.
“Sudah dari Sabtu (19/12) (tidak terima pasien OTG). Karena kita Tower IV, VI, dan VII yang untuk bergejala itu sudah di atas 75 persen,” kata Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet, Letkol Laut Muhammad Arifin, kepada Republika, Senin (21/12).
Arifin mengatakan, kondisi itu membuat pihaknya harus membuka tower lain untuk pasien bergejala yang membutuhkan perawatan. Tower V yang pada mulanya untuk pasien OTG kini digunakan untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala.

Pasien OTG dipersilakan untuk mencari tempat isolasi ke tempat-tempat lain yang memang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat lainnya.
“Puskesmas sudah saya share, di sini tidak menerima OTG. (Bisa) ke Tower VIII sana di Lademangan atau ke hotel-hotel yang sudah disediakan,” kata dia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, persentase pertambahan total kasus terkonfirmasi positif menunjukkan tren kenaikan selama empat pekan terakhir. Per Ahad (20/12), total kasus baru meningkat 13,3 persen dibandingkan dua pekan sebelumnya.
“Kami mencatat bahwa kenaikan persentase kasus terkonfirmasi positif signifikan mulai terjadi sejak pertengahan bulan November dan kini stabil di angka 13 persen,” kata Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti.
Persentase keterpakaian tempat tidur isolasi harian (ruang rawat inap) maupun ruang ICU di 98 RS rujukan Covid-19 di Jakarta juga meningkat selama empat pekan terakhir. Dari 6.663 tempat tidur isolasi, kini sudah ditempati sebanyak 5.691 pasien. “Artinya, kapasitasnya sudah mencapai 85 persen,” kata Widyastuti.

Begitu pula kondisi ruang ICU. Dari 907 yang tersedia, kini sudah terisi 722 atau 80 persen sudah terisi. Widyastuti mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah ruang isolasi dan ICU sesuai Instruksi Gubernur Nomor 55 Tahun 2020. Peningkatan kapasitas bakal diiringi peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan.
Di Bandung, Jawa Barat, Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung, Taat Tagore, mengatakan, eskalasi permintaan tempat tidur pada ruang isolasi Covid-19 terus mengalami peningkatan. Saat ini keterisian tempat tidur mencapai 80 persen lebih dari yang disediakan. “Setiap jam masuk lagi (pasien Covid-19), cepat banget,” kata dia.
Setiap jam masuk lagi (pasien Covid-19), cepat banget.
Taat melanjutkan, pasien Covid-19 yang masuk ke RSKIA relatif masih tinggi setiap hari dan beberapa di antaranya dalam kondisi kesehatan dengan gejala yang sudah berat. Dibandingkan dengan awal pandemi Covid-19, saat ini permintaan tempat tidur untuk pasien lebih banyak.
Namun, menurut dia, banyak pasien yang tanpa gejala (OTG). “Yang boleh masuk (ke RSKIA) dengan gejala. OTG silakan isolasi mandiri atau di hotel,” ujar dia.
Dinkes Kota Bandung mengungkapkan, kasus kematian akibat Covid-19 mengalami peningkatan signifikan. Pada satu bulan terakhir, pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kota Bandung terdapat sebanyak 40 orang yang tersebar di berbagai tempat.
“Ya (meningkat), dalam sebulan nambah 40 orang,” ujar Kepala Dinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanegara.
Dia melanjutkan, tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan mencapai 90,93 persen.
Sementara, jumlah ruang ICU untuk pasien Covid-19 di Kota Bekasi tersisa sembilan kasur pada Senin (21/12). Angka ini mengkhawatirkan sebab pihak rumah sakit maupun pemerintah kota belum dapat menambah jumlah kapasitas ICU.
Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Rina Octavia menuturkan, saat ini jumlah keterisian kasur di fasilitas isolasi telah mencapai 80,94 persen. “Ada 1.285 tempat tidur yang terpakai, di RS se-Kota Bekasi 80,94 persen dan yang kosong 304 tempat tidur,” ujar dia.
Ada 1.285 tempat tidur yang terpakai, di RS se-Kota Bekasi 80,94 persen dan yang kosong 304 tempat tidur.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Eko Nugroho mengatakan, rumah sakit swasta masih dapat menyanggupi pasien Covid-19. Namun, hal itu tidak bisa menjadi jaminan akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Ketidaksanggupan menambah jumlah kapasitas ini bukan karena tak didukungnya fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit swasta. “Sebetulnya mudah bagi RS untuk mengubah layanan perawatan biasa menjadi perawatan Covid-19. Namun, yang susah adalah menambah tenaga kesehatannya,” ujar Eko.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.